Pelari Maraton Rentan Alami Hiponatremia, Ini Alasannya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   15 Mei 2019
Pelari Maraton Rentan Alami Hiponatremia, Ini AlasannyaPelari Maraton Rentan Alami Hiponatremia, Ini Alasannya

Halodoc, Jakarta – Pernah mendengar tentang minuman isotonik? Jenis minuman ini diketahui sangat baik dikonsumsi setelah berolahraga karena bisa menggantikan elektrolit dalam tubuh yang hilang. Nyatanya, menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh memang penting agar tubuh tetap fit dan terhindar dari masalah kesehatan.

Nah, salah satu kondisi gangguan elektrolit yang perlu diwaspadai adalah hiponatremia. Kondisi ini paling sering terjadi pada pelari maraton. Kok bisa? Simak penjelasannya di sini.

Baca juga: 5 Peranan Penting Elektrolit Bagi Tubuh yang Wajib Diketahui

Apa Itu Hiponatremia?

Hiponatremia adalah kondisi gangguan elektrolit yang terjadi karena kadar natrium (sodium) dalam darah lebih rendah dari batas normal. Natrium memiliki sejumlah fungsi penting dalam tubuh kita, di antaranya mengendalikan kadar air dalam tubuh, menjaga tekanan darah, serta mengatur sistem saraf dan kinerja otot.

Kondisi ini sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja, tapi paling sering dialami oleh pelari maraton. Pasalnya, pelari maraton cenderung minum air dalam jumlah yang banyak saat berolahraga. Ini justru bisa menyebabkan kadar natrium dalam darah menurun. Akibatnya, pelari maraton sangat rentan mengalami hiponatremia.

Tidak hanya pelari maraton saja, bayi dan lansia pun berisiko lebih tinggi mengalami hiponatremia, karena kedua kelompok usia ini kurang bisa mengungkapkan rasa haus dan juga kurang bisa mengendalikan asupan cairan tubuh.

Selain itu, orang yang rutin mengonsumsi obat-obatan, seperti antidepresan dan analgesik juga berisiko kekurangan natrium, karena obat tersebut bersifat diuretik, yang memicu untuk buang air kecil secara berlebihan. Penyakit ginjal, syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH), ataupun gagal jantung juga bisa memicu terjadinya hiponatremia.

Gejala Hiponatremia

Jadi, bila kamu memiliki faktor risiko hiponatremia, penting bagi kamu untuk mengetahui gejala-gejala dari kondisi gangguan elektrolit tersebut. Gejala hiponatremia bisa berbeda-beda pada tiap pengidap. Bila kadar natrium dalam tubuh menurun secara bertahap, kamu mungkin tidak akan merasakan gejala apa pun. Namun, bila kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang muncul bisa berbahaya. Beberapa gejala yang biasanya dialami pengidap hiponatremia, yaitu:

  • Sakit kepala
  • Kebingungan atau linglung
  • Mual dan muntah
  • Merasa lemas dan lelah
  • Kram atau lemah otot
  • Gelisah
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran yang bisa berujung pada keadaan koma atau bahkan kematian.

Cara Mengobati Hiponatremia

Karena itu, hiponatremia sebaiknya jangan disepelekan, mengingat kondisi tersebut bisa berakibat fatal. Bila mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Dokter biasanya akan memberikan pengobatan berdasarkan penyebab terjadinya hiponatremia dan tingkat keparahannya.

Untuk hiponatremia ringan dan kronis, dokter hanya akan menyarankan pengidap untuk memperbaiki pola makan, gaya hidup, dan menyesuaikan jenis dan dosis obat-obatan yang digunakan. Dokter juga akan meminta pengidap untuk mengurangi asupan cairan untuk sementara.

Sedangkan untuk hipotermia akut dan parah, penanganan yang lebih serius perlu dilakukan. Dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi gejala sakit kepala, mual, dan kejang, serta memberikan cairan elektrolit melalui infus.

Baca juga: Ketahui Metode Terbaik Pengobatan Hiponatremia

Cara Mencegah Hiponatremia

Kabar baiknya, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah hiponatremia, yaitu:

  • Minum air secukupnya, jangan kurang dan jangan juga terlalu berlebihan. Kamu bisa tahu apakah kamu kekurangan cairan atau tidak dengan melihat warna urine kamu.
  • Minum-minuman yang bisa menggantikan elektrolit tubuh yang hilang, seperti air kelapa, terutama saat berolahraga.
  • Mengatasi kondisi yang menjadi pemicu hiponatremia, misalnya kekurangan hormon adrenal.

Baca juga: Ini 6 Efek Samping Air Kelapa Bagi Kesehatan

Nah, sudah tahu kan alasan mengapa pelari maraton rentan alami hiponatremia? Kamu juga bisa bertanya-tanya mengenai kondisi hiponatremia langsung ke ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan