Pengalaman Pelecehan Seksual saat Kecil Bisa Mengakibatkan Kerusakan Otak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Januari 2019
Pengalaman Pelecehan Seksual saat Kecil Bisa Mengakibatkan Kerusakan Otak Pengalaman Pelecehan Seksual saat Kecil Bisa Mengakibatkan Kerusakan Otak

Halodoc, Jakarta – Trauma pelecehan seksual pada masa kanak-kanak dapat meninggalkan bekas yang berkepanjangan, bahkan banyak yang masih bergumul dengan peristiwa yang sama hingga dewasa. Tidak hanya memberikan luka psikologis, pengalaman pelecehan seksual masa kecil juga bisa memberikan dampak neurologis. Bagaimana penjelasannya?

Masa kanak-kanak adalah waktu yang sangat penting dalam perkembangan manusia, lebih dari fase kehidupan lainnya. Pertumbuhan fisik mungkin merupakan perubahan yang paling jelas selama masa tersebut, sedangkan pertumbuhan neurologis adalah proses yang lebih kritis dan kompleks.

Menurut Dr. Bruce D. Perry, spesialis trauma masa kecil di Texas, mengatakan kemampuan fungsional otak dewasa berkembang sepanjang hidup, tetapi sebagian besar organisasi struktural dan fungsional kritis terjadi di masa kanak-kanak.

Perkembangan ini bukan proses biologis yang statis dan tak terhindarkan. Sebaliknya, perkembangan otak sangat tergantung pada faktor-faktor lingkungan, termasuk segala sesuatu mulai dari perawatan prenatal dan nutrisi, hingga lingkungan dan gaya pengasuhan anak.

Dengan demikian, trauma masa kanak-kanak, seperti pelecehan seksual dapat memiliki dampak yang mendalam ke otak pada titik-titik perkembangan yang kritis dan mengganggu pertumbuhan neurologis yang sehat. Secara sederhana, anak-anak mencerminkan dunia tempat mereka dibesarkan. Jika dunia itu ditandai oleh ancaman, kekacauan, ketidakpastian, ketakutan, dan trauma, maka otak akan mencerminkan hal-hal tersebut.

Baca juga: 6 Trauma Akibat Kekerasan Seksual

Perubahan struktural dan fungsional telah diamati dalam menanggapi pengalaman masa kecil yang traumatis dan memengaruhi bagian-bagian otak, seperti:

Hippocampus

Orang yang selamat dari trauma masa kecil telah mengurangi volume hippocampusnya. Area otak ini sangat penting untuk pembelajaran, pembentukan memori, pemrosesan konflik, regulasi emosional, dan bahkan membangun ikatan sosial yang dapat mengganggu atrofi hippocampal.

Otak Kecil

Otak kecil merupakan pusat fungsi eksekutif serta koordinasi perilaku motorik. Trauma masa kanak-kanak dapat mengurangi volume otak kecil yang berpotensi membahayakan fungsi dan gerakan kognitif.

Corpus Callosum

Studi-studi imajiner otak mengungkapkan bahwa trauma masa kanak-kanak, seperti pelecehan seksual dikaitkan dengan penurunan volume dalam corpus callosum, atau materi putih. Area otak ini mentransmisikan pesan saraf antara belahan otak dan memainkan peran penting dalam berbagai fungsi neurologis, misalnya fungsi kognitif yang lebih tinggi dan proses emosional yang kompleks dalam konteks interaksi sosial.

Korteks Prefrontal

Korteks prefrontal bertanggung jawab atas sejumlah fungsi vital, termasuk regulasi emosi, perilaku, dan kognisi. Orang yang pernah mengalami trauma masa kanak-kanak mungkin memiliki korteks prefrontal yang lebih kecil dan volume yang berkurang dalam struktur kritis di dalam korteks prefrontal, termasuk orbitofrontal cortex, yang memainkan peran sentral dalam regulasi emosi dan sosial.

Amygdala

Walaupun trauma masa kecil belum terbukti mempengaruhi volume amigdala, namun terkait dengan aktivitas yang berlebihan dalam struktur penting ini, dan pengalaman traumatis, seperti pelecehan seksual dapat menentukan apakah suatu stimulus mengancam dan memicu respons emosional.

Baca juga: 5 Hal Ini Masuk Kategori Pelecehan Seksual, Apa Sebabnya?

Kadar Kortisol

Kortisol adalah hormon stres yang memodulasi tekanan darah dan metabolisme, mengurangi peradangan, dan membantu dalam pembentukan memori. Namun yang lebih penting, kortisol mengatur bagaimana tubuh merespons ancaman dan terlibat dalam mekanisme respons melawan atau malah lari.

Mempertahankan tingkat kortisol yang sehat sangat penting, karena kadar kortisol yang tinggi atau rendah dapat memiliki efek fisik dan emosional yang signifikan. Sayangnya, penyintas trauma masa kanak-kanak sangat mungkin memiliki kadar kortisol abnormal yang dapat memengaruhi kognisi, pembelajaran, sosialisasi, serta meningkatkan risiko gangguan eksternalisasi dan gangguan afektif.

Neurokimia

Trauma masa kanak-kanak dapat mengubah sistem dopaminergik, serotonergik, dan noradrenergik, yang berhubungan dengan suasana hati, tidur, kontrol impuls, perhatian, serta kontrol motorik halus.

Baca juga: Friends with Benefits, Bisakah Pertemanan Tetap Langgeng?

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai pengalaman pelecehan seksual yang dapat berpengaruh pada kerusakan otak permanen, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan