Pemeriksaan untuk Mendeteksi Keracunan Timbal

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   25 November 2019
Pemeriksaan untuk Mendeteksi Keracunan TimbalPemeriksaan untuk Mendeteksi Keracunan Timbal

Halodoc, Jakarta - Pekerjaan seseorang umumnya dapat memengaruhi kesehatan tubuhnya kelak. Salah satu profesi yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya adalah pertambangan dan manufaktur. Orang dengan profesi tersebut mungkin saja mengalami keracunan timbal yang dapat menyebabkan kondisi serius.

Jika kamu mengalami keracunan timbal selama bertahun-tahun, gangguan kesehatan hingga mental mungkin terjadi. Selain itu, udara, air, serta tanah yang telah terkontaminasi mungkin saja menyebabkan kelainan tersebut. Untuk mencegahnya, pemeriksaan harus segera dilakukan. Berikut beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan!

Baca juga: Keracunan Timbal Bisa Sebabkan Meningitis?

Cara Mendeteksi Keracunan Timbal

Keracunan timbal terjadi ketika tubuh kamu terkandung banyak zat tersebut di dalam tubuh, yang dapat terjadi selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Seseorang yang ditubuhnya terdapat timbal dalam jumlah kecil pun tetap dapat mengalami masalah kesehatan yang serius.

Seorang anak yang berusia di bawah 6 tahun juga terbilang sangat rentan terhadap keracunan timbal. Dampak negatif dari kelainan tersebut adalah terganggunya tubuh secara mental dan fisik. Terlebih lagi jika timah yang masuk ke tubuh dalam jumlah banyak, gangguan fatal mungkin tidak dapat dihindari.

Timbal adalah logam lunak yang merupakan bahan utama dalam cat rumah dan bensin sebelum tahun 1978. Selain itu, bahan ini digunakan untuk menyolder makanan kaleng dan terkandung pada pestisida untuk perkebunan. Maka dari itu, penggunaan ini sudah dilarang sejak lama karena berbahaya.

Partikel tersebut dapat masuk ke tubuh melalui pernapasan ketika debu yang mengandungnya terhirup. Dari paru-paru, kandungan tersebut akan berpindah ke aliran darah dan organ-organ di seluruh tubuh. Setelah itu, timbal dapat pindah secara bertahap dari darah dan organ ke tulang dan gigi yang dapat tersimpan lama.

Jika kamu mempunyai kebingungan terkait keracunan timbal, dokter dari Halodoc dapat membantu. Caranya, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang kamu gunakan! Selain itu, kamu juga dapat melakukan pemesanan online untuk pemeriksaan fisik pada beberapa rumah sakit yang berafiliasi dengan Halodoc.

Baca juga: Langkah Pencegahan Keracunan Timbal Pada Anak

Bagaimana cara mendeteksi keracunan timbal agar dapat dideteksi secara dini sehingga tidak menyebabkan gangguan yang fatal? Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

  1. Tes Darah

Salah satu cara untuk mendeteksi keracunan timbal adalah dengan melakukan tes darah. Hal tersebut dapat menentukan tingkat timbal di dalam tubuh. Pemeriksaan ini umumnya mengambil sampel dari vena di lengan. Cara ini adalah pemeriksaan terbaik untuk mendeteksi dan mengevaluasi paparan yang terjadi.

Sampel darah tersebut digunakan untuk menyaring paparan dan memantau efektivitas pengobatan. Lalu, jika kadar timbal dalam darah pada anak-anak lebih besar dari 20 mcg/dL, dokter akan menentukan apakah anak tersebut mengidap anemia dan akan dilakukan pemeriksaan pada zat besi.

Baca juga: Waspadai Keracunan Timbal pada Anak

  1. Tes Zink Protoporphyrin (ZPP)

Tes ini dapat dilakukan pada orang dewasa yang dicurigai mengidap keracunan timbal. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menguji paparan timbal yang kronis. Seseorang yang bekerja di pertambangan dan sebagainya memiliki kemungkinan lebih besar mengidap timbal yang bertumpuk pada tubuh, sehingga ZPP dapat dilakukan.

Hal ini dilakukan ketika perusahaan akan memantau keadaan kesehatan karyawannya terkait timbul. ZPP paling baik dilakukan untuk mendeteksi paparan dalam 3-4 bulan terakhir pada tubuh. Pemeriksaan ini juga tidak efektif dilakukan pada anak-anak karena konsentrasi timbal tidak dapat melebihi rentang yang dilakukan untuk pemeriksaan.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Lead poisoning
Lab Test Online. Diakses pada 2019. Lead Poisoning

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan