Pemeriksaan Uroflowmetri untuk Deteksi Infeksi Saluran Kemih

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   22 Mei 2019
Pemeriksaan Uroflowmetri untuk Deteksi Infeksi Saluran KemihPemeriksaan Uroflowmetri untuk Deteksi Infeksi Saluran Kemih

Halodoc, Jakarta - Gangguan infeksi kandung kemih terjadi ketika kandung kemih dan bagian atas uretra meradang (merah dan bengkak). Peradangan tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga menimbulkan kondisi yang menyakitkan dan mengganggu, bahkan dapat menjadi masalah kesehatan yang serius apabila infeksi menyebar ke ginjal.

Biasanya, infeksi kandung kemih bisa terjadi sebagai reaksi terhadap obat-obatan tertentu, serta iritasi dari penggunaan semprotan pembersih kewanitaan atau pemakaian kateter jangka panjang. Bukan hanya itu, kondisi ini juga bisa terjadi sebagai komplikasi dari penyakit lain.

Apabila kamu mengalami kecurigaan adanya gangguan infeksi saluran kencing, sebaiknya lakukan pemeriksaan uroflowmetri untuk memastikannya. Uroflowmetri merupakan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk mengetahui jumlah dan kecepatan tingkat aliran urine dalam satuan waktu. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui berbagai kelainan dan mendeteksi masalah pada saluran kemih, seperti halnya fungsi tes urine pada umumnya yang penting mendeteksi penyakit.

Baca juga: Bolehkah Membersihkan Miss V dengan Sabun Pembersih Kewanitaan?

Metode Pemeriksaan

Pemeriksan ini tidak akan menimbulkan rasa sakit. Pertama dokter akan meminta kamu untuk buang air kecil ke dalam alat yang berbentuk seperti corong yang terhubung dalam flowmeter elektronik. Flowmeter merupakan alat khusus untuk mengukur pancaran urine dengan satuan mililiter/detik.

Kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan standar aliran kemih normal, yang ditentukan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Jika pengidap memiliki hasil di bawah standar normal, artinya dipastikan pengidap memiliki masalah buang air kecil. Lalu, dokter akan menggunakan hasil tes, faktor dan tes lain, untuk memberikan diagnosis dan rencana pengobatan. Pada beberapa kasus, uroflowmetri dilakukan sebelum dan setelah pengobatan untuk menilai keefektifan pengobatan. Berikut merupakan prosedur yang dilakukan sebelum, selama dan setelah tes uroflowmetri:

Sebelum Pemeriksaan

  • Tidak ada persiapan menjelang tes seperti puasa.

  • Disarankan untuk tidak mengosongkan kandung kemih sebelum melakukan tes. Pastikan kandung kemih penuh dengan cara meminum air sebelum pemeriksaan dilakukan.

  • Beritahu kondisi kesehatan jika sedang dalam kondisi tertentu seperti hamil.

  • Memberitahukan dokter mengenai obat-obatan dan perawatan medis yang sedang dijalani, karena pengidap akan diminta untuk menghentikan sementara medikasi obat tersebut supaya tidak mengurangi tingkat kevalidan dan akurasi tes.

Baca juga: Sakit saat Buang Air Kecil, Mungkin 4 Hal Ini Penyebabnya

Selama Pemeriksaan

Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan rawat jalan. Perawatannya pun berbeda sesuai dengan komplikasi penyakit yang dimiliki. Hal yang harus dilakukan umumnya sebagai berikut:

  • Dokter akan mengajarkan menggunakan flowmeter.

  • Sesaat siap untuk buang air kecil, tekan tombol star flowmeter dan pastikan menghitungnya sampai 5 detik sebelum mulai buang air kecil.

  • Mulailah buang air kecil dalam alat corong yang menempel pada toilet. Alat uroflowmetri akan memberikan informasi.

  • Jangan menahan dan mempercepat buang air kecil, lakukan senormal mungkin.

  • Setelah selesai, hitung kembali hingga 5 detik dan tekan tombol flowmeter.

  • Jangan meletakkan kertas toilet ke dalam corong.

  • Setelah melakukan tes, jika ditemukan beberapa hal yang mengganjal, biasanya dokter akan melakukan beberapa tes ulang.

Setelah Pemeriksaan

Perawatan setelah pemeriksaan ini akan berbeda pada setiap orang, tergantung pada riwayat penyakit yang diidap. Secara objektif pancaran urine bisa diperiksa dengan flowmeter dengan penilaian:

  • Flow rate maksimal > 15 ml/dtk = non-obstruktif.

  • Flow rate maksimal 10-15 ml/dtk = border line.

  • Flow rate maksimal < 10 ml/dtk = obstruktif.

Obstruktif adalah penyempitan dari anastomosis atau segmen dari saluran pencernaan yang menghalangi perlintasan normal.

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Wanita Lakukan Setelah Bercinta

Itulah informasi yang perlu kamu ketahui mengenai pemeriksaan uroflowmetri. Apabila kamu mengalami kecurigaan adanya penyakit infeksi saluran kemih, sebaiknya segera komunikasikan pada dokter melalui aplikasi Halodoc sebelum melakukan pemeriksaan. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan