Pemeriksaan yang Bisa Mendeteksi Penyakit Menular Seksual

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   16 Juli 2020
Pemeriksaan yang Bisa Mendeteksi Penyakit Menular SeksualPemeriksaan yang Bisa Mendeteksi Penyakit Menular Seksual

Halodoc, Jakarta - Jika seseorang aktif secara seksual, terutama dengan banyak pasangan, ia harus menggunakan pelindung dan melakukan pemeriksaan. Ini penting untuk dilakukan karena seseorang bisa saja memiliki penyakit menular seksual tanpa menyadarinya.

Dalam kebanyakan kasus, penyakit menular seksual tidak menunjukkan tanda atau gejala. Jadi, sebaiknya lakukan pemeriksaan penyakit menular seksual secara rutin atau kapan pun kamu merasa mencurigai diri sendiri dan pasangan. Bicarakan dengan dokter tentang kondisi kamu dan pemeriksaan apa yang kamu butuhkan. 


Pemeriksaan untuk Mendeteksi Penyakit Menular Seksual

Berikut beberapa pedoman untuk memeriksa penyakit menular seksual yang mungkin perlu kamu jalani.


Klamidia dan Gonore

Skrining klamidia dan gonore dilakukan melalui tes urine atau melalui swab di dalam penis atau serviks. Kemudian, sampel tersebut akan dianalisis di laboratorium. Skrining ini penting dilakukan, karena jika seseorang tidak memiliki tanda dan gejala, mungkin ia tidak akan menyadari bahwa sudah terinfeksi. 

Baca Juga: Hati-Hati, 4 Penyakit Seksual Menular Ini Lebih Sering Dialami Wanita


Pemeriksaan HIV, Sifilis, dan Hepatitis

Pemeriksaan HIV sebaiknya dilakukan sebagai perawatan rutin medis, apabila kamu seorang remaja atau dewasa antara usia 13-64 tahun. Remaja yang lebih muda harus diuji jika mereka memiliki risiko tinggi terhadap penyakit menular seksual. 

Pemeriksaan hepatitis C juga direkomendasikan pada semua orang yang lahir antara tahun 1945-1965, sebab pada kelompok usia ini rentan terjadi hepatitis C. 

Sementara itu, kamu mungkin perlu mendapatkan pemeriksaan sifilis dengan mengambil sampel darah atau swab dari luka genital yang mungkin kamu miliki. Sampel akan diperiksa di laboratorium untuk menguji HIV dan hepatitis. 


Pemeriksaan Genital Herpes

Belum ada pemeriksaan yang tepat untuk herpes, infeksi virus ini dapat ditularkan bahkan saat seseorang tidak memiliki gejala. Dokter dapat mengambil sampel jaringan atau bekas luka pada area genital jika kamu memilikinya, ini untuk diperiksa di laboratorium. Namun, hasil tes negatif tidak akan mengesampingkan herpes sebagai penyebab ulserasi genital. 

Baca Juga: Jarang Disadari Ini 6 Faktor Utama Penyebab HIV dan AIDS

Tes darah juga dapat membantu mendeteksi infeksi herpes di masa lalu, tapi hasilnya tidak selalu konklusif. Beberapa pemeriksaan darah dapat membantu dokter membedakan antara dua jenis utama virus herpes. Tipe 1 adalah virus yang biasanya menyebabkan luka biasa, meskipun juga dapat menyebabkan luka genital. 

Sementara tipe 2 adalah virus yang menyebabkan luka genital lebih sering. Namun, hasilnya mungkin tidak sepenuhnya jelas, tergantung pada sensitivitas tes dan tahapan infeksi. Hasil pemeriksaan mungkin saja positif palsu atau negatif palsu. 

Pemeriksaan HPV

Jenis human papillomavirus (HPV) tertentu dapat menyebabkan kanker serviks, sedangkan varietas HPV lain dapat menyebabkan kutil kelamin. Banyak orang yang aktif secara seksual terinfeksi HPV tapi tidak pernah mengalami gejala. Virus ini biasanya dapat hilang dalam dua tahun.

Sayangnya, belum ada pemeriksaan HPV yang digunakan secara rutin pada pria. Biasanya, pada pria infeksi didiagnosis dengan inspeksi visual atau biopsi kutil kelamin. Sementara pada wanita, pemeriksaan HPV melipatkan tes pap smear dan tes HPV. 

Baca Juga: Hentikan Stigma pada ODHA atau Pengidap HIV/AIDS, Ini Alasannya

HPV juga dikaitkan dengan kanker vulva, vagina, penis, anus, dan mulut serta tenggorokan. Vaksin dapat melindungi pria dan wanita dari beberapa jenis HPV, tapi vaksin ini efektif ketika diberikan sebelum aktivitas seksual dimulai.

Itulah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan. Jika hasil pemeriksaan dinyatakan positif, langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan tes lanjutan dan mendapatkan perawatan sesuai anjuran dokter. Bicarakan kondisimu pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Setelah itu, beritahu pasangan kamu. Pasangan juga perlu dievaluasi dan dirawat, karena kamu dapat saling menularkan beberapa infeksi. 


Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. STD testing: What's right for you?
Healthline. Diakses pada 2020. STD Testing: Who Should Be Tested and What’s Involved.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan