Pemerintah Batasi Akses Sosmed, Ini Dampak Detoks Digital

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 April 2020
Pemerintah Batasi Akses Sosmed, Ini Dampak Detoks DigitalPemerintah Batasi Akses Sosmed, Ini Dampak Detoks Digital

Halodoc, Jakarta – Pada hari Rabu, 22 Mei 2019, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, mengumumkan pembatasan akses media sosial untuk pengguna internet di Indonesia.

Langkah tersebut diambil untuk mengantisipasi beredarnya informasi negatif dan berita bohong di tengah masyarakat. Seperti diketahui, pada tanggal 22 Mei kemarin, ada unjuk rasa di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jakarta.

Tidak sedikit orang yang dibuat kalang kabut karena keputusan ini. Pasalnya, pembatasan akses sosmed, artinya membuat banyak orang harus “puasa” dan kesulitan untuk menyelami internet. Berbagai aplikasi chatting juga dilaporkan mengalami kendala yang berdampak pada kesulitan komunikasi yang dialami banyak orang.

Meski begitu, ternyata hal ini tidak sepenuhnya bersifat negatif, lho. Belakangan ini memang sudah banyak orang-orang yang memutuskan untuk melakukan detoks digital. Apa itu? Adakah manfaatnya untuk kesehatan? Simak penjelasannya di bawah ini!

Baca juga:  Awas, Ini 8 Mitos Virus Corona yang Menyesatkan

Saat ini, penggunaan handphone dan media sosial seperti sudah mendarah daging di tengah masyarakat. Bahkan, banyak orang yang selalu merasa gatal dan merasa tidak aman jika dalam satu hari tidak mengecek internet. Jika hal ini dilakukan secukupnya saja dan sekadar untuk memperbarui informasi, sebenarnya sah-sah saja.

Sayangnya, sebagian orang malah jadi kecanduan dengan sosmed. Padahal, membatasi penggunaan media sosial bisa membuat seseorang merasa lebih tenang, bahagia, serta menghindari stres.

Tak dapat dimungkiri, media sosial dan internet tidak melulu berisi hal-hal yang berbau positif, tetapi ada beberapa hal negatif yang juga bisa ditemukan di sana. Dan bagi sebagian orang, hal negatif tersebut bisa terasa sangat melelahkan, bahkan bisa berujung pada depresi.

Melihat postingan orang lain yang membuat iri, hingga paparan informasi yang mungkin berbeda dengan apa yang diyakini menjadi penyebabnya. Tak jarang, pengguna sosial media merasa sangat tertekan dan harus ikut “bersaing” di dunia maya.

Baca juga: Anak Mengalami Cyber Bullying, Orang Tua Harus Apa?

Membatasi penggunaan media sosial dan internet nyatanya bisa menjadi salah satu pelarian dan hiruk pikuk internet. Langkahnya cukup sederhana, yaitu tidak menggunakan media sosial apapun dalam jangka waktu yang sudah ditargetkan, misalnya satu bulan.

Konsisten dan berkomitmen pada diri sendiri menjadi kunci untuk membuatnya berhasil. Bagi yang merasa kesulitan untuk melakukannya, berikut beberapa tips yang bisa coba diterapkan untuk melakukan detoks digital!

  • Matikan Ponsel

Salah satu cara terbaik untuk menghindari penggunaan berlebihan pada ponsel adalah dengan mematikannya di jam-jam tertentu, misalnya setiap 3–4 jam sebelum tidur di malam hari. Kamu juga harus berusaha untuk menahan diri agar tidak mengambilnya dan berhenti memikirkan soal apa yang mungkin terjadi di sosmed.

  • Senyapkan Notifikasi

Salah satu hal yang bisa membuat gatal dan ingin selalu membuka ponsel adalah bunyi yang muncul saat ada notifikasi. Nah, salah satu cara menguranginya adalah dengan mematikan notifikasi dan juga mode getar. Buat jadwal kapan atau jam berapa saja kamu boleh membuka ponsel dan sosmed untuk melihat dan membalas semua pesan tersebut.

  • Letakkan Jauh dari Kasur

Salah satu waktu yang sering dihabiskan untuk menyelami internet adalah pagi hari saat bangun tidur. Bukan tidak mungkin, kebiasaan itu malah bisa berdampak buruk berupa hilangnya mood positif untuk menjalani hari karena berita atau informasi dari sosmed.

Kalau sudah begitu, kurang produktif, tidak bersemangat, hingga stres bisa terjadi. Nah, cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan menjauhkan ponsel dari kasur.

Baca juga: Pentingnya Waktu Tidur Ideal Sesuai Usia

  • Pilih Berjalan Kaki

Mengakses media sosial juga seringnya dilakukan pada waktu istirahat makan siang, dan hal itu bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Daripada begitu, kamu bisa mencoba untuk mengisi waktu berjalan kaki atau melakukan hal lain. Selain bisa membantu program detoks digital, hal ini juga bisa memberi dampak menyehatkan bagi tubuh.

Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja! Sampaikan keluhan dan gejala penyakit pada dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.

Referensi:
Make Use Of. Diakses pada 2020. How to Do a Social Media Detox (and Why You Should Right Away).

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan