Penanganan Nyeri Dada Berdasarkan Penyebabnya dan Kapan Harus ke Dokter

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   15 Januari 2021
Penanganan Nyeri Dada Berdasarkan Penyebabnya dan Kapan Harus ke DokterPenanganan Nyeri Dada Berdasarkan Penyebabnya dan Kapan Harus ke Dokter

Halodoc, Jakarta - Nyeri dada bisa jadi tanda serangan jantung atau kondisi medis lainnya yang bahkan tidak berhubungan dengan jantung. Misalnya, gangguan pada pernapasan, pencernaan, tulang dan otot, atau aspek kesehatan lainnya. Satu hal yang pasti, nyeri dada harus selalu ditanggapi dengan serius, meskipun ringan atau tidak mencurigai adanya kondisi yang mengancam jiwa.

Belajar mengenali kapan nyeri dada harus segera ditangani sebagai keadaan darurat medis, dapat membantu kamu mencegah komplikasi fatal di kemudian hari. Lalu, seperti apa penanganan nyeri dada dan kapan harus ke dokter? Simak pembahasan lengkapnya, ya.

Baca juga: 7 Penyebab Nyeri Dada Sebelah Kiri

Waktu yang Tepat ke Dokter Berdasarkan Penyebab Nyeri Dada

Nyeri dada tidak boleh disepelekan. Ringan atau berat, penting untuk segera menemui dokter untuk mencari tahu penyebab dan mendapatkan penanganan. Namun, urgensi untuk segera ke dokter ketika mengalami nyeri dada bisa berbeda-beda, berdasarkan penyebabnya.

Berikut ini kemungkinan penyebab nyeri dada, bagaimana gejalanya, dan kapan harus ke dokter:

1.Angina

Nyeri dada yang terkait dengan angina biasanya terasa seperti ada tekanan pada dada, seperti jantung sedang diremas. Angina mengacu pada jenis nyeri dada yang terjadi saat darah masih mengalir ke otot jantung, tetapi suplai darah berkurang secara drastis. 

Ada dua jenis utama angina, yaitu angina stabil dan tidak stabil. Angina stabil dapat diprediksi. Biasanya muncul ketika kamu aktif secara fisik dan jantung memompa lebih keras dari biasanya, dan cenderung menghilang saat kamu istirahat.

Sementara itu, angina tidak stabil bisa muncul kapan saja, bahkan saat kamu sedang duduk dan santai. Angina tidak stabil adalah masalah yang lebih serius karena sangat menunjukkan bahwa kamu berisiko lebih besar terkena serangan jantung. Jika kamu tidak yakin apakah kamu mengalami angina atau serangan jantung, berhati-hatilah dan hubungi layanan darurat medis terdekat. 

2.Serangan Jantung

Nyeri dada yang berhubungan dengan serangan jantung ditandai dengan nyeri tajam, menusuk, atau sesak atau tertekan pada dada. Serangan jantung terjadi ketika ada penyumbatan dalam satu atau lebih dari arteri yang memasok darah ke otot jantung. Gejala lainnya dapat berupa sesak napas, pusing, keringat dingin, mual, dan denyut nadi cepat.

Serangan jantung merupakan keadaan darurat medis. Semakin cepat kamu menyadari gejala dan menerima pengobatan, semakin sedikit kerusakan yang ditimbulkan oleh kondisi ini. Serangan jantung mungkin memerlukan operasi bypass atau penempatan stent di satu atau lebih arteri koroner yang tersumbat.

3.Miokarditis

Nyeri dada yang berhubungan dengan miokarditis ditandai dengan nyeri ringan atau perasaan tertekan pada dada. Gejala lainnya dapat berupa sesak napas, bengkak di kaki, dan palpitasi jantung. Jika gejalanya ringan, segera buat janji ke dokter. Namun, jika nyeri dada, sesak napas, dan tanda-tanda lainnya lebih parah, segera ke layanan darurat terdekat.

Baca juga: Masuk Angin dan Serangan Jantung, Apa Bedanya?

4.Kardiomiopati

Kardiomiopati mengacu pada beberapa penyakit otot jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan otot jantung menebal, menipis, atau mengalami komplikasi lain yang memengaruhi kemampuan memompanya. Kamu dapat mengembangkan kardiomiopati karena penyakit lain, atau mungkin mewarisi kondisi tersebut.

Gejala yang umum terjadi adalah sesak napas, terutama setelah aktivitas fisik, bengkak di kaki dan pergelangan kaki, nyeri dada yang mungkin lebih intens dengan aktivitas atau setelah makan makanan berat, dan irama jantung tidak teratur. Buat janji bertemu dokter jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut. Jika sesak napas atau nyeri dada menjadi parah, segera ke layanan medis terdekat.

5.Pneumonia

Pneumonia umumnya bukan penyakit yang berdiri sendiri, melainkan komplikasi dari flu atau infeksi saluran pernapasan lainnya. Nyeri dada akibat pneumonia biasanya dimulai sebagai nyeri tajam atau menusuk yang semakin parah saat menarik napas.

Gejala pneumonia lainnya meliputi batuk parah, biasanya dengan dahak berwarna hijau, kuning, atau terkadang berdarah, demam, dan keringat dingin. Jika kamu mengalami nyeri dada saat menarik napas, segera temui dokter. Jika mengalami nyeri dada dan batuk darah, hubungi layanan darurat setempat.

6.Asma

Asma adalah kondisi yang menyebabkan radang pada saluran pernapasan. Gejala utama asma termasuk mengi dan kesulitan bernapas selama kambuh. Selain itu, pengidapnya juga mungkin merasakan sesak yang tidak nyaman di dada saat mengalami serangan asma.

Asma biasanya dapat dikontrol dengan obat hirup (inhaler). Namun, jika pengobatan tidak bekerja sebaik sebelumnya, atau mengalami gejala asma tanpa memiliki riwayat masalah pernapasan, segera buat janji dengan dokter.

Baca juga: Ketahui 6 Gejala Serangan Jantung yang Terjadi pada Wanita

7.Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) mengacu pada beberapa kondisi berbeda di mana saluran pernapasan meradang, sehingga membatasi aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.

Selain nyeri dada, pengidap PPOK juga sering mengalami sesak napas, mengi, dan batuk, yang semakin memburuk ketika melakukan aktivitas fisik. Cari bantuan medis segera jika mengalami sesak dada dan kesulitan bernapas.

8.Penyakit Asam Lambung

Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi umum yang terjadi ketika asam lambung bergerak kembali ke esofagus dan mengiritasi lapisannya. Selain nyeri dada, penyakit asam lambung juga sering memiliki gejala berupa sensasi terbakar di dada.

Gejala penyakit asam lambung umumnya tidak memerlukan perawatan intensif di ruang gawat darurat, tetapi kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter. Asam lambung yang mengiritasi esofagus dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak ditangani segera.

Itulah beberapa penyebab nyeri dada dan waktu yang tepat untuk ke dokter. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut, kamu bisa tanyakan pada dokter di aplikasi Halodoc. Tak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat dan vitamin lewat aplikasi Halodoc, lho.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. 30 Causes for Chest Pain and When to Seek Help.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan