Penanganan yang Dapat Dilakukan Saat Anak Terkena Mikrosefali

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Maret 2019
Penanganan yang Dapat Dilakukan Saat Anak Terkena MikrosefaliPenanganan yang Dapat Dilakukan Saat Anak Terkena Mikrosefali

Halodoc, Jakarta –  Mikrosefali adalah kelainan sistem saraf langka yang menyebabkan kepala bayi kecil dan tidak berkembang sepenuhnya. Otak anak berhenti tumbuh sebagaimana mestinya. Ini dapat terjadi saat bayi masih dalam kandungan ibu atau dalam beberapa tahun pertama kelahiran.

Dalam kebanyakan kasus, penyebab pastinya tidak diketahui. Itu bisa dikarenakan:

  1. Masalah dengan gen (mikrosefali bawaan)

  2. Sesuatu di lingkungan (mikrosefali yang diperoleh)

  3. Mikrosefali bawaan diturunkan melalui keluarga. Ini disebabkan oleh cacat pada gen yang terkait dengan perkembangan otak dini. Mikrosefali sering terlihat pada anak-anak dengan sindrom down dan kelainan genetik.

Mikrosefali dapat berarti otak anak bersentuhan dengan sesuatu yang merusak pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa hal yang mungkin dilakukan saat bayi dalam kandungan, yaitu:

  1. Infeksi virus, termasuk rubella (campak Jerman), cacar air, dan mungkin Zika, yang disebarkan oleh nyamuk

  2. Infeksi parasit, seperti toksoplasmosis atau cytomegalovirus

  3. Bahan kimia beracun seperti timbal

  4. Tidak mendapat cukup makanan atau nutrisi (malnutrisi)

  5. Alkohol

  6. Narkoba

  7. Perdarahan atau stroke pada bayi baru lahir

  8. Cedera pada otak setelah lahir

  9. Tulang belakang atau cacat otak

Dokter dapat mendiagnosis mikrosefali sebelum atau setelah bayi lahir. Selama kehamilan, USG dapat menunjukkan bahwa bayi memiliki ukuran kepala lebih kecil dari yang diperkirakan. Untuk melihat ini dengan jelas, cara yang terbaik adalah melakukan tes pada akhir trimester kedua atau ketika ibu memasuki tiga bulan terakhir kehamilan.

Baca juga: Mengenal Mikrosefali, Gangguan Kepala Bayi yang Perlu Diketahui

Setelah bayi lahir, seorang petugas kesehatan akan mengukur sekitar bagian terluas dari kepala anak. Angka tersebut kemudian ditandai pada grafik pertumbuhan. Melakukan hal ini memberi tahu dokter bagaimana kepala anak tumbuh dibandingkan dengan anak-anak lain dengan usia dan jenis kelamin yang sama. Jika pengukuran kepala anak jatuh pada titik tertentu di bawah rata-rata, itu dianggap mikrosefali.

Tidak ada obat untuk mikrosefali, namun ada perawatan untuk membantu perkembangan, perilaku, dan kejang. Jika anak mengidap mikrosefali ringan, perlu pemeriksaan rutin untuk memantau bagaimana anak tumbuh dan berkembang.

Baca juga: Kenali Fenilketonuria, Kelainan Genetik Langka Bawaan Lahir

Anak-anak yang memiliki kasus yang lebih parah membutuhkan perawatan seumur hidup untuk mengendalikan gejala. Beberapa, seperti kejang, bisa mengancam jiwa. Dokter akan membahas perawatan untuk menjaga anak tetap aman dan meningkatkan kualitas hidupnya. Pengukuran kepala dilakukan selama setiap pemeriksaan sampai usia 2 atau 3 tahun. Jika anak mengidap mikrosefali, ukuran kepalanya akan diperiksa pada setiap kunjungan dokter.

Anak mungkin juga membutuhkan:

  1. Obat-obatan untuk mengendalikan kejang dan hiperaktif dan untuk meningkatkan fungsi saraf dan otot

  2. Terapi berbicara

  3. Terapi fisik dan pekerjaan

Seberapa baik proses penyembuhan anak tergantung pada apa yang menyebabkan otak berhenti tumbuh sejak awal. Anak-anak dengan bentuk gangguan ringan ini mungkin tidak memiliki masalah lain. Mereka tumbuh secara normal selama masa kanak-kanak dan remaja dan masih memenuhi tonggak pertumbuhan sesuai usia seiring bertambahnya usia. Anak-anak dengan mikrosefali lebih cenderung memiliki masalah medis lainnya, seperti cerebral palsy dan epilepsi.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penanganan mikrosefali, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan