Penembakan di California, Pelaku Diduga Idap PTSD

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 November 2018
Penembakan di California, Pelaku Diduga Idap PTSDPenembakan di California, Pelaku Diduga Idap PTSD

Halodoc, Jakarta – Seorang mantan Marinir Amerika Serikat, bernama David Long menjadi pelaku penembakan di California, Amerika Serikat. Serangan yang terjadi di Borderline Bar and Grill tersebut menyebabkan setidaknya 12 orang meninggal dunia, termasuk pelaku.

Penembakan itu dilaporkan terjadi pada Rabu (7/11) tengah malam, waktu setempat. Sebuah bar yang ada di kawasan Thousand Oaks, California, yang menjadi sasaran diketahui saat itu sedang mengadakan acara untuk para mahasiswa.

Melansir AFP, Kepala Kepolisian Daerah Ventura, Geoff Dean, mengatakan “Saat aksi penembakan terjadi, pengunjung bar berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat dari jendela dan bersembunyi di beberapa tempat.” Pelaku melakukan penembakan secara brutal dan impulsif, tetapi dia dipastikan melakukan aksi itu seorang diri.

Melihat kejadian tersebut, sejumlah ahli mengatakan bahwa David Long diduga mengidap penyakit mental, yaitu PTSD. Hal itu merupakan dugaan sementara dan masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui motif pelaku. Namun, marinir yang pernah mengabdi di Afghanistan itu memang diketahui memiliki riwayat gangguan mental.

Mengenal PTSD, Gangguan Mental Pemicu Tindakan Impulsif

David Long diduga mengidap PTSD alias post-traumatic stress disorder, adalah sebuah gangguan stres pascatrauma. Kondisi yang mengganggu kejiwaan ini dipicu oleh kejadian tragis yang pernah disaksikan atau dialami sendiri. Misalnya, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, pernah mengalami pemerkosaan, perampokan, hingga pengalaman di medan perang.

Kondisi ini masuk dalam kategori kecemasan yang membuat pengidapnya sulit untuk melupakan kejadian traumatis yang pernah dialami. Sebaliknya, orang yang mengalami kondisi ini cenderung sering berpikir negatif terhadap diri sendiri dan dunia disekitarnya.

Meski berkaitan, tidak semua orang yang mengalami kejadian traumatis pasti akan berujung dengan PTSD. Namun, gejala yang muncul cenderung mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama yang berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Lantas, apa saja gejala PTSD yang umum terjadi?

1.Perubahan Emosi dan Tindakan Impulsif

Pengidap PTSD sering mengalami perubahaan emosi secara acak, baik secara fisik maupun emosi. Kondisi ini pun sering mendorong seseorang melakukan tindakan yang impulsif, sulit berkonsentrasi, mudah takut dan terkejut, mudah kesal dan marah, hingga kesulitan tidur.

2. Selalu Mengingat Hal Buruk

Ingatan dari kejadian traumatis yang dialami sering mengganggu dan membuat pengidap PTSD tidak nyaman. Misalnya, ingatan tentang detail mengerikan dari kejadian tragis tersebut. Seringnya ingatan tersebut muncul begitu saja atau menjadi mimpi buruk di malam hari.

3. Putus Asa dan Berpikiran Negatif

Pola pikir orang yang mengidap gangguan ini sering berubah negatif. Pengidap PTSD cenderung memiliki perasaan negatif terhadap diri sendiri atau orang lain. Tak hanya itu, gangguan mental ini pun bisa membuat pengidapnya merasa putus asa dalam menghadapi masa depan.

Pada sebagian kasus PTSD, gejala yang dialami biasanya membaik setelah beberapa minggu tanpa ada penangan khusus. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan gejala bertambah parah. Jika hal ini yang terjadi, maka pengidap PTSD harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut, yaitu kombinasi terapi psikologis dan pemberian obat khusus.

Cari tahu lebih lanjut mengenai PTSD dan gangguan mental lain dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi paling lengkap dan terpercaya dari dokter berpengalaman. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan