Pengaruh Anoreksia Nervosa pada Kesehatan Jantung

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Juni 2020
Pengaruh Anoreksia Nervosa pada Kesehatan JantungPengaruh Anoreksia Nervosa pada Kesehatan Jantung

Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Northwestern Medicine, disebutkan kalau gangguan makan, seperti anoreksia dapat merusak jantung. Bahkan, kerusakan jantung adalah alasan paling umum pengidap anoreksia membutuhkan rawat inap. 

Anoreksia menyebabkan kelaparan dan penurunan berat badan yang signifikan. Ini tidak hanya mengurangi asupan nutrisi penting tubuh tetapi juga menghambat fungsinya. Anoreksia melambatkan sistem kerja tubuh untuk menghemat energi. Jantung menjadi lebih kecil dan melemah yang membuatnya lebih sulit untuk mengalirkan darah sebagaimana harusnya.

Dampak Anoreksia Terhadap Kinerja Jantung

Selain hal-hal yang sudah dibahas tadi, dampak anoreksia terhadap kinerja jantung adalah sebagai berikut:

  1. Mengakibatkan denyut jantung yang lambat secara abnormal (bradikardia). Ini terjadi ketika otot jantung yang lemah tidak dapat memompa dengan kecepatan yang sehat.

  2. Tekanan darah rendah akibat detak jantung yang lambat.

  3. Memburuknya otot jantung bersamaan dengan otot lain dalam tubuh yang menciptakan ruang yang lebih besar dan dinding yang lebih lemah, yang pada gilirannya membuat pemompaan lebih sulit.

  4. Hilangnya refleks untuk menyempitkan pembuluh darah guna meningkatkan tekanan darah.

  5. Peningkatan risiko gagal jantung sebagai akibat dari efek di atas.

  6. Kemudian, efek samping lain dari anoreksia meliputi osteoporosis, kehilangan otot, kelelahan dan kelemahan yang juga dapat memengaruhi kemampuan untuk menjalani gaya hidup yang mencegah risiko terkena jantung.

Informasi selengkapnya mengenai dampak anoreksia nervosa terhadap kesehatan jantung bisa ditanyakan langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.

Risiko Lain Akibat Anoreksia

Peradangan karena seringnya muntah dan buang air besar yang tidak teratur, juga dapat menciptakan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh yang mengakibatkan detak jantung tidak teratur atau gagal jantung.

Baca juga: Jangan Panik, Ada Cara Sembuh dari Anoreksia

Gangguan makan yang tidak terkontrol dalam arti mengonsumsi makanan sesuka hati, juga memiliki risiko yang sama terkait dengan obesitas. Orang yang memiliki gangguan makan berlebih seperti ini juga berisiko memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes dan penyakit jantung.

Mengobati gangguan makan melibatkan lebih dari sekadar diet dan nutrisi. Pencegahan dan perawatan yang efektif diperlukan untuk mengatasi faktor emosional dan sosial bersamaan  dengan kesehatan fisik.

Gangguan makan seringkali menjadi kronis dan seiring berjalannya waktu, efek sampingnya bisa menjadi lebih mengancam jiwa. Jika kamu menjalani kebiasaan makan tidak teratur bicarakan segera dengan profesional medis tentang kondisi yang kamu alami tersebut. Berkonsultasi dengan seseorang yang ahli mengenai gangguan makan dapat mempercepat pemulihan yang signifikan.

Baca juga: Bagaimana Media Sosial Sebabkan Gangguan Makan?

Jika seseorang sangat membatasi asupan kalori mereka atau secara rutin “membersihkan” perut dengan cara memuntahkan makanan, maka dapat menyebabkan masalah medis yang signifikan. 

Bagaimana ciri-ciri orang mengidap anoreksia? Spesifikasi seseorang digolongkan mengidap anoreksia nervosa menurut American Psychiatric Association of Mental Disorders adalah:

  1. Pembatasan kalori, makanan, atau asupan energi yang disengaja untuk mendapatkan berat badan rendah. Bila didefinisikan sebagai indeks massa tubuh, pengidap anoreksia berada di skala kurang dari 18,5.
  2. Ketakutan yang kuat untuk menjadi gemuk atau bertambahnya berat badan sehingga mengedepankan perilaku yang mencegah kenaikan berat badan—meskipun berat badannya sudah kurang. Hal-hal yang dilakukan adalah olahraga berlebihan, pembatasan makanan, dan lain-lain.
  3. Persepsi pribadi yang terdistorsi tentang bentuk tubuh, berat badan, dan karakteristik yang menghasilkan pengaruh negatif pada harga diri atau selalu merasa bentuk badannya mengindikasi gemuk atau mengalami berat badan berlebih.
Referensi:
Northwestern Medicine. Diakses pada 2020. How Anorexia Impacts Your Heart.
National Eating Disorders. Diakses pada 2020. Health Consequences.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan