Pengaruh Konsumsi Gula Berlebih Bagi Otak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Maret 2018
Pengaruh Konsumsi Gula Berlebih Bagi OtakPengaruh Konsumsi Gula Berlebih Bagi Otak

Halodoc, Jakarta – Selama ini lemak selalu dijadikan kambing hitam dari banyaknya masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh makanan. Sebut saja, obesitas dan penyakit jantung yang siap mengintai kalau tubuh kamu kelebihan lemak. Padahal, enggak cuma lemak saja yang bikin ngeri. Konsumsi gula berlebih pun enggak kalah bahayanya bagi kesehatan. Tidak hanya menyoal diabetes saja, tapi juga kesehatan otak, lho. Sebab pengaruh gula bagi otak bisa memengaruhi kinerja organ penting tersebut.

Agar tak kelebihan gula, kamu juga perlu tahu mengenai batas konsumsi gula perharinya. Menurut World Health Organization (WHO), standar konsumsi gula perhari adalah 25 gram atau sekitar 6 sdt. Sayangnya, standar ini enggak diterapkan oleh masyarakat kita. Lihat saja data dari Asosiasi Gula Indonesia pada 2015, konsumsi gula perkapita masyarakat Indonesia mencapai 31 gram perhari.

Itu baru dari gula saja, lho. Belum dari makanan, minuman kemasan, buah-buahan, hingga kue yang kamu makan tiap harinya. Artinya, bisa jadi konsumsi gula orang indonesia lebih dari 31 gram perhari. Nah, apa kamu termasuk orang yang suka mengonsumsi gula berlebih?

Menimbulkan Plak di Pembuluh Darah

Enggak salah sih otak memerlukan si manis ini, sebab organ tersebut memang membutuhkan gula sebagai bahan bakarnya. Jangan salah, walaupun ukuran kecil (1,3 kilogram), tapi otak menyerap 20-23 persen metabolisme glukosa tubuh. Namun, kalebihan gula ini pertama-tama akan menimbulkan masalah bagi insulin tubuh.

Insulin sendiri fungsinya mengatur keseimbangan glukosa bagi tubuh. Bila insulin terganggu, otomatis tubuh enggak bisa menggunakan glukosa sebagai bahan bakar. Alternatifnya, tubuh akan menggunakan lemak atau protein untuk proses metabolisme. Namun, proses metabolisme menggunakan kedua zat tersebut enggak baik bagi tubuh. Sebab hasil metabolismenya berupa keton bodies  (senyawa keton dalam tubuh) yang dihasilkan oleh aksidasi lemak yang enggak sempurna.

Sementara ini, bila menggunakan protein, hasil akhirnya adalah berbagai macam asam dalam tubuh, seperti sulfat, nitrat, dan fosfat. Nah, keton dan zat asam inilah yang membuat tubuh terasa tidak segar karena metabolisme tidak bersih. Kata ahli, proses metabolisme menggunakan protein dan lemak ini berbahaya bagi otak. Lama-kelamaan  bisa menimbulkan plak-plak di pembuluh darah. Alhasil, aliran darah ke otak pun jagi enggak lancar. Parahnya lagi, bisa menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah. Kalau berlangsung lama akibatnya lebih parah lagi, bisa membuat pembuluh darah di otak rusak.

Otak Jadi Meyusut

Kata ahli dari Charite University Medical Centre, Jerman, gula darah berlebih (akibat konsumsi gula berlebih) bisa memyebabkan dan membahayakan struktur serta fungsi otak. Misalnya, kondisi ini bisa membuat  bagian otak yang para area hipokampus jadi mengecil. Padahal, area hipokampus ini berguna untuk mengingat suatu kejadiaan atau fakta. Dengan kata lain, kemampuan otak untuk nengingat akan terganggu bila otak mengalami kelebihan gula.   

Pengaruh gula bagi otak banyak sekali. Nah, berikut kondisi yang bisa terjadi pada otak kalau kamu kelebihan gula, seperti dilansir dalam Harvard Health dan National Library of Medicine National – Institute of Health.

  1. Peradangan di otak.
  2. Kognitif menurun.
  3. Fungsi sel-sel otak menurun.
  4. Sulit mengikuti proses belajar.
  5. Membuat sel-sel otak menua.
  6. Membuat sel-sel otak dehidrasi.

Mau tahu lebih jauh mengenai pengaruh gula bagi otak? Kamu bisa lho menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk berdiskusi mengenai masalah tersebut. Yuk download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan