Pengaruh Quiet Firing pada Kesehatan Mental Pekerja

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   29 September 2022

“Quiet firing dapat diartikan sebagai pemaksaan untuk resign atau pemecatan pekerja secara diam-diam oleh atasan. Pengaruh quiet firing dapat berpotensi memicu gangguan mental jangka panjang.”

Pengaruh Quiet Firing pada Kesehatan Mental PekerjaPengaruh Quiet Firing pada Kesehatan Mental Pekerja

Halodoc, Jakarta – Baru-baru ini sedang marak di media sosial tentang munculnya istilah quiet firing dalam dunia kerja. Berbeda dengan istilah quiet quitting yang berarti bekerja seadanya, istilah quiet firing dapat diartikan sebagai pemaksaan terhadap karyawan untuk mengundurkan diri secara sukarela. Hal ini tentu sangat merugikan pekerja. Bahkan pengaruh quiet firing ini juga sangat mungkin untuk memengaruhi kesehatan mental pekerja.

Banyak hal yang bisa menyebabkan tindakan atasan yang suka memecat diam-diam pekerjanya, salah satunya adalah performa pekerja yang di bawah ekspektasi. Mirisnya, tidak sedikit atasan atau perusahaan yang tidak menyadari tindakan quiet firing. Karena dapat berdampak pada kesehatan mental pekerja, tindakan ini tentu sangat berbahaya.

Pengaruh Quiet Firing pada Kesehatan Mental

Pada dasarnya, quiet firing mengindikasikan komunikasi yang tidak sehat dan berisiko memicu stres dalam jangka panjang. Dengan kata lain, tindakan ini bersifat toksik.

Nah, berikut ini beberapa kondisi yang bisa terjadi akibat quiet firing pada para pekerja: 

  1. Hilangnya Percaya Diri

Tindakan atasan yang berbeda terhadap satu pekerja dengan yang lain tentu akan membuat perbedaan situasi. Pekerja yang tak dianggap dan selalu disepelekan akan menimbulkan perasaan pesimis. 

Perasaan inilah yang menyebabkan perasaan tidak yakin akan kompetensi diri sendiri. Hilangnya percaya diri akan sangat merugikan pekerja karena mereka akan sulit untuk mencari pekerjaan lain setelah dipecat.

  1. Depresi dan Stres Jangka Panjang

Tentu, tindakan didesak untuk mengundurkan diri merupakan hal yang tidak mengenakkan. Terlebih, jika pekerja tersebut dipaksa dengan cara yang negatif seperti diisolasi dan  kurang diapresiasi. Hal itu akan menyebabkan pekerja merasa trauma dan menimbulkan depresi dan stres bahkan dalam jangka panjang.

  1. Percobaan Bunuh Diri

Sangat mungkin keinginan bunuh diri ini bisa terjadi pada karyawan, meskupun kejadiannya sangat jarang. Pekerja yang dipaksa mengundurkan diri atau dipecat secara diam-diam bisa saja merasa belum siap untuk menjadi pengangguran.

Masalah ekonomi pasti akan jadi penyebab utama ketidaksiapan ini. Belum lagi desakan dan pendapat dari orang sekitar. Jika masalah ini sudah parah dan orang tersebut tidak sanggup menahannya sendiri, besar kemungkinan ia melakukan percobaan bunuh diri.

Oleh karena itu, pengaruh quiet firing terhadap kesehatan mental pekerja ini tidak main-main. Jika kamu mengalami dampak quiet firing ini, kamu bisa langsung berkonsultasi kepada psikiater atau psikolog. Kamu juga harus bercerita dan terbuka kepada orang lain. Jangan sampai kamu menanggungnya sendirian. 

Tanda-Tanda Quiet Firing

Selain berbicara dengan ahli dan orang lain, kamu bisa mengenali beberapa tanda quiet firing agar kamu bisa mengatasinya lebih dini. Berikut beberapa tanda kamu mengalami quiet firing:

  • Atasan menghindari obrolan.
  • Pilih kasih kepada pekerja lain.
  • Promosi dan kenaikan gaji yang tidak jelas.
  • Penilaian pekerjaan yang subjektif.
  • Beban bekerja yang tidak tetap.
  • Pembatasan kesempatan untuk berkembang.
  • Kurangnya apresiasi.
  • Cenderung diasingkan.
  • Sengaja tidak dilibatkan dalam proyek tertentu.

Itulah pembahasan seputar pengaruh quiet firing terhadap kesehatan mental pekerja. Jika kamu ingin berkonsultasi ke psikiater atau psikolog terkait kesehatan mental, kamu bisa menghubunginya melalui Halodoc. Bila dokter meresepkan obat, cek kebutuhan medis di Halodoc. Tunggu apa lagi, segera download Halodoc sekarang! 

Referensi:
Metro UK. Diakses pada 2022. Quiet Firing.
Work Life. Diakses pada 2022. WTF is quiet firing?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan