Pengaruh Rhesus Darah pada Kehamilan dan Janin

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   27 Juli 2020
Pengaruh Rhesus Darah pada Kehamilan dan Janin Pengaruh Rhesus Darah pada Kehamilan dan Janin

Halodoc, Jakarta – Rhesus (Rh) adalah protein spesifik yang ditemukan pada permukaan sel darah merah. Salah satu kendala bumil yang memiliki Rh negatif adalah ketidakcocokan rhesus dengan si calon buah hati. Ketidakcocokan Rh ini tidak boleh disepelekan karena menimbulkan dampak pada Si Kecil yang ada di dalam perut. 

Apabila Rh ibu dan janin ternyata sama, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Namun, bila ternyata rhesus Si Kecil berbeda dengan ibu, perlu ada tindakan untuk mencegah risiko-risiko selama kehamilan atau setelah Si Kecil lahir ke dunia. 

Baca juga: Pentingnya Mengetahui Rhesus Darah

Risiko Perbedaan Rhesus antara Ibu dan Janin

Simbol positif atau negatif yang ada pada golongan darah menunjukkan rhesus yang ibu memiliki. Misalnya, golongan darah AB + dalam catatan medis menunjukkan, golongan darah ibu adalah AB dengan rhesus positif. Rh tidak secara langsung memengaruhi kesehatan, tetapi masalah Rh ini menjadi penting ketika ibu sedang dalam masa kehamilan. 

Jika seorang ibu memiliki Rh negatif dan bayinya Rh positif, maka tubuh ibu mengenali protein Rh positif bayi sebagai benda asing. Jika sel-sel darah dari bayi melintasi aliran darah ibu, yang dapat terjadi selama kehamilan maupun persalinan, sistem kekebalan tubuh ibu nantinya membuat antibodi terhadap sel-sel darah merah Si Kecil.

Melansir dari Healthline, antibodi adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas menghancurkan benda asing. Ketika ibu memiliki golongan darah Rh negatif, maka tubuh ibu akan "peka" terhadap golongan darah positif, sehingga terbentuklah antibodi untuk menghancurkan Rh positif. Ketika ini terjadi, antibodi ibu dapat melintasi plasenta untuk menyerang sel darah merah bayi. Kondisi ini tentu dapat mengancam kondisi bayi yang sedang dalam kandungan. 

Bagaimana Kondisi Ini Ditangani?

Dokter biasanya menyarankan terapi imunoglobulin pada ibu hamil yang mengalami ketidakcocokan Rh dengan bayi. Terapi ini biasanya dilakukan dengan memberikan dua suntikan imunoglobulin-Rh selama kehamilan pertama. Melansir dari Kids Health, suntikan pertama umumnya dilakukan sekitar minggu ke 28 kehamilan. Kemudian, suntikan kedua diberikan dalam 72 jam setelah melahirkan.

Baca juga: 5 Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Ibu Hamil

Rh-globulin bertindak seperti vaksin dengan mencegah tubuh ibu untuk membuat antibodi Rh yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada bayi baru lahir atau mempengaruhi kehamilan di masa depan. Ibu yang mengalami keguguran, amniosentesis, atau pendarahan apa pun selama kehamilan seringkali juga diberikan terapi imunoglobulin-Rh.

Ketika selama pemeriksaan kehamilan dokter menemukan bahwa ibu hamil mengembangkan antibodi Rh, maka perlu pengawasan ketat agar kadar tersebut tidak terlalu tinggi. Pada kasus yang jarang terjadi, ketidakcocokan Rh yang parah ditangani dengan transfusi darah khusus yang disebut pertukaran transfusi baik sebelum kelahiran (transfusi janin intrauterin) atau setelah melahirkan. 

Transfusi tukar menggantikan darah bayi dengan darah yang memiliki sel darah Rh negatif. Tujuannya untuk menstabilkan tingkat sel darah merah dan meminimalkan kerusakan dari antibodi Rh yang sudah ada dalam aliran darah bayi.

Ketidakcocokan Rh bisa dicegah dengan melakukan cek darah sebelum merencanakan kehamilan. Jika ternyata ibu memiliki Rh negatif dan ayah Rh positif serta merencanakan program hamil, segera berbicara dengan dokter untuk menentukan rencana terbaik.

Baca juga: Waspada, Ini Kelainan dalam Kehamilan

Apabila ibu punya pertanyaan lain mengenai ketidakcocokan Rh, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahuinya lebih mendalam. Lewat aplikasi, ibu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Rh Incompatibility.
Kids Health. Diakses pada 2020. Rh Incompatibility During Pregnancy.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan