Penggemar Kuliner Pedas Rentan Alami Ulkus Duodenum

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   01 Agustus 2019
Penggemar Kuliner Pedas Rentan Alami Ulkus Duodenum Penggemar Kuliner Pedas Rentan Alami Ulkus Duodenum

Halodoc, Jakarta - Pernah merasakan nyeri ulu hati sangat hebat seusai konsumsi makanan pedas? Alangkah baiknya untuk menghentikan kebiasan makan makanan pedas ini, karena jika diteruskan kamu berisiko mengalami ulkus duodenum. Meski tidak langsung menyebabkannya, tetapi kebiasaan makan makanan pedas, merokok, dan stres dapat memperburuk kesehatan usus.

Penyakit duodenal ulcer atau ulkus duodenum adalah luka terbuka yang kerap timbul di dinding usus 12 jari, yaitu bagian awal dari usus halus. Luka di usus 12 jari ini menyebabkan gejala mulai dari nyeri ulu hati hingga muntah darah.

Baca Juga: 5 Tes untuk Mendeteksi Kondisi Ulkus Duodenum

Apa Saja Gejala dari Penyakit Ulkus Duodenum

Beberapa gejala dari ulkus duodenum yang perlu diwaspadai, yaitu sebagai berikut:

  • Perut terasa kembung;

  • Lemas;

  • Mual dan muntah;

  • Rasa terbakar di ulu hati hingga dada (heartburn);

  • Nafsu makan menurun;

  • Sulit menarik napas.

Jika kamu mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter. Jika tidak mau repot, kamu bisa buat janji dengan dokter lebih melalui aplikasi Halodoc. Dengan pemeriksaan dini dan perawatan tepat, hal ini bisa mencegah komplikasi. 

Apa Penyebab Ulkus Duodenum?

Penyebab utama dari ulkus duodenum bukan karena makanan pedas dan gaya hidup tidak sehat. Ulkus duodenum disebabkan oleh 2 hal, yaitu infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) dan konsumsi obat pereda nyeri jenis obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dalam jangka panjang. Beberapa jenis OAINS yang memicu penyakit ini jika dikonsumsi dalam jangka panjang, antara lain: 

  • Aspirin;

  • Ibuprofen;

  • Diclofenac;

  • Asam Mefenamat;

  • Piroxicam;

  • Meloxicam;

Selain itu, ulkus duodenum dapat disebabkan oleh penyakit, seperti sindrom Zollinger-Ellison, kanker lambung, kanker paru-paru, dan penyakit akut, seperti stroke atau infeksi paru-paru.

Kondisi ini bisa semakin buruk jika terdapat beberapa faktor, antara lain: 

  • Telah berusia di atas 70 tahun;

  • Pernah mengidap ulkus duodenum atau tukak lambung;

  • Sedang mengalami stres;

  • Gemar mengonsumsi makanan pedas;

  • Memiliki kebiasaan merokok;

  • Kecanduan alkohol.

Baca Juga: Makanan Sehat untuk Mengatasi Ulkus Duodenum

Bagaimana Cara Mengobati Ulkus Duodenum?

Pengobatan dan penyembuhan ulkus duodenum tergantung pada ukuran ulkus atau luka. Apabila terapinya efektif, maka seberapa besar pun ulkusnya, mereka bisa sembuh dalam relatif yang sama. Namun untuk ulkus yang besar, dibutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Pengobatan ulkus duodenum dapat dilakukan dengan penggunaan obat-obatan dan/atau tanpa obat-obatan. Pengobatan tanpa obat-obatan dilakukan dengan beberapa hal berikut:

  • Istirahat. Stres dan rasa cemas dapat meningkatkan asam lambung dan penyakit ulkus. Oleh karena itu, pentingnya istirahat agar terhindar dari hal-hal yang memicu munculnya ulkus duodenum.

  • Hindari makanan yang memicu terjadinya ulkus duodenum, misalnya cabai, dan makanan yang mengandung asam. Kedua jenis makanan ini dapat menimbulkan rasa sakit pada beberapa pasien ulkus duodenum.

  • Hindari kebiasaan merokok karena dapat menghalangi penyembuhan ulkus duodenum.

  • Sementara penggunaan obat-obatan untuk mengatasi ulkus duodenum yang disebabkan oleh infeksi bakteri H.pylori adalah antibiotik, seperti amoxicillin, clarithromycin, metronidazole, tinidazole, tetracycline dan levofloxacin. 

Baca Juga: Stres Bisa Sebabkan Munculnya Penyakit Ulkus

Bagaimana Cara Mencegah Ulkus Duodenum?

Beberapa langkah yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ini antara lain: 

  • Mengonsumsi OAINS setelah makan;

  • Olahraga secara rutin;

  • Mengonsumsi makanan kaya vitamin, seperti sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan;

  • Tidur cukup;

  • Berhenti merokok;

  • Kelola stres dengan baik, dan bila perlu bicarakan dengan psikolog atau psikiater;

  • Kurangi konsumsi alkohol.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan