Pengidap Batu Kandung Kemih Bisa Alami Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   10 Mei 2019
Pengidap Batu Kandung Kemih Bisa Alami Obstruksi Outlet Kandung Kemih Pengidap Batu Kandung Kemih Bisa Alami Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Halodoc, Jakarta - Obstruksi outlet kandung kemih (BOO) terjadi ketika adanya penyumbatan di pangkal atau leher kandung kemih. Penyumbatan ini dapat mengurangi atau menghentikan aliran urin ke uretra. BOO lebih sering dialami pria terutama berusia lanjut ketimbang wanita. Sebab, penyakit ini sering dikaitkan dengan masalah prostat. Penyebab obstruksi outlet kandung kemih meliputi:

  • Jaringan parut di uretra.

  • Batu kandung kemih.

  • Kelenjar prostat yang membesar.

  • Kanker prostat.

  • Tumor di rektum, rahim, ataupun leher rahim.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Gejala dari Batu Kandung Kemih dan Batu Ginjal

Mengapa Pengidap Batu Kandung Kemih Bisa Alami OBB?

Meski penyebab utama OBB adalah pembesaran prostat, tapi adanya batu pada kandung kemih juga termasuk kedalam salah satu penyebabnya. Batu yang ada pada kandung kemih dapat menghalangi aliran urine dari kandung kemih ke uretra, yaitu tabung yang mengeluarkan urine dari tubuh. Batu yang ada pada kandung kemih berisiko tinggi menyumbat pangkal atau leher kandung kemih. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya obstruksi outlet kandung kemih.

Gejala Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Gejala umum dari obstruksi outlet kandung kemih dapat berupa:

  • Mengalami rasa sakit saat buang air kecil.

  • Kesulitan untuk mengeluarkan urine.

  • Merasa memiliki kandung kemih penuh, tapi tidak dapat mengosongkan sepenuhnya.

  • Rasanya seperti ada sedikit urine yang tersisa di kandung kemih setelah buang air kecil.

  • Sering buang air kecil selama jam tidur.

  • Terdapat rasa sakit di perut.

  • Memiliki aliran urine yang tidak teratur.

  • Memiliki aliran urine yang lambat.

  • Volume urine kecil.

Diagnosis Obstruksi Outlet Kandung Kemih

BOO dapat dicurigai jika seseorang memiliki perut yang lebih besar akibat pembengkakan kandung kemih. Selain itu, pria dengan kelenjar prostat yang membesar atau wanita dengan sistokel (prolaps kandung kemih) juga bisa menjadi tanda dari obstruksi outlet kandung kemih. Setelah dokter melakukan pemeriksaan fisik, berikut beberapa tes yang mungkin dilakukan:

Baca Juga: Kebiasaan yang Meningkatkan Risiko Batu Kandung Kemih

  • Tes darah untuk memeriksa kerusakan ginjal.

  • Kultur urine untuk menguji infeksi.

  • Ultrasonografi ginjal dan kandung kemih untuk menemukan di mana penyumbatan urine terjadi.

  • Tes urine untuk mendeteksi darah dalam urine.

  • Sinar-X untuk mencari letak penyempitan uretra.

Pengobatan Obstruksi Outlet Kandung Kemih

Pengobatan obstruksi outlet kandung kemih tergantung pada penyebab masalahnya. Salah satu, pengobatan yang mungkin membantu adalah dengan memasang kateter. Sebuah tabung tipis dan fleksibel (kateter) akan dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih. Tujuan utama pemasangan kateter adalah untuk meringankan penyumbatan, sehingga pengidapnya dapat melakukan buang air kecil secara normal.

Dalam beberapa kasus, tabung ditempatkan ke dalam kandung kemih melalui area perut. Tabung ini umumnya disebut kateter suprapubik yang bekerja untuk mengeringkan kandung kemih.

Tersedia perawatan medis jangka panjang untuk berbagai penyakit yang menyebabkan BOO.  Perawatan penyakit yang tepat waktu dapat mengurangi masalah. Jika BOO tidak didiagnosis segera, maka masalah kandung kemih dan ginjal mungkin akan berkembang.

Baca Juga: Ini Bedanya Infeksi Saluran Kemih dan Batu Kandung Kemih

Itulah informasi seputar penyakit obstruksi outlet kandung kemih. Kalau kamu punya pertanyaan lain tentang penyakit ini, tanya dokter Halodoc saja. Gunakan fitur  Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan