Pengidap Fibrilasi Atrium Rentan Alami Stroke, Kok Bisa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 April 2019
Pengidap Fibrilasi Atrium Rentan Alami Stroke, Kok Bisa?Pengidap Fibrilasi Atrium Rentan Alami Stroke, Kok Bisa?

Halodoc, Jakarta – Fibrilasi atrium adalah detak jantung tidak teratur yang bisa meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Tanda-tandanya meliputi pusing, kelemahan, dan kelelahan. Perawatan melibatkan pengobatan dan perubahan gaya hidup serta kadang-kadang prosedur, seperti kardioversi, ablasi, alat pacu jantung, atau operasi.

Ketika fibrilasi atrium terjadi itu artinya irama normal jantung mengalami kerusakan. Darah tidak bergerak dengan baik, sehingga pengidapnya cenderung mengalami gagal jantung. Saat itu terjadi, hati kamu tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Darah juga dapat menyatu di dalam hati dan membentuk gumpalan. Jika darah terjebak di otak ini bisa membuat kamu terkena stroke.

Otak membutuhkan darah dan oksigen. Ketika itu tidak terjadi dan makanan penting itu tidak dapat mencapai otak, baik karena arteri yang tersumbat maupun pembuluh yang pecah dan sel-sel otak mulai mati.

Baca juga: Detak Jantung Sangat Cepat, Waspada Fibrilasi Atrium

Untuk orang-orang dengan tekanan darah tinggi, kekuatan darah mendorong arteri, karena jantung memompa darah terlalu tinggi. Itu menyebabkan kerusakan bertahap pada arteri, termasuk yang ke otak. Pembuluh darah yang melemah dapat pecah di atau dekat otak atau pembuluh darah yang sakit dapat tersumbat oleh gumpalan atau penumpukan plak.

Saat itulah risiko stroke meningkat karena detak jantung yang cepat memungkinkan darah menggenang di jantung yang dapat menyebabkan gumpalan terbentuk dan menyebar ke otak. Menurut Ralph L. Sacco, MD, profesor dan ketua neurologi di Fakultas Kedokteran Miller di University of Miami mengatakan tekanan darah tinggi umumnya dianggap sebagai faktor risiko terkontrol yang paling umum untuk stroke, namun atrial fibrilasi adalah yang paling kuat.

Baca juga: Detak Jantung Sangat Cepat, Waspada Fibrilasi Atrium

Seseorang dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko stroke hampir dua kali lipat daripada seseorang tanpa tekanan darah tinggi. Tapi, seseorang dengan fibrilasi atrium memiliki risiko stroke lebih dari lima kali lipat. Laki-laki dan perempuan paruh baya dengan tekanan darah tinggi berisiko lebih tinggi mengalami fibrilasi atrium di kemudian hari.

Cara Mengurangi Risiko Stroke

Stroke tidak bisa dihindari. Mencegah atau mengendalikan tekanan darah tinggi dan fibrilasi atrium dapat sangat menurunkan peluang terkena stroke. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

Baca juga: Pengidap Fibrilasi Atrium Tetap Berolahraga, Bolehkah?

  • Jangan merokok

  • Dapatkan aktivitas fisik yang teratur

  • Pertahankan berat badan yang sehat

  • Batasi alkohol untuk tidak lebih dari dua minuman sehari untuk laki-laki atau satu minuman sehari untuk perempuan

  • Makan-makanan sehat yang kaya akan buah, sayuran, dan biji-bijian, termasuk produk susu rendah lemak dan batasi garam, lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol.

  • Pantau tekanan darah dan berusahalah untuk mempertahankannya

  • Minum obat sesuai resep jika kamu memiliki tekanan darah tinggi atau atrial fibrilasi.

Baca juga: Jantung Berdenyut Tak Beraturan, Perlukah Waspada?

Masalah jantung lainnya dapat membuat fibrilasi atrium lebih mungkin terjadi. Beberapa masalah jantung tersebut, meliputi:

  • Penyakit jantung karena tekanan darah tinggi

  • Penyakit katup jantung

  • Penyakit otot jantung (kardiomiopati)

  • Cacat jantung sejak lahir (cacat jantung bawaan)

  • Gagal jantung

  • Operasi jantung sebelumnya

Orang dengan kondisi medis tertentu juga memiliki peluang lebih besar seperti:

  • Penyakit paru jangka panjang (seperti COPD)

  • Kelenjar tiroid yang terlalu aktif

  • Sleep apnea

  • Obat-obatan (termasuk, adenosin, digitalis, dan teofilin)

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai fibrilasi atrium, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan