Pengidap Hepatitis Rentan Alami Hipertensi, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   31 Desember 2018
Pengidap Hepatitis Rentan Alami Hipertensi, Benarkah?Pengidap Hepatitis Rentan Alami Hipertensi, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Hepatitis dan hipertensi adalah dua penyakit yang menyerang tubuh, terlebih untuk usia dewasa dan para lansia. Orang yang mengidap gangguan kesehatan ini harus memperhatikan gaya hidup sehat dan melakukan pengobatan yang tepat untuk mengatasinya. Sedikit saja kelalaian dapat membuat kedua penyakit ini memburuk. Namun, benarkah hepatitis dan hipertensi saling berhubungan?

Hepatitis adalah gangguan umum pada hati yang diklasifikasikan dari A hingga E, dengan hepatitis A, B, C, menjadi yang paling umum ditemui. Penyakit ini ditandai terjadinya peradangan di hati karena adanya infeksi sel di jaringan hati. Hepatitis dapat terjadi tanpa atau dengan gejala yang terbilang parah. Untuk gejala yang akut, kamu merasakan kelelahan mendadak, nyeri sendi, demam, muntah, sakit perut, dan hilangnya nafsu makan. Komplikasinya adalah fibrosis dan sirosis.

Sementara itu, hipertensi adalah kelainan saat tekanan darah meningkat hingga di atas batas normal. Kondisi ini terjadi ketika kadar kolesterol dalam tubuh mengalami peningkatan. Makanan jenuh, lemak olahan, lemak trans, dan lemak tidak sehat adalah jenis lemak yang dikaitkan dengan hipertensi.

Baca juga: Ketahui Tentang Hipertensi Portal yang Mengakibatkan Varises Esofagus

Hubungan Hepatitis dan Hipertensi

Hepatitis yang terlambat ditangani mengarah pada terjadinya komplikasi, salah satunya adalah sirosis. Komplikasi ini yang sering dikaitkan dengan masalah hipertensi. Sirosis terjadi ketika jaringan hati mengeras, menyebabkan struktur hati menjadi rusak. Kondisi ini membuat hati tidak mampu berfungsi dengan baik.

Sirosis dapat digolongkan sebagai dekompensasi atau kompensasi. Meskipun mengalami kerusakan sebagian, hati tetap masih bisa menjalankan tugasnya seperti biasa. Ini disebut dengan sirosis kompensasi, yang berarti hati dapat mengatasi kerusakan dan bisa produktif meski dengan cara lain. Jika kinerja hati terkena dampak dari terjadinya jaringan parut struktural, maka terjadi sirosis dekompensasi. Pada tahap ini, gejala yang paling parah adalah terjadinya hipertensi portal.

Baca juga: Sakit Kuning, Tanda Terkena Sirosis?

Jenis hipertensi ini terjadi ketika darah tidak dapat mengalir dengan baik melalui hati dan ada lebih banyak tekanan dalam vena portal yang diarahkan menuju organ. Hipertensi portal berimplikasi pada banyak penyakit, tetapi yang paling umum adalah infeksi akibat hepatitis B dan c. Inilah mengapa kedua penyakit ini saling berkaitan.

Jadi, jika kamu mengidap hepatitis dan hipertensi secara bersamaan, segera periksakan kondisi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat agar komplikasi tidak terjadi. Pasalnya, tidak ada yang mengetahui kondisi kesehatan tubuh kamu selain dirimu, jadi jangan abaikan gejala yang muncul. Jangan lupa juga terapkan pola hidup sehat, jauhi merokok, dan minuman beralkohol.

Baca juga: Sirosis atau Hepatitis? Kenali Bedanya!

Jika diperlukan, konsumsi vitamin agar daya tahan tubuh selalu terjaga. Tidak perlu repot membeli di apotek, karena kamu bisa membelinya di mana saja kamu berada melalui aplikasi Halodoc. Melalui layanan Beli Obat di aplikasi ini, membeli obat dan vitamin tentu akan menjadi lebih mudah dilakukan. Caranya mudah saja. Kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Play Store, mendaftar, dan memilih layanannya. Selain Beli Obat, kamu bisa tanya dokter dan cek lab dengan aplikasi ini. Yuk, coba sekarang!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan