Pengidap HIV Cenderung Alami Fistula Ani, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Maret 2020
Pengidap HIV Cenderung Alami Fistula Ani, Benarkah?Pengidap HIV Cenderung Alami Fistula Ani, Benarkah?

Halodoc, Jakarta – Orang yang mengidap human immunodeficiency virus alias HIV disebut rentan mengalami berbagai penyakit, salah satunya fistula ani. Pasalnya, infeksi virus ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, sehingga penyakit lain juga mudah muncul sebagai komplikasi. HIV sama sekali tidak boleh dianggap sepele. 

Fistula ani merupakan memicu terbentuknya saluran kecil di antara ujung usus dan kulit pada sekitar anus. Ada banyak hal yang bisa memicu kondisi ini, termasuk riwayat penyakit yang diidap. Fistula ani biasanya terjadi berbarengan dengan penyakit seperti tuberkulosis, penyakit crohn, penyakit menular seksual, hingga kanker dan infeksi HIV. Biar lebih jelas, simak penjelasan seputar fistula ani pada artikel berikut!

Baca juga: Waspadai 6 Hal Ini Jika Buang Air Besar Berdarah

Mengenal Penyebab dan Gejala Fistula Ani 

Fistula ani umumnya dipicu oleh infeksi pada kelenjar anus, sehingga menyebabkan penumpukan nanah atau abses. Semakin lama, tumpukan nanah tersebut akan membentuk saluran di bawah permukaan kulit dan mengakibatkan infeksi. Gejala utama pada penyakit ini adalah muncul rasa nyeri pada anus dan terdapat lendir atau darah saat buang air kecil atau buang air besar

Selain itu, penyakit ini mungkin juga ditandai dengan perubahan warna kulit di sekitar anus menjadi lebih merah, gatal, dan nyeri. Fistula ani juga sering menyebabkan muncul rasa sakit yang mengganggu saat duduk atau saat buang air besar dan buang aing kecil, demam, dan mudah merasa lemas.

Tumpukan nanah yang meningkatkan risiko penyakit ini sebenarnya bisa mengering dengan sendirinya atau setelah mendapat penanganan medis. Risiko terjadinya infeksi pemicu penyakit fistula ani tergolong tinggi pada orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh, termasuk mengidap HIV. Risiko infeksi juga meningkat pada orang yang pernah menjalani kemoterapi atau radiasi untuk pengobatan kanker usus besar.

Selain karena infeksi dan kelemahan sistem kekebalan tubuh, fistula ani juga bisa muncul sebagai komplikasi akibat peradangan pada usus. Ada beberapa gangguan kesehatan dan masalah pada usus yang bisa memicu meningkatnya risiko penyakit fistula ani, seperti divertikulitis atau infeksi yang terjadi pada kantong kecil pada bagian samping usus besar. Selain itu, fistula ani juga bisa terjadi akibat penyakit crohn yang menyebabkan peradangan pada dinding saluran pencernaan. 

Fistula ani juga bisa terjadi akibat faktor lain, seperti kanker anus, kanker usus besar, luka di sekitar anus, penyakit menular seksual, serta komplikasi akibat operasi. Penyakit tuberkulosis juga bisa meningkatkan risiko fistula ani, karena bakteri yang menginfeksi paru bisa menyebar ke bagian tubuh lain, termasuk ke saluran cerna. 

Pada tingkat yang parah, penyakit ini mungkin harus ditangani dengan prosedur operasi. Maka dari itu, segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit jika mengalami gejala menyerupai penyakit ini. Semakin cepat ditangani, maka risiko komplikasi bisa ditekan. Fistula ani yang sudah sangat parah bisa sangat mengganggu dan menyebabkan pengidapnya merasa tidak nyaman. 

Baca juga: 7 Penyakit Serius yang Ditandai BAB Berdarah

Cari tahu lebih lanjut seputar fistula ani dan apa saja kondisi yang bisa menyebabkannya dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja tanpa perlu keluar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Referensi:

NHS UK. Diakses pada 2020. Anal Fistula.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Anal Fistula.
Medscape. Diakses pada 2020. Fistula-in-Ano.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan