Pengidap Obesitas Berisiko Tinggi Terkena Stroke, Ini Faktanya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   10 Januari 2021
Pengidap Obesitas Berisiko Tinggi Terkena Stroke, Ini Faktanya Pengidap Obesitas Berisiko Tinggi Terkena Stroke, Ini Faktanya

Halodoc, Jakarta - Bukan rahasia lagi kalau obesitas atau kelebihan berat badan bisa menimbulkan sederet penyakit bagi tubuh. Ingat, obesitas tidak hanya berhubungan dengan penyakit jantung, diabetes, kolesterol tinggi, atau hipertensi.

Penumpukan lemak yang sangat tinggi dalam tubuh ini juga dapat memicu penyakit serius lainnya, yaitu stroke. Tentunya, hal ini tidak dapat dianggap sepele. Pertanyaannya, bagaimana peran obesitas bisa meningkatkan risiko stroke

Baca juga: 10 Dampak Negatif Obesitas yang Harus Kamu Ketahui

Obesitas Picu Stroke, Apa Sebabnya?

Obesitas bisa meningkatkan risiko stroke lewat berbagai cara. Pertama-tama, obesitas dapat meningkatkan risiko stroke akibat peradangan jaringan tubuh akibat lemak berlebih. Kondisi ini dapat memicu masalah aliran darah dan peningkatan risiko penyumbatan darah. Nah, kondisi ini yang ujung-ujungnya menyebabkan stroke

Selain itu, menurut penelitian timbunan lemak dalam tubuh telah terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan risiko stroke atau transient ischaemic attack (stroke ringan). 

Di samping itu, seseorang yang obesitas memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami gangguan seperti sleep apnea. Nah, mereka yang mengidap kondisi ini memiliki risiko lebih besar mengalami tekanan darah tinggi. Ingat, tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor pemicu penyakit stroke

Obesitas juga bisa meningkatkan risiko stroke melalui masalah berat badan. Seseorang yang memiliki berat badan berlebih memiliki kemungkinan peningkatan pembesaran sisi kiri jantung, yang dikenal dengan hipertrofi ventrikel kiri. Menurut studi, adanya hipertrofi ventrikel kiri dan tekanan darah tinggi adalah prediktor penyakit jantung dan stroke pada anak-anak dan orang dewasa.

Tuh, tidak main-main bukan dampak obesitas bagi kesehatan tubuh? 

Baca juga: 5 Fakta Tentang Stroke yang Harus Diketahui

Kenali Gejala-Gejala Stroke

Seseorang yang berhadapan dengan stroke akan mengalami beragam keluhan pada tubuhnya. Meski begitu gejala stroke yang dialami setiap individu bisa berbeda-beda. Keluhan atau gejala stroke yang timbul bergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Hal yang perlu ditegaskan, gejala stroke bisa muncul secara tiba-tiba. 

Umumnya ada tiga gejala utama stroke yang mudah untuk diingat, salah satunya keluhan pada wajah. Di sini, wajah akan terlihat menurun pada satu sisi, dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata terkulai. Dengan kata lain, wajah tidak hanya mengalami mati rasa saja. 

Selain wajah, ada pula keluhan lainnya seperti mati rasa atau kelemahan pada lengan, kaki, dan terutama pada satu sisi tubuh. Gejala umum yang terakhir, yaitu perubahan cara bicara. Pengidapnya akan mengalami masalah cara bicara, seperti ucapan yang tidak jelas, kacau, bahkan tak mampu berbicara sama sekali. 

Namun, ada pula gejala-gejala lainnya yang bisa menyertai, seperti: 

  • Penglihatan buram. Stroke bisa menyebabkan penglihatan menjadi kabur, ganda, hingga hilangnya penglihatan pada satu mata. 
  • Rasa sakit. Rasa sakit sebenarnya bukan gejala khas dari penyakit ini. Namun, menurut sebuah studi sekitar 62 persen wanita lebih sering mengalami gejala yang tidak umum daripada pria. Salah satu yang gejala yang paling umum adalah rasa sakit. 
  • Pusing atau kehilangan keseimbangan. Stroke bisa menimbulkan masalah saat berjalan, pusing, atau mual. 
  • Mual dan muntah.
  • Sulit menelan atau disfagia.

Baca juga: 7 Penyebab Stroke Menyerang Usia Muda

Nah, andaikan dirimu atau melihat seseorang yang mengalami gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pasalnya, stroke adalah kegawatdaruratan medis yang harus segera ditangani. 

Stroke bisa menyebabkan kematian pada sel-sel otak. Tanpa asupan oksigen dan nutrisi, sel-sel otak tak bisa hidup untuk menjalankan fungsinya. Kondisi ini yang bisa menyebabkan kecacatan atau kematian bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. 

Itulah yang perlu dipahami tentang obesitas meningkatkan risiko terkena stroke. Maka dari itu, sebaiknya jaga kesehatan tubuh dengan mengatur pola makan, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup agar terhindar dari obesitas.

Jika ingin membeli vitamin atau suplemen demi menunjang kesehatan tubuh, kamu bisa membelinya di aplikasi Halodoc tanpa perlu repot keluar rumah. 



Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2021. Stroke. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases & Conditions. Stroke.
The Obesity Action Coalition (OAC). Diakses pada 2021. Obesity and Stroke Fact Sheet

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan