Pengidap Obesitas Rentan Alami Hernia Nukleus Pulposus

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 Agustus 2020
Pengidap Obesitas Rentan Alami Hernia Nukleus PulposusPengidap Obesitas Rentan Alami Hernia Nukleus Pulposus

Halodoc, Jakarta - Saat bantalan tulang ruas belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang, kondisi ini merupakan penyakit hernia nukleus pulposus, atau lebih dikenal dengan istilah saraf terjepit. Saat kondisi ini terjadi, maka akan menimbulkan gejala nyeri punggung bawah, nyeri punggung atas, atau nyeri pada leher, tergantung pada lokasi terjadinya saraf terjepit.

Sebagian besar kasusnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa adanya penanganan khusus. Namun, jika nyeri yang terjadi masih berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya, maka langkah pengobatan perlu dilakukan sesuai jenis dan intensitas keparahan gejala yang muncul. Apakah kondisi ini dapat disebabkan oleh obesitas? Berikut faktor risiko HNP!

Baca juga: Angkat Beban Berlebih Bisa Sebabkan Hernia Nukleus Pulposus

Obesitas Menjadi Salah Satu Faktor Risiko HNP

Hernia nukleus pulposus merupakan penyakit yang disebabkan karena melemahnya jaringan di bantalan tulang belakang seiring dengan bertambahnya usia, atau karena faktor risiko tertentu. Saat kondisi tersebut terjadi, kelenturan bantalan tulang belakang akan berkurang, sehingga area tubuh tertentu akan rentan terhadap cedera. Salah satu faktor risiko HNP adalah obesitas atau kelebihan berat badan.

Berat badan yang berlebihan pada seseorang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tekanan pada cakram tulang belakang, sehingga tubuh harus bekerja lebih keras untuk menahan bobot tubuh. Obesitas merupakan faktor risiko HNP yang membuat seseorang memiliki risiko hingga 12 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami saraf kejepit. 

Bahkan, risiko terjadinya hernia nukleus pulposus masih tetap ada bagi pengidap obesitas, meskipun mereka sudah menjalani operasi mikrodisektomi, yaitu operasi pada tulang belakang untuk menangani saraf terjepit. Saat obesitas menjadi pemicu hernia nukleus pulposus, berikut ini sejumlah gejala yang tampak:

  • Sakit di area punggung bagian bawah. Sakit ini akan semakin parah ketika bergerak. Nyeri juga bisa terasa pada bagian tulang ekor.
  • Rasa nyeri, seperti tertusuk dapat terjadi di area bokong yang menjalar ke salah satu tungkai.
  • Mengalami kesemutan atau kelemahan otot pada tungkai.

Segera temui dokter di rumah sakit terdekat saat mengalami sejumlah gejala yang telah disebutkan, ya! Bukan hanya obesitas saja lho yang menjadi faktor risiko HNP, beberapa faktor risiko HNP lainnya adalah memiliki keluarga dengan riwayat penyakit yang sama, mengangkat beban berat dengan posisi atau tumpuan yang salah, melakukan gerakan secara mendadak, serta memiliki kebiasaan merokok.

Baca juga: Disebut Saraf Kejepit, Apa Penyebab Hernia Nukleus Pulposus?

Begini Langkah Pencegahan Hernia Nukleus Pulposus

Salah satu langkah mencegah HNP adalah mempertahankan berat badan ideal guna mencegah tekanan berlebih pada tulang belakang. Meskipun kondisi ini tidak selalu dapat dicegah, tetapi kamu bisa melakukan beragam cara berikut guna mengurangi risiko saraf terjepit:

  • Menjaga postur tubuh dengan baik saat duduk atau mengangkat beban.
  • Melakukan olahraga yang dapat menguatkan otot serta sendi di tungkai dan punggung.
  • Lakukan peregangan jika telah duduk dalam waktu yang lama.
  • Berhenti merokok. Merokok dapat mengurangi suplai oksigen ke bantalan tulang belakang.

Baca juga: Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Alami Hernia Nukleus Pulposus

Jika tidak ditangani dengan baik, maka rasa nyeri akan semakin bertambah parah dan membuat pengidap sulit melakukan aktivitasnya. Bukan itu saja, sejumlah komplikasi bisa saja muncul. Di antaranya adalah kerusakan saraf permanen yang menyebabkan kelumpuhan, mati rasa di area yang mengalami saraf terjepit, serta inkontinensia urine dan inkontinensia tinja.

Referensi:
American Association of Neurological Surgeons. Diakses pada 2020. Herniated Disc.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Herniated Disk.
WebMD. Diakses pada 2020. What is a Herniated Cervical Disk?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan