Pengidap Obesitas Rentan Alami Sindrom Cauda Equina

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Oktober 2019
Pengidap Obesitas Rentan Alami Sindrom Cauda EquinaPengidap Obesitas Rentan Alami Sindrom Cauda Equina

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar keluhan kesehatan bernama sindrom cauda equina? Sindrom cauda equina merupakan kondisi saat sekumpulan akar saraf (cauda equina) di bagian bawah saraf tulang belakang mengalami tekanan. 

Sekelompok akar saraf ini punya tugas menghubungkan antara otak dan organ tubuh bagian bawah. Tugasnya mengirim dan menerima sinyal sensorik dan motorik dari dan menuju tungkai, organ panggul, dan kaki. 

Penyebab utama dari sindrom cauda equina adalah hernia diskus, bantalan tulang belakang mengalami pergeseran. Namun, ada pula beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya gangguan tulang ini, salah satunya obesitas.

Lantas, apa sih hubungannya obesitas dengan sindrom cauda equina? 

Baca juga: Alasan Atlet Rentan Terkena Sindrom Cauda Equina

Obesitas Bukan Cuma Seputar Berat Badan

Ingat, obesitas enggak cuma berhubungan dengan penyakit kolesterol, jantung, stroke, atau diabetes saja. Ternyata, obesitas atau penyakit sejuta umat ini juga bisa menyebabkan masalah pada sendi dan tulang, salah satunya memicu sindrom cauda equina.

Pada dasarnya, tulang belakang punya fungsi untuk memberikan bentuk dan menyokong tubuh. Selain itu, tulang ini juga sebagai pelindung pada susunan saraf tulang belakang. Akan tetapi, bila seseorang mengidap obesitas, maka tak menutup kemungkinan akan timbul gangguan pada tulang belakang.

Alasannya simpel, semakin berat badan seseorang, maka risiko mengalami low back pain juga akan semakin besar. Lemak di perut yang menumpuk ini cenderung membuat postur tubuh jadi condong ke depan, dan punggung jadi lebih rentan mengalami cedera. Singkat kata, obesitas akan menambah beban pada tulang belakang yang bisa memicu banyak keluhan, salah satunya sindrom cauda equina. 

Hal yang perlu digarisbawahi, obesitas bukan cuma memicu gangguan pada tulang belakang saja. Obesitas juga bisa memicu masalah pada sendi-sendi tubuh. Timbunan lemak di dalam tubuh yang menyebabkan kegemukan bisa membuat tulang dan sendi tak mampu menopang bobot tubuh. Dengan kata lain, semakin banyak gemuk seseorang, semakin banyak beban yang harus dibawa. Nah, kondisi inilah yang ujung-ujungnya bisa menyebabkan nyeri sendi.

Jangan lupa, obesitas bukan satu-satunya faktor pemicu sindrom cauda equina. Ada pula faktor lainnya, seperti lansia, cedera punggung, sering mengangkat atau mendorong benda berat, dan profesi atlet yang bisa memicu terjadinya sindrom ini. 

Selanjutnya, seperti apa sih gejala-gejala yang umumnya dialami pengidap sindrom cauda equina?

Baca juga: Ternyata, Ini 9 Penyebab Terjadinya Sindrom Cauda Equina

Nyeri Punggung sampai Disfungsi Seksual

Ketika seseorang terserang sindrom cauda equina, biasanya gejala akan muncul secara bertahap. Di samping itu, pengidapnya mungkin akan mengalami gejala yang bervariasi. Nah, berikut ini beberapa gejala yang bisa ditimbulkan sindrom cauda equina: 

  • Rasa nyeri yang hebat pada punggung bagian bawah.

  • Nyeri di sepanjang saraf panggul (skiatika).

  • Mati rasa di daerah pangkal paha.

  • Inkontinensia alvi (tinja), ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar.

  • Otot tungkai mengalami kelemahan.

  • Masalah saat buang air kecil atau sulit menahan kencing (inkontinensia urine).

  • Refleks anggota tubuh bagian bawah berkurang atau menghilang.

  • Disfungsi seksual yang muncul tiba-tiba.

Nah, bila merasakan gejala-gejala di atas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. 

Baca juga: Sindrom Cauda Equina Dapat Sebabkan Kelumpuhan Permanen

Komplikasinya Tidak Main-Main

Jangan main-main dengan sindrom cauda equina. Sebab bila dibiarkan tanpa penanganan yang tepat dan cepat, penyakit ini bisa menimbulkan berbagai masalah lainnya. Nah, berikut ini beberapa komplikasi sindrom cauda equina:

  • Disfungsi seksual. Sindrom cauda equina yang dibiarkan berlarut-larut, bisa berujung pada rusak atau terganggunya saraf organ reproduksi, terutama pria. 

  • Inkontinensia urine dan tinja. Komplikasi ini bisa terjadi ketika tubuh kehilangan kendali atas buang air kecil (urine) dan buang air besar (tinja). Kedua hal ini disebabkan saraf yang tidak berfungsi secara normal. 

  • Kelumpuhan permanen. Ini komplikasi yang cukup mengerikan. Saraf yang tertekan bisa saja mengalami kerusakan permanen bila tak ditangani. Nah, hal inilah yang bisa menyebabkan kelumpuhan permanen (terutama di bagian tungkai). 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019.  What Is Cauda Equina Syndrome (CES) and How Is It Treated? 
WebMD. Diakses pada Oktober 2019. Cauda Equina Syndrome Overview.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan