Pengidap Pectus Excavatum Perlu Menjalani 2 Operasi Ini

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   28 Mei 2019
Pengidap Pectus Excavatum Perlu Menjalani 2 Operasi IniPengidap Pectus Excavatum Perlu Menjalani 2 Operasi Ini

Halodoc, Jakarta - Pernah lihat orang dengan bentuk tulang dada yang masuk ke dalam? Orang itu kemungkinan besar mengalami pectus excavatum. Pada kasus yang parah, pectus excavatum bisa membuat bagian tengah dada pengidapnya sangat cekung ke dalam, sehingga membuatnya merasa tidak percaya diri dengan kondisi fisiknya.

Pectus excavatum adalah kelainan dinding dada yang sebagian besar pengidapnya adalah anak laki-laki. Pada kondisi yang ringan, pengidap biasanya tidak akan memiliki keluhan selain bentuk dadanya yang tidak normal. Namun, jika cekungan semakin parah dan dalam, dapat mengganggu kerja jantung dan paru-paru.

Sampai saat ini, penyebab terjadinya pectus excavatum belum diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa faktor genetika ikut memengaruhi terjadinya kondisi ini. Sekitar tiga puluh tujuh persen orang dengan pectus excavatum memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.

Baca juga: Mengapa Pengidap Sindrom Marfan Rentan Terkena Pectus Excavatum?

Gejalanya Tergantung pada Tingkat Keparahan

Pada kondisi ringan, satu-satunya gejala yang dialami oleh pengidap pectus excavatum adalah adanya sedikit cekungan pada bagian dada. Tingkat keparahan pectus excavatum ditentukan oleh sebuah metode pengukuran bernama Indeks Haller.

Untuk dapat menghitung Indeks Haller, dokter akan menyarankan pengidap untuk melakukan X-ray atau CT scan. Dari hasil pencitraan tersebut, dokter kemudian akan mengukur jarak antara tulang tengah dinding dada (sternum) hingga tulang punggung. Angka yang normal adalah 2,5, dan pectus excavatum dianggap cukup parah apabila sudah melebihi angka 3,25.

Pectus excavatum yang parah akan menekan organ jantung dan paru-paru, pengidap biasanya akan merasakan gejala-gejala seperti:

  • Infeksi pernapasan kambuhan.
  • Berkurangnya kekuatan berolahraga.
  • Detak jantung cepat atau berdebar.
  • Jantung berdesir.
  • Bersin atau batuk-batuk.
  • Kelelahan.
  • Nyeri pada dada.

Baca juga: Nyeri Dada dan Gejala Lain dari Penyakit Pectus Excavatum

Operasi yang Disarankan untuk Pengidap Pectus Excavatum

Pada kondisi pectus excavatum ringan, pengidap biasanya hanya akan disarankan untuk menjalani terapi fisik saja. Beberapa jenis latihan dapat membantu meningkatkan postur serta meningkatkan daya kembang bagian dada.

Sementara untuk kondisi yang parah, pectus excavatum dapat ditangani dengan tindakan pembedahan. Ada beberapa jenis pembedahan untuk menangani kondisi pectus excavatum yaitu:

1. Sayatan Besar (Prosedur Ravitch)

Ini merupakan sayatan horizontal pada bagian tengah dada. Sayatan ini memungkinkan ahli bedah untuk melihat tulang dada secara langsung. Tulang rawan cacat akan diangkat. Setelah itu, tulang dada akan dikembalikan ke posisi normal dengan bantuan alat penopang besi khusus. Setelah kurang lebih 6 sampai 12 bulan penopang besi ini akan dikeluarkan kembali dari dada pasien.

2. Sayatan Kecil (Prosedur Nuss)

Ini dilakukan pada kedua sisi dada pengidap. Ahli bedah akan memasukkan alat besi melengkung dari sayatan kecil tersebut untuk menaikkan posisi tulang dada ke posisi normal. Batang besi melengkung ini akan dikeluarkan dari dada pengidap setelah dua tahun.

Meskipun kedua teknik operasi tersebut memiliki angka keberhasilan yang cukup tinggi, risiko operasi seperti rasa nyeri, infeksi, dan hasil operasi yang kurang efektif tetap mungkin terjadi. Prosedur Ravitch memiliki risiko untuk terjadinya distrofi dada, sehingga prosedur ini biasanya dilakukan pada usia minimal 8 tahun.

Baca juga: Begini Cara Pengobatan Bagi Pengidap Pectus Excavatum

Itulah sedikit penjelasan tentang pectus excavatum. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan