Pengunjung Disneyland Terancam Gagal Liburan karena Campak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   31 Oktober 2019
Pengunjung Disneyland Terancam Gagal Liburan karena CampakPengunjung Disneyland Terancam Gagal Liburan karena Campak

Halodoc, Jakarta - Beberapa waktu lalu, pengunjung Disneyland di California, Amerika Serikat digegerkan dengan adanya penyebaran penyakit campak di sekitar taman bermain. Penyakit ini disebarkan pada 24 Oktober 2019 antara pukul 09.15 sampai 20.35 waktu setempat oleh seorang pengunjung yang sudah terinfeksi campak sebelumnya. 

Otoritas kesehatan setempat mengimbau seluruh pengunjung yang berada di Disneyland selama rentan waktu tersebut untuk menghubungi dokter karena mungkin terpapar campak. Mereka juga menghimbau kepada setiap orangtua untuk memeriksakan anak atau bayinya ke dokter. Selain itu, ibu hamil atau seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki potensi tertular campak yang lebih besar.

Campak memang penyakit yang mudah menular dan berbahaya. Hanya karena seseorang yang terinfeksi campak, hampir mengancam liburan seluruh pengunjung taman bermain Disneyland. Maka dari itu, kenali campak agar kita terhindar dari ancamannya!

Baca juga: Campak atau Rubella? Begini Cara Mengenali Bedanya

Apa itu Campak?

Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, khususnya pada bayi dan anak-anak. Gejalanya ditandai dengan munculnya ruam kemerahan di seluruh tubuh. 

Campak ditularkan melalui percikan air liur pengidapnya ketika batuk atau bersin. Virus tersebut akan terbawa udara dan menular pada siapapun yang menghirupnya. Selain itu, virus campak dapat menempel pada benda di sekitar dan menular pada orang yang memegang benda tersebut.

Siapapun yang belum mendapatkan imunisasi campak berisiko tertular virus campak. Namun, penyakit ini lebih sering menimpa anak-anak berusia di bawah lima tahun atau seseorang dengan penyakit kronis dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Selain itu, kamu juga beresiko terkena campak jika sering bepergian ke wilayah dengan penyebaran wabah campak. 

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Imunisasi Campak Untuk Si Kecil?

Kenali Gejala Campak

Infeksi campak disertai dengan beberapa gejala tergantung tahapan perkembangannya pada tubuh:

  1. Infeksi Pertama

Pada 10 sampai 14 hari pertama setelah terinfeksi virus, tubuh belum menunjukan gejala apapun. Hal ini dikarenakan virus hanya akan menetap di dalam tubuh.

  1. Infeksi Lanjutan

Seiring berjalannya waktu, tubuh akan menunjukan gejala yang relatif ringan selama dua sampai tiga hari. Gejalanya bisa seperti batuk-batuk, pilek, mata merah, dan sakit tenggorokan. 

  1. Infeksi Akut

Puncaknya, infeksi akan menyebabkan suhu tubuh meningkat sampai 40 derajat celsius yang disertai munculnya ruam di permukaan kulit. Bintik-bintik merah kecil mulanya akan muncul sekitar wajah dan menjalar ke belakang telinga hingga sepanjang garis rambut. Setelah itu, ruam akan menyebar ke tangan, dada, paha atas, dan seluruh kaki.

Baca juga: 5 Penanganan Pertama saat Anak Alami Campak

Bagaimana Cara Menangani Campak?

Kalau kamu terkena campak segera hubungi dokter di Halodoc untuk penanganan lebih lanjut. Caranya mudah kok, tinggal unduh aplikasinya di aplikasinya di Google Play atau App Store dan tanyakan gejalanya melalui Video/Voice Call atau Chat. Selain ditangani secara medis, kamu juga bisa melakukan ini di rumah untuk meredakan gejalanya:

  1. Beristirahat yang Cukup

Perbanyak beristirahat untuk memulihkan sistem kekebalan tubuh yang akan melawan virus penyebab campak. Jangan dulu pergi keluar rumah, kurangi aktivitas fisik, dan usahakan untuk tidur 8 sampai 10 jam setiap harinya.

  1. Menjaga Kebersihan

Bercak merah di kulit tidak menghalangi kamu untuk mandi atau membersihkan diri. Kebersihan diri justru akan memberikan rasa nyaman dan mengurangi gatal. Keadaan kulit yang tidak bersih akan membuat ruam di kulit menjadi sangat gatal dan menggoda kamu untuk menggaruknya. Hal ini dapat membuat bercak berubah menjadi luka yang mengeluarkan nanah dan menimbulkan infeksi sekunder.

  1. Jangan Kurang Minum

Demam tinggi yang dialami selama beberapa hari akan menguras cairan dan elektrolit tubuh. Jangan kurang minum agar terhindar dari dehidrasi. Maka dari itu, cukupilah kebutuhan cairan kamu dengan banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Disneyland Visitors May Have Been Exposed to Measles.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan