Penjelasan Medis Wabah Bubonic Muncul di Cina

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   10 Agustus 2020
Penjelasan Medis Wabah Bubonic Muncul di CinaPenjelasan Medis Wabah Bubonic Muncul di Cina

Halodoc, Jakarta - Belum selesai dengan masalah yang ditimbulkan oleh virus corona, sekarang muncul lagi penyakit lainnya di China sana. Salah satu penyakit yang muncul adalah wabah bubonic yang terdeteksi pada seorang gembala di wilayah Tiongkok. Pemerintah China sendiri telah mengeluarkan peringatan berbahaya terkait penyakit ini.

Pasalnya, wabah bubonic pernah menjadi penyakit yang sangat menakutkan karena membunuh sekitar 50 juta orang pada abad ke-14. Meski sudah dapat dikendalikan dan terbilang mudah diobati sekarang ini, bukan tidak mungkin penyakit ini telah bermutasi. Maka dari itu, kamu harus tahu segala hal yang berhubungan dengan wabah bubonic ini. Berikut pembahasan lengkapnya!

Baca juga: Inilah Cara Penyebaran Penyakit Pes yang Diabaikan


Penjelasan Medis Terkait Wabah Bubonic

Wabah Bubonic adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, saat menimbulkan infeksi pada tubuh. Gangguan ini biasanya disebarkan melalui kutu yang telah menggigit hewan yang sudah terinfeksi, seperti tikus atau tupai. Selanjutnya, kutu tersebut menularkannya pada hewan lain, bahkan manusia yang digigitnya. Penularan juga dapat terjadi oleh hewan atau manusia yang telah terinfeksi melalui tetesan di udara.

Wabah Bubonic merupakan penyakit yang sangat berbahaya ketika terjadi pada manusia karena disebabkan oleh infeksi bakteri yang bersirkulasi dalam aliran darah. Penyakit ini juga termasuk dalam bentuk pneumonia dengan tingkat kasus kematian mencapai 30 persen hingga 100 persen jika tidak mendapatkan penanganan. Maka dari itu, penanganan lebih awal dapat dilakukan agar akibat yang fatal dapat dihindari.


Gejala dari Wabah Bubonic

Seseorang yang mengidap wabah ini akan menimbulkan gejala setelah 1–6 hari kemudian. Kamu mungkin merasa sangat sakit dan lemah serta mengalami demam, menggigil, hingga sakit kepala. Saat seseorang mengidap wabah bubonic, penyakit ini dapat menimbulkan pembengkakan pada kelenjar getah bening dan nyeri di bawah lengan, leher, dan selangkangan. Tanpa dilakukan pengobatan, bakteri dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Saat bakteri tersebut berpindah ke dalam darah, gangguan yang lebih berbahaya dapat timbul yang disebut juga dengan wabah septikemia. Berikut ini beberapa gejalanya:

  • Pendarahan di bawah kulit atau dari mulut, hidung, hingga pantat.
  • Kulit yang menghitam, terutama pada bagian hidung, jari tangan, dan jari kaki.
  • Mengalami sakit perut, diare, muntah, dan syok.

Baca juga: Ditularkan Melalui Hewan, Ini Fakta Penyakit Pes

Selain itu, jika bakteri tersebut sudah berada di paru-paru, pengidapnya dapat mengalami pneumonia. Seseorang yang mengidap gangguan ini terbilang jarang sekali terjadi dan dapat mematikan jika tidak mendapatkan pengobatan. Penyakit ini juga terbilang sangat menular karena dapat menyebar melalui udara saat batuk. Berikut ini gejala yang dapat timbul:

  • Batuk, terkadang bisa sekaligus mengeluarkan darah.
  • Kesulitan bernapas.
  • Mual dan muntah.

Selain itu, jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait wabah bubonic dan mungkin juga virus corona, dokter dari Halodoc siap membantu kapanpun dibutuhkan. Kamu dapat memanfaatkan fitur Chat atau Voice/Video Call, untuk berinteraksi tanpa perlu ke luar rumah. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di smartphone yang kamu gunakan!


Faktor Risiko dari Wabah Bubonic

Sebenarnya, risiko untuk terkena wabah penyakit ini terbilang sangat rendah. Di seluruh dunia, hanya beberapa ribu orang yang terserang gangguan ini setiap tahunnya. Meski begitu, risiko wabah dapat meningkat tergantung dari beberapa hal. Berikut ini beberapa faktor risiko dari wabah bubonic:


1. Lokasi

Faktor risiko pertama yang dapat memungkinkan seseorang mengidap penyakit ini adalah lokasi tempat tinggal. Wabah ini paling sering terjadi di daerah pedesaan, area yang padat penduduk, memiliki sanitasi yang buruk, dan populasi hewan pengerat yang tinggi.


2. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga dapat memengaruhi tingkat risiko terserang wabah bubonic ini. Contohnya, dokter hewan dan asistennya memiliki risiko lebih tinggi untuk bersentuhan dengan hewan-hewan yang mungkin sudah terinfeksi wabah ini. Selain itu, pekerjaan di luar ruangan pada daerah dengan banyak hewan yang terinfeksi penyakit ini juga dapat meningkatkan risiko mengidapnya.

Baca juga: Sanitasi Lingkungan Buruk, Waspada Penyakit Pes

Maka dari itu, ada baiknya untuk tetap menjaga kesehatan hewan peliharaan yang ada di rumah. Jika banyak tikus di lingkungan kamu, ada baiknya untuk memanggil ahli pengusir hewan pengerat tersebut agar risiko untuk terserang penyakit ini menjadi lebih kecil. Dengan begitu, kesehatan kamu dan keluarga menjadi lebih terjamin.


Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. Plague.
Web MD. Diakses pada 2020. What Is the Plague?
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Plague.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan