Penjelasan Stres dan Trauma Dapat Menjadi Penyebab Skizofrenia Paranoid

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 November 2018
Penjelasan Stres dan Trauma Dapat Menjadi Penyebab Skizofrenia ParanoidPenjelasan Stres dan Trauma Dapat Menjadi Penyebab Skizofrenia Paranoid

Halodoc, Jakarta – Skizofrenia merupakan penyakit mental kronis yang mengganggu proses berpikir pengidapnya. Orang yang mengalami skizofrenia tidak bisa membedakan khayalan dengan kenyataan. Itulah mengapa skizofrenia identik dengan "gila". Nah, salah satu jenis skizofrenia yang paling umum terjadi adalah skizofrenia paranoid. Dua hal yang diduga menjadi penyebab skizofrenia paranoid adalah stres dan trauma. Bagaimana stres dan trauma bisa berujung pada skizofrenia paranoid? Simak penjelasannya di sini.

Selain sulit membedakan khayalan dengan realita, pengidap skizofrenia biasanya juga memiliki kelainan dalam merasakan atau mempersepsikan lingkungan di sekitarnya. Nah, paranoid sebenarnya merupakan salah satu gejala yang dapat dialami oleh pengidap skizofrenia. Itulah sebabnya beberapa institusi kesehatan tidak memisahkan skizofrenia dari skizofrenia paranoid. Walaupun begitu, tidak semua pengidap skizofrenia mengalami paranoid.

Skizofrenia sendiri merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun dengan bantuan obat-obatan tertentu, gejala skizofrenia bisa dikurangi sehingga pengidapnya bisa menjalani aktivitas dengan normal.

Penyebab Skizofrenia Paranoid

Sampai saat ini, apa yang menjadi penyebab seseorang bisa mengalami skizofrenia paranoid masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, adanya kelainan pada otak dan sistem transmisi saraf serta kelainan sistem kekebalan tubuh diduga memicu terjadinya skizofrenia paranoid.

Selain itu, stres dan trauma diduga juga menjadi dua penyebab di balik penyakit skizofrenia paranoid yang dialami seseorang. Trauma masa kecil, seperti mengalami perlakuan tidak baik dari orang tua atau mengalami pelecehan seksual bisa membuat seseorang menyimpan trauma yang sulit dihilangkan. Bila tidak segera diatasi dengan melakukan terapi, trauma lama-kelamaan bisa membuat pikiran orang tersebut menjadi terganggu hingga akhirnya menunjukkan gejala-gejala skizofrenia paranoid. Tidak hanya trauma masa kecil, stres yang dialami seseorang di usia muda juga bisa memicu terjadinya skizofrenia paranoid. Memiliki orang tua yang bercerai, putus cinta, ataupun tekanan hidup merupakan beberapa hal yang bisa membuat seseorang mengalami stres yang parah yang mungkin bisa berujung pada penyakit gangguan mental ini.

Faktor lain yang diduga dapat memicu terjadinya skizofrenia pada seseorang, antara lain:

  • Memiliki anggota keluarga yang mengidap skizofrenia.

  • Terkena infeksi virus atau kekurangan nutrisi pada waktu masih di dalam kandungan.

  • Kekurangan oksigen pada waktu dilahirkan.

  • Penyalahgunaan obat-obatan seperti narkotika.

Tindakan Pengobatan Terhadap Pengidap Skizofrenia Paranoid

Bila seseorang sudah menunjukkan gejala-gejala, seperti merasa dirinya lebih hebat dari kenyataan, mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada, rasa cemas yang berlebihan, sampai delusi paranoid yang rutin, maka ada baiknya orang tersebut segera diperiksakan ke dokter jiwa atau psikiater. Pasalnya, gejala-gejala tersebut adalah gejala skizofrenia paranoid. Selain dokter jiwa, pengidap skizofrenia paranoid juga perlu menemui konselor atau terapis untuk melakukan pengobatan.

Perawatan pengidap skizofrenia paranoid sebenarnya bisa dilakukan di rumah. Namun, bila pengidap sudah menunjukkan gejala skizofrenia yang tidak terkontrol dengan obat-obatan dan dianggap membahayakan, maka pengidap sebaiknya dirawat di rumah sakit.

Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan antipsikotik untuk meredakan gejala-gejala skizofrenia yang dialami pengidap, seperti delusi dan halusinasi. Dokter akan terus memantau efektivitas obat-obatan antipsikotik dan mengatur dosisnya agar gejala skizofrenia pada pengidap bisa diredakan. Perlu diketahui bahwa efek antipsikotik tidak akan segera langsung terlihat setelah diminum, tapi perlu waktu sekitar 3–6 minggu bahkan sampai 12 minggu untuk melihat hasilnya.

Selain mengonsumsi obat-obatan, pengidap skizofrenia paranoid juga dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti istirahat yang cukup, olahraga secara rutin, menghindari stres, dan sering berinteraksi sosial dengan orang-orang sekitar. Kebiasaan-kebiasaan baik tersebut bisa membantu mengurangi gejala skizofrenia dan meningkatkan kualitas hidup pengidap.

Jangan tunggu sampai skizofrenia paranoid terjadi! Bila kamu merasa stres sampai kesehatan tubuhmu terganggu, segera bicarakan kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter untuk minta saran kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan