Penumpukan Cairan di Paru-Paru Bisa Sebabkan Efusi Pleura

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 Oktober 2018
Penumpukan Cairan di Paru-Paru Bisa Sebabkan Efusi PleuraPenumpukan Cairan di Paru-Paru Bisa Sebabkan Efusi Pleura

Halodoc, Jakarta – Penumpukan cairan di paru-paru perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan efusi pleura. Cairan yang diproduksi oleh membran pemisah paru-paru dengan dinding dada bagian dalam (pleura) berfungsi untuk melancarkan pergerakan paru-paru saat bernapas. Namun, produksi cairan yang berlebih akan menumpuk di paru-paru dan menimbulkan gejala.

Mengapa Efusi Pleura Terjadi?

Penyebab efusi pleura terbagi dua, yaitu transudat dan eksudat. Efusi pleura transudat disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam pembuluh darah sehingga cairan merembes ke lapisan pleura. Sedangkan, efusi pleura eksudat disebabkan oleh peradangan, cedera pada paru-paru, tumor, serta penyumbatan pembuluh darah atau pembuluh getah bening.

Faktor yang membuat seseorang rentan mengidap efusi pleura adalah riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi), kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan terpapar debu asbes. Masalah kesehatan seperti infeksi paru-paru, gagal jantung kongestif, sirosis hati, emboli paru, penyakit ginjal, lupus, dan penyakit autoimun lain bisa meningkatkan risiko terjadinya efusi pleura.

Bagaimana Gejala dan Diagnosis Efusi Pleura?

Gejala efusi pleura biasanya terasa saat penumpukan cairan tergolong parah dan telah terjadi peradangan. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai adalah nyeri dada saat bernapas, batuk kering, demam, sesak napas, dan sulit bernapas saat berbaring. Jika kamu mengalami gejala tersebut, segera menghubungi dokter untuk dilakukan diagnosis penyakit.

Diagnosis efusi pleura diawali dengan mengkaji riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik dengan mengetuk-ngetuk dada. Pemeriksaan lanjutan (seperti foto rontgen dada, USG, dan CT scan) diperlukan jika dokter mencurigai nyeri dada yang terjadi akibat penumpukan cairan.

Bagaimana Pengobatan Efusi Pleura?

Pengobatan efusi pleura dilakukan untuk menyembuhkan kondisi pemicu. Misalnya efusi pleura yang disebabkan oleh pneumonia diobati dengan pemberian antibiotik, serta efusi pleura yang disebabkan oleh kanker diobati dengan radioterapi dan kemoterapi. Jika cairan yang menumpuk di paru-paru terlalu banyak, dokter akan menggunakan sejumlah prosedur untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk, di antaranya:

  • Prosedur punksi pleura untuk mengambil dan menganalisis sampel cairan pleura.

  • Pemasangan selang plastik khusus (chest tube) ke dalam rongga pleura melalui bedah torakotomi.

  • Pemasangan kateter ke dalam ruang pleura. Tindakan ini dilakukan jika efusi pleura terjadi terus-menerus.

  • Penyuntikan zat pemicu iritasi ke dalam ruang pleura (pleurodesis) untuk menutup rongga pleura. Tindakan ini untuk mencegah efusi pleura yang sering kambuh.

  • Pengangkatan jaringan yang tidak sehat atau sudah mengalami peradangan. Misalnya melalui bedah torakoskopi (tanpa membuka rongga dada) atau torakotomi (dengan membuka rongga dada) Tindakan ini dilakukan jika dampak kerusakan efusi pleura sudah menyebar ke jaringan tubuh lain.

Perubahan gaya hidup diperlukan untuk membantu proses penyembuhan efusi pleura, di antaranya dengan menghindari alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan. Pastikan untuk mencari tahu efek samping dari pengobatan yang dilakukan, serta cara mencegah dan mengatasi efek samping yang mungkin terjadi.

Itulah fakta tentang efusi pleura yang perlu diketahui. Jika kamu memiliki tanda dan gejala di atas, segera berbicara dengan dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab dan mendapat penanganan yang tepat. Kamu bisa menghubungi dokter Halodoc kapan saja dan di mana saja melalui fitur Contact Doctor via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca Juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan