Ini 4 Penyakit yang Berhubungan dengan Darah

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 Juni 2020
Ini 4 Penyakit yang Berhubungan dengan DarahIni 4 Penyakit yang Berhubungan dengan Darah

Halodoc, Jakarta - Darah berfungsi membawa nutrisi, oksigen, dan pembawa pembuangan kotoran tubuh. Peran darah sangat vital untuk tubuh, tetapi juga rentan mengalami penyakit darah. Umumnya setiap orang memiliki sekitar 5 liter darah, separuh dari komposisi yang ada dalam darah adalah plasma darah. 

Kandungan protein yang terdapat dalam plasma dapat membantu proses pembekuan darah. Selain itu, fungsi plasma darah sebagai alat transportasi plasma darah yang mengandung glukosa dan nutrisi lainnya. Darah memiliki banyak fungsi, ketika mengalami disfungsi, maka akan muncul berbagai macam penyakit darah. Di antaranya:

Baca juga: Malaria dan DBD, Mana yang Lebih Berbahaya?

  1. Leukemia

Gangguan darah ini berupa kanker dari sel-sel darah. Terjadinya penyakit ini diawali pada sumsum tulang belakang, jaringan lunak di dalam sebagian besar tulang. Saat mengalami leukemia, sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel darah putih. Sel-sel menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lainnya hingga menyebabkan pembengkakan atau nyeri. 

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan leukemia. Kemungkinan penyakit ini disebabkan oleh radiasi, terpapar zat kimia seperti benzena, dan keabnormalan kromosom. Radiasi saat proses kemoterapi kanker lain juga dapat menyebabkan leukemia. 

Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Bantu Atasi Polisitemia Vera

  1. Multiple Myeloma

Penyakit darah ini dapat menyebabkan sel kanker menumpuk pada sumsum tulang. Mereka dapat mengganggu sel-sel darah yang sehat. Bukannya menghasilkan antibodi yang bermanfaat, sel-sel kanker justru memproduksi protein abnormal. Keabnormalan itulah yang menyebabkan komplikasi pada ginjal. 

  1. Limfoma

Ini juga merupakan suatu bentuk kanker darah yang menyebabkan sel-sel darah putih berkembang biak secara abnormal dalam kelenjar getah bening dan jaringan lain. Ketika jaringan membesar, fungsi darah terganggu, akhirnya menyebabkan kegagalan organ dan sistem imun pada tubuh. 

Ketika sel-sel kelenjar getah bening atau limfosit berkembang biak secara pesar, akhirnya produksi sel-sel kanker yang mempunyai kapasitas normal untuk menyerang jaringan lain di seluruh tubuh. 

  1. Anemia Sel Sabit

Penyakit darah ini disebut anemia sel sabit dikarenakan sel darah merah yang seharusnya utuh jadi berbentuk bulan sabit. Kondisi ini dapat menyebabkan anemia jika sel-sel darah merah berbentuk sabit ini pecah. Sel darah merah sabit dapat bertahan hidup hanya selama 10-20 hari, sementara sel darah merah normal dapat hidup hingga 120 hari. 

Sel darah merah sabit yang rusak berkumpul dan menempel pada dinding pembuluh darah hingga menghalangi aliran darah. Ini dapat menyebabkan rasa nyeri dan kerusakan permanen pada otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, tulang, hingga limpa. Pemicu umum terjadinya krisis sel sabit yaitu karena infeksi dan dehidrasi. 

Baca juga: Sama-Sama Terjadi pada Vena, Ini Bedanya Tromboflebitis dan DVT

Cara Mengetahui Adanya Penyakit Darah

Jika kamu mengalami gejala yang berkaitan dengan penyakit yang berhubungan dengan darah, sebaiknya segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Kemungkinan diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk melakukan diagnosis. Pemeriksaan tersebut meliputi:

  • Pemeriksaan darah lengkap perlu dilakukan untuk melihat jumlah dari setiap bagian darah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin agar lebih cepat. 
  • Aspirasi sumsum tulang. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kondisi dari sumsum tulang sebagai pabrik darah. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil darah juga sebagian kecil jaringan sumsum tulang untuk diteliti di laboratorium. 

 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Types of Blood Disorders.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Conditions. Thrombocytopenia.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan