Penyakit Hirschsprung Bisa Dicegah atau Tidak?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   12 Agustus 2019
Penyakit Hirschsprung Bisa Dicegah atau Tidak?Penyakit Hirschsprung Bisa Dicegah atau Tidak?

Halodoc, Jakarta – Sebaiknya perhatikan kondisi BAB pada bayi yang baru dilahirkan. Umumnya, bayi yang baru dilahirkan mengeluarkan feses pertama beberapa jam setelah bayi dilahirkan. Namun, waspada ketika bayi tidak BAB selama 48 jam pertama setelah lahir karena bisa jadi ini gejala dari hirschsprung.

Baca juga: Kenali Hirschsprung, Kondisi yang Sebabkan Bayi Sulit BAB

Penyakit hirschsprung adalah kondisi ketika bayi mengalami kerusakan pada usus besar sehingga menyebabkan bayi tidak dapat mengeluarkan BAB dengan baik. Saraf pada usus besar memiliki fungsi untuk mendorong keluar feses yang ada pada usus, dengan adanya penyakit hirschsprung feses tidak dapat dikeluarkan dan menumpuk dalam usus.

Penyakit Hirschsprung Belum Dapat Dicegah

Faktanya, belum ada pencegahan yang dilakukan untuk mencegah penyakit hirschsprung. Namun ibu jangan khawatir, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan ketika anak mengalami kondisi hirschsprung, seperti:

1. Prosedur Penarikan Usus

Dokter membuang bagian usus besar yang tidak memiliki saraf dan menarik usus yang sehat langsung menuju anus.

2. Ostomi

Prosedur ini berjalan sebanyak 2 tahap. Pertama, tindakan operasi untuk membuang bagian usus yang tidak bersaraf dan mengarahkan usus yang sehat pada lubang baru di bagian perut untuk mengeluarkan feses. Setelah pasien stabil, biasanya tahap kedua dilakukan dengan menutup lubang di perut dan menyambungnya usus yang sehat langsung menuju anus.

Tidak hanya itu, lakukan perawatan setelah bayi menjalani pengobatan di atas dengan mengonsumsi makanan yang tinggi serat, meningkatkan cairan dengan mengonsumsi banyak air putih untuk meringankan sembelit yang dialami oleh anak, sebaiknya ajak anak untuk banyak melakukan kegiatan fisik dan penggunaan obat untuk meringankan gejala dan memulihkan kondisi kesehatan anak.

Penyakit hirschsprung adalah gangguan kesehatan pada bagian usus besar yang terjadi ketika bayi dilahirkan. Umumnya, penyakit hirschsprung disebabkan karena adanya kelainan saraf pada bagian usus besar sehingga menyebabkan bayi sulit atau bahkan tidak dapat BAB secara normal. 

Baca juga: Kenali 9 Gejala Hirschsprung pada Bayi

Ada beberapa faktor yang meningkatkan bayi dengan gangguan saraf pada usus besar, seperti jenis kelamin bayi laki-laki. Bayi laki-laki lebih rentan mengalami penyakit hirschsprung dibandingkan bayi berjenis kelamin perempuan. Tidak hanya itu, riwayat keluarga dengan kondisi ini membuat seorang bayi sangat rentan dilahirkan dengan kondisi yang serupa.

Meskipun umumnya penyakit hirschsprung sudah diketahui sejak bayi dilahirkan, namun gejala yang muncul terlihat ketika bayi mengalami pertumbuhan usia. Umumnya, bayi yang mengalami penyakit ini tidak buang air besar selama 48 jam setelah bayi dilahirkan.

Kondisi Hirschsprung Dapat Didiagnosa dengan Pemeriksaan Ini

Sebaiknya segera periksakan kondisi kesehatan anak ke rumah sakit terdekat jika bayi tidak buang air besar selama beberapa hari setelah dilahirkan atau anak yang mengalami sembelit kronis disertai penurunan berat badan.

Nyatanya, kondisi ini dapat dideteksi dengan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

  1. Penggunaan X-ray;

  2. Pengambilan sampel usus dengan biopsy;

  3. Tes manometry dengan mengukur kendali otot di sekitar rektum.

Penyakit ini bisa disebabkan penyakit bawaan yang dialami oleh bayi ketika lahir seperti sindrom Down atau penyakit jantung bawaan. Bagi ibu hamil, tidak ada salahnya untuk melakukan pengecekan terhadap kandungan dan mengonsumsi makanan yang sehat agar pertumbuhan janin dalam kandungan bisa berlangsung secara optimal.

Baca juga: Ketahui 3 Pemeriksaan untuk Deteksi Hirschsprung

Referensi:
NHS (diakses pada 2019). Hirschsprung Disease
MayoClinic (diakses pada 2019). Hirschsprung Disease
Medscape (diakses pada 2019). Hirschsprung Disease

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan