Penyakit Kawasaki, Bukan Demam Biasa

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Mei 2018
Penyakit Kawasaki, Bukan Demam BiasaPenyakit Kawasaki, Bukan Demam Biasa

Halodoc, Jakarta — Penyakit Kawasaki (Kawasaki disease) adalah penyakit langka yang dapat menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah di seluruh tubuh, terutama pembuluh darah jantung. Selain pembuluh darah, penyakit Kawasaki dapat menyerang limfonodi, kulit, dan membran mukosa yang terdapat di dalam mulut, hidung, dan tenggorokan.

Itulah sebabnya penyakit Kawasaki juga disebut dengan sindrom limfonodi mukokutan. Penyakit ini lebih rentan menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun dengan gejala awal seperti demam. Namun  demam yang terjadi karena penyakit ini bukan demam biasa.

Penyebab dan Gejala Penyakit Kawasaki

Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebabnya. Para pakar menduga faktor keturunan, infeksi, kondisi autoimun, dan beberapa faktor lainnya memengaruhi seseorang mengidap penyakit kawasaki. Pengobatan paling baik dilakukan maksimal 10 hari sejak gejala muncul. Ini untuk mencegah risiko komplikasi dan mempercepat penyembuhan.

(Baca juga: Mengapa Penyakit Langka Sulit Didiagnosis?)

Gejala penyakit kawasaki biasanya muncul dalam tiga tahap yang berlangsung sekitar 1,5 bulan. Pada tahap pertama (sekitar 1- 2 minggu), gejala utama yang muncul disertai demam adalah:

  • Ruam kemerahan muncul di area organ intim dan menyebar ke tubuh bagian atas, tangan, kaki, serta wajah. Ruam ini biasanya akan hilang dalam waktu satu minggu.
  • Mata merah, tapi tidak keluar cairan.
  • Lidah atau tenggorokan menjadi merah dan bibir kering serta pecah-pecah.
  • Jari-jari tangan atau kaki bengkak dan memerah. Tangan dan kaki juga akan terasa sakit.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher.

Pada tahapan selanjutnya di minggu 2-4, pengidap penyakit langka Kawasaki mengalami gejala-gejala lain yakni kulit pada ujung jari tangan dan kaki mengelupas, gangguan pencernaan (seperti diare, muntah, dan sakit perut), serta rasa nyeri dan pembengkakan pada sendi, sedangkan demam sudah berkurang.

Pada tahap inilah, komplikasi seperti aneurisma (melebarnya pembuluh darah) bisa terjadi. Kelemahan dinding pembuluh darah tersebut disebabkan oleh proses peradangan yang terjadi akibat penyakit Kawasaki. Apabila tidak ditangani, aneurisma ini dapat pecah dan menimbulkan perdarahan.

Pada minggu 4-6, gejala-gejala penyakit Kawasaki perlahan-lahan akan berkurang, tapi kondisi anak umumnya masih lemas dan mudah lelah.

Gejala penyakit ini hampir mirip dengan infeksi lain, terutama gejala demam. Jika gejala infeksi pada anak sudah lebih dari seminggu sebaiknya segera tanyakan kepada dokter. Tindakan penanganan yang tepat akan menghindarkan kamu dari hal-hal yang tidak dinginkan.

Kalau kamu menemukan gejala tersebut kepada anak, silahkan bertanya dengan para dokter ahli. Kamu bisa menghubungi dokter melalui video/voice call atau chat di aplikasi Halodoc. Para dokter akan membantu kamu mendapat penanganan yang tepat.

Penyakit ini memang tidak bisa dicegah, namun diagnosis dan penanganan secepat mungkin menurunkan risiko komplikasi. Bahkan dalam waktu beberapa minggu penyakit langka ini bisa disembuhkan secara total.

Besar kemungkinan penyakit Kawasaki disebabkan oleh infeksi dan penyakit keturuan. Meski begitu penyakit ini bukan penyakit menular dan tidak akan pernah menyerang bayi di bawah enam bulan. Bayi di usia ini dilindungi oleh zat antibodi yang didapat dari ibunya. Karena diduga merupakan penyakit keturunan, jika salah satu orang tua pernah mengalami penyakit kawasaki, seorang anak berisiko mengalami penyakit ini.

(Baca juga: Bagaimana Mendiagnosis dan Mengobati Penyakit Kawasaki?)

Selain bisa bertanya dengan dokter, di aplikasi Halodoc, kamu bisa melakukan cek lab untuk pencegahan dini dan membeli obat lewat layanan Apotek Antar. Praktis dan tidak perlu keluar rumah. Ayo! Unduh aplikasi Halodoc di Play Store atau App Store sekarang.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan