Penyakit Roseola Bisa Komplikasi ke Radang Otak dan Pneumonia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Desember 2018
Penyakit Roseola Bisa Komplikasi ke Radang Otak dan PneumoniaPenyakit Roseola Bisa Komplikasi ke Radang Otak dan Pneumonia

Halodoc, Jakarta - Roseola adalah penyakit yang menyebabkan pengidapnya mengalami ruam yang bentuknya seperti bunga mawar. Penyakit ini disebut juga roseola infantum paling sering menyerang anak-anak dengan rentang usia 6 hingga 24 bulan. Selain mengakibatkan ruam, penyakit ini kerap kali dibarengi dengan kondisi demam yang tinggi. Penyebab penyakit ini adalah virus yang penyebarannya mirip dengan pilek. Namun virus yang menyebabkan penyakit ini lebih berbahaya, yaitu Human Herpes Virus (HHV) type 6 dan 7.

Roseola infantum mudah menular saat memasuki fase demam, tapi saat ruam sudah pecah penyakit ini tidak lagi menular. Infeksi menyebar ketika seorang anak terpapar air liur yang keluar melalui bersin, batuk, atau saat menarik napas. Tetesan air liur dapat mendarat di permukaan kulit dan kemudian masuk melalui hidung atau mulut. Setelah itu virus yang ada di dalamnya menginfeksi dan memunculkan gejala. Jika tidak ditangani dengan tepat, komplikasi roseola mungkin terjadi terlebih jika daya tahan tubuh anak sedang lemah. Jenis komplikasi yang paling parah yang mungkin terjadi adalah radang otak dan pneumonia.

Komplikasi Roseola

Sebenarnya komplikasi dari roseola adalah kasus yang jarang ditemukan karena sebagian besar pengidapnya akan sehat dengan cepat. Namun, seperti yang disebutkan sebelumnya, kekhawatiran akan datang bagi yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Apalagi jika orang tersebut baru melakukan transplantasi organ atau menerima sumsum tulang. Mereka memiliki ketahanan yang lebih rendah terhadap virus secara umum, sehingga perkembangan kasus infeksi lebih parah dan tubuhnya sulit melawan penyakit. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain pneumonia atau ensefalitis yakni peradangan otak yang berpotensi mengancam keselamatan jiwa.

Gejala Roseola

Jika terserang virus HHV type 6 atau 7, maka gejala roseola dapat mengganggu sistem pernapasan diikuti demam tinggi yang berkisar 39,5 derajat Celcius. Selama waktu munculnya gejala ini, seorang anak menjadi lebih rewel, nafsu makan berkurang, bahkan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Demam yang terjadi biasanya cepat naik dan dapat memicu kejang. Tanda anak mengalami kejang akibat demam antara lain:

  • Tidak sadarkan diri.

  • Bagian tubuh seperti lengan, kaki, dan wajah menyentak selama 2 hingga 3 menit.

  • Kehilangan kendali atas kandung kemih atau usus.

Kemudian demam tinggi dapat berakhir tiba-tiba, dan pada waktu yang hampir bersamaan, muncul ruam merah seperti bunga mawar di beberapa area tubuh. Bintik-bintik ruam tersebut menjadi putih ketika disentuh. Ruam biasanya menyebar ke area leher, wajah, lengan, dan kaki. Secara keseluruhan, demam roseola dapat berlangsung dari 3 hingga 7 hari, kemudian diikuti oleh ruam yang berlangsung dari hitungan jam hingga beberapa hari.

Pengobatan Roseola

Penyakit ini sebenarnya tidak memerlukan penanganan khusus. Saat demam, berikan obat penurun panas atau pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen. Biarkan anak beristirahat dengan nyaman hingga panasnya turun. Anak hanya perlu dibawa ke dokter saat panas melebihi 39 derajat, panas tidak hilang hingga 7 hari, atau ruam tidak kunjung hilang hingga 3 hari.

Pencegahan Roseola

Karena tidak ada vaksin untuk mencegah roseola, cara terbaik untuk mencegah penyebaran roseola adalah menghindari paparan virus dari pengidap penyakit ini. Jika anak mengidap penyakit ini, maka pastikan anak berada di rumah hingga demamnya turun.

Tubuh memiliki antibodi yang dapat diandalkan untuk mencegah terjadinya penyakit ini, namun kamu dan keluarga tetap harus waspada terhadap penyakit ini. Pastikan selalu menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan dengan sabun agar virus penyebab penyakit tidak mudah menyebar.

Orang dewasa yang tidak pernah mengidap roseola saat anak-anak dapat terinfeksi di kemudian hari. Tidak perlu khawatir karena pada orang dewasa penyakit ini akan memiliki gejala yang lebih ringan. Hal yang harus diperhatikan saat orang dewasa terkena penyakit ini adalah hindari kontak dengan anak-anak, karena anak-anak mudah tertular.

Apabila kamu melihat adanya gejala roseola terjadi pada anak, sebaiknya segera lakukan tanya jawab dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mencegah komplikasi roseola. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca Juga:

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan