Penyakit yang Bisa Menyebabkan Sindrom Horner

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Oktober 2020
Penyakit yang Bisa Menyebabkan Sindrom HornerPenyakit yang Bisa Menyebabkan Sindrom Horner

Halodoc, Jakarta - Sindrom Horner bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang muncul saat tubuh mengalami gangguan jalur saraf dari otak ke wajah. Gangguan ini menyebabkan adanya masalah saraf pada satu sisi wajah, termasuk mata. Sindrom horner merupakan kondisi yang dapat dialami oleh seseorang di usia berapa pun. Lantas, apa saja penyakit yang menjadi penyebab sindrom horner? Berikut ulasan selengkapnya.

Baca juga: Sindrom Horner Bisa Jadi Gejala Stroke, Benarkah?

Beberapa Penyakit yang Menjadi Penyebab Sindrom Horner

Seperti pada penjelasan sebelumnya, sindrom horner disebabkan oleh kerusakan pada jalur saraf simpatik antara otak dan wajah. Sistem saraf ini berperan dalam mengatur banyak hal, yaitu detak jantung, keringat, pergerakan pupil mata, tekanan darah, dan sebagainya. Penyakit yang menjadi penyebab sindrom horner sendiri akan tergantung pada jalur saraf neuron yang terkena. Berikut ini tiga jalur saraf tersebut:

1.Jalur Pertama

Jalur neuron tingkat pertama terletak dari pangkal otak ke puncak sumsum tulang belakang. Penyebabnya sendiri dipicu oleh sejumlah penyakit berikut ini:

  • Cedera pada leher.
  • Pengeroposan tulang belakang.
  • Stroke, yaitu matinya sel-sel pada sebagian area otak karena terganggunya pasokan darah yang menuju otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. 
  • Tumor, yaitu benjolan yang muncul karena sel tumbuh secara berlebihan atau akibat sel yang seharusnya mati masih terus bertahan hidup.
  • Multiple sklerosis, yaitu gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang yang menyebabkan gangguan pada penglihatan dan gerakan tubuh.

2.Jalur Kedua

Jalur neuron tingkat pertama terletak dari tulang belakang melewati area dada bagian atas ke sisi leher. Penyebabnya sendiri dipicu oleh sejumlah penyakit berikut ini:

  • Pernah melakukan prosedur operasi di rongga dada.
  • Mengalami kerusakan pembuluh darah utama pada organ jantung.
  • Mengalami pertumbuhan tumor pada lapisan luar pelindung saraf.
  • Mengalami kanker paru-paru.
  • Mengalami cedera traumatis pada area dada.

3.Jalur Ketiga

Jalur neuron tingkat ketiga terletak dari leher menuju kulit wajah serta otot-otot yang mengontrol iris dan kelopak mata. Penyebabnya sendiri dipicu oleh sejumlah penyakit berikut ini:

  • Mengalami infeksi atau tumor di tengkorak.
  • Mengalami sakit kepala berat, seperti sakit kepala cluster atau migrain.
  • Mengalami cedera atau kerusakan pada pembuluh darah besar.

Sindrom horner juga bisa dialami oleh anak. Penyebabnya sendiri meliputi adanya cedera saat lahir pada leher atau bahu, cacat bawaan lahir pada pembuluh darah besar jantung (aorta), dan adanya tumor pada sistem saraf atau hormonal. 

Baca juga: Ini 4 Komplikasi yang Disebabkan oleh Sindrom Horner

Apa Saja Gejala yang Perlu Diwaspadai?

Sindrom horner merupakan gejala penyakit yang memengaruhi satu sisi wajah saja. Gejala yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Terangkatnya kelopak mata bawah.
  • Menurunnya kelopak mata atas.
  • Mengecilnya pupil mata.
  • Perbedaan ukuran kedua pupil mata.
  • Pupil mata mengalami keterlambatan pelebaran saat gelap.
  • Sisi wajah yang terkena hanya mengeluarkan sedikit keringat atau tidak sama sekali.

Saat sindrom horner terjadi pada anak-anak, gejala yang tampak meliputi warna lingkaran mata yang lebih terang di sisi wajah yang terkena, serta tidak memerah saat kepanasan, marah, menangis, atau berkeringat.

Baca juga: Perlu Tahu Cara Diagnosis Sindrom Horner

Segera temui dokter di rumah sakit terdekat saat mengalami sejumlah gejala secara mendadak. Sejumlah gejala yang perlu diwaspadai meliputi gangguan penglihatan, pusing, kelemahan otot, sakit kepala parah, atau nyeri leher yang muncul secara tiba-tiba. Waspadai gejala yang muncul dan atasi dengan segera, ya!

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Horner Syndrome.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Horner Syndrome.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan