Penyebab Inkompabilitas Rhesus Bisa Terjadi pada Janin

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   11 Agustus 2019
Penyebab Inkompabilitas Rhesus Bisa Terjadi pada JaninPenyebab Inkompabilitas Rhesus Bisa Terjadi pada Janin

Halodoc, Jakarta - Kebanyakan orang Indonesia memiliki darah dengan Rh positif, yang berarti mereka menghasilkan faktor Rh, sebuah protein yang ditemukan pada permukaan sel darah merah. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang dilahirkan dengan membawa Rh negatif dalam darahnya. Memang, kesehatan orang dengan Rh negatif seharusnya tidak memiliki pengaruh sama sekali. 

Sayangnya, seorang ibu yang memiliki Rh negatif memiliki risiko tinggi memiliki anak dengan penyakit Rh jika bayi mewarisi jenis darah Rh positif dari sang ayah. Sederhananya, penyakit Rh terjadi ketika darah seorang ibu dan janin tidak cocok. Jika ibu memiliki Rh negatif dan bayi dalam kandungan memiliki Rh positif, maka sel darah merah janin dapat masuk ke aliran darah ibu. Oleh sistem imunitas ibu, sel darah ini dianggap sebagai benda asing. 

Apa yang Menyebabkan Janin Kelainan Darah?

Penyakit Rh hanya terjadi ketika ibu memiliki Rh yang berbeda dengan janin dan ibu mengalami proses sensitisasi (respons imun tubuh ibu terhadap masuknya aliran darah janin yang berbeda rhesus) setelah terpapar darah Rh positif. Apakah seseorang memiliki Rh positif atau negatif ditentukan oleh adanya antigen rhesus D yang ditemukan di permukaan sel darah merah. 

Baca juga: Waspadai Kehamilan Berbeda Rhesus Darah

Golongan darah seseorang bergantung pada gen yang diwarisi dari kedua orangtua. Apakah dalam darah terkandung Rh positif atau negatif bergantung pada seberapa banyak salinan antigen RhD yang diwarisi, bisa satu gen, keduanya, atau tidak mewarisi gen sama sekali. Pada kasus tidak adanya pewarisan antigen RhD dari kedua orangtua, maka Rh adalah negatif. 

Seorang ibu dengan darah Rh negatif dapat memiliki bayi dengan Rh positif jika golongan darah ayah memiliki Rh positif. Apabila ayah memiliki dua salinan antigen RhD, setiap bayi akan memiliki darah dengan RhD positif. Namun, jika ayah hanya memiliki satu salinan antigen RhD, ada kemungkinan bayi memiliki darah dengan Rh positif adalah sebesar 50 persen. 

Baca juga: Bukan Cuma Golongan Darah, Rhesus Juga Perlu Diketahui

Bayi dengan Rh positif akan memiliki penyakit Rh jika imunitas ibu dengan Rh negatif telah peka terhadap kehadiran darah Rh positif. Proses sensitisasi terjadi ketika ibu terkena darah positif Rh untuk pertama kalinya dan mengembangkan respon imun terhadapnya. Selama respons tersebut, tubuh ibu menganggap sel darah Rh positif adalah ancaman dan akhirnya membentuk antibodi untuk menghancurkannya.

Inilah mengapa ibu perlu secara rutin memeriksakan kondisi kehamilan, untuk mengetahui apakah terjadi kelainan atau komplikasi selama hamil. Ibu hamil juga perlu melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui golongan darah dan Rh ibu, apakah berbeda dengan bayi atau tidak. Supaya pemeriksaan rutin lebih mudah, ibu bisa langsung membuat janji dengan dokter ahli kandungan di rumah sakit yang paling dekat dengan domisili ibu. 

Pasalnya, jika sensitisasi terjadi, ketika tubuh ibu terpapar darah dengan Rh positif, tubuh akan langsung menghasilkan antibodi. Jika ibu mengandung bayi dengan Rh positif, antibodi ibu bisa menyebabkan terjadinya penyakit Rh ketika melewati plasenta, dan menyerang sel darah merah janin. 

Baca juga: Harus Tahu, Ini Bedanya Golongan Darah dan Rhesus Darah

Selama kehamilan, sensitisasi dapat terjadi jika sejumlah kecil sel darah janin masuk ke darah ibu, ibu terpapar darah bayinya ketika melahirkan, atau terjadi perdarahan selama kehamilan berlangsung. Selain itu, sensitisasi juga dapat terjadi jika ibu pernah mengalami keguguran sebelumnya atau pernah mengalami kehamilan ektopik, atau ketika ibu dengan darah Rh negatif pernah menerima transfusi darah.

Referensi: 
Healthline. 2019. Rh Incompatibility. 
NHS. 2019. Rhesus Disease.
Parents. 2019. All About Rh Disease.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan