6 Penyebab Lansia Sulit Menahan Buang Air Kecil

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   13 Mei 2020
6 Penyebab Lansia Sulit Menahan Buang Air Kecil6 Penyebab Lansia Sulit Menahan Buang Air Kecil

Halodoc, Jakarta – Semakin bertambahnya usia seseorang, banyak perubahan yang akan dialami oleh tubuh, salah satunya kondisi fisik dan organ tubuh. Selain perubahan kulit yang mengalami tanda penuaan, pertambahan usia juga bisa menyebabkan seseorang mengalami penurunan fungsi dari organ tubuh, salah satunya adalah saluran kemih.

Baca juga:  Inilah Alasan Wanita Lebih Rentan Inkontinensia Urine

Penurunan fungsi dari saluran kemih tentunya menyebabkan beragam kondisi, seperti sulit menahan buang air kecil. Kesulitan menahan buang air kecil dikenal juga dengan inkontinensia urine yang sangat rentan dialami oleh lansia, khususnya wanita. Lalu, apa penyebabnya? Ini ulasannya.

Penyebab Lansia Sulit Menahan Buang Air Kecil

Inkontinensia urine terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk buang air kecil. Kondisi ini menyebabkan seseorang lebih sering mengompol. Meskipun tidak berbahaya bagi kesehatan, inkontinensia urine yang tidak diatasi dengan baik dapat sebabkan gangguan pada psikologis pengidap inkontinensia urine.

Melansir National Institute on Aging, inkontinensia urine dapat terjadi akibat beberapa penyebab. Infeksi saluran kemih, adanya infeksi pada bagian vagina, dan masalah konstipasi menyebabkan seseorang mengalami kesulitan menahan buang air kecil. Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama seiring pengobatan yang dilakukan dengan tepat.

Baca juga: Jelang Menopause, Wanita Rentan Alami Inkontinensia Urine?

Namun, ketika inkontinensia urine yang dialami terjadi dalam waktu yang cukup panjang dan akibat usia yang semakin bertambah, hal ini bisa disebabkan oleh faktor lainnya, seperti:

  1. Otot kandung kemih yang mengalami kelemahan karena faktor usia.

  2. Otot kandung kemih yang menjadi terlalu aktif.

  3. Otot panggul yang melemah.

  4. Penurunan fungsi saraf yang mengontrol kandung kemih.

  5. Mengalami penyakit radang sendi.

  6. Pada pria, umumnya inkontinensia urine terjadi akibat penyumbatan dari gangguan prostat yang dialami.

Meskipun tidak berbahaya, jika kamu mengalami beberapa gejala, seperti salah satu tubuh bagian mengalami kondisi lemas, bagian tubuh kesemutan, gangguan berjalan, gangguan berbicara, penglihatan kabur, tidak dapat menahan BAB, dan alami penurunan kesadaran, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc dan bertanya lebih banyak mengenai kondisi inkontinensia urine pada dokter yang terpercaya.

Pemicu Lain dari Inkontinensia Urine

Selain terjadi pada lansia, ada beberapa faktor pemicu lainnya yang menyebabkan seseorang memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami kondisi inkontinensia urine. Melansir Urology Care Foundation, kebiasaan merokok meningkatkan seseorang mengalami inkontinensia urine. Untuk itu, terapkan gaya hidup yang sehat dan hentikan kebiasaan merokok untuk menghindari berbagai gangguan kesehatan, salah satunya inkontinensia urine.

Selain itu, pola makan, seperti mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein dapat meningkatkan risiko seseorang alami inkontinensia urine. Sebaiknya penuhi kebutuhan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan tubuh agar kondisi ini dapat dihindari. Kelebihan berat badan menjadi salah satu faktor pemicu lainnya dari kondisi inkontinensia urine. 

Baca juga: Idap Inkontinensia Urine, Ini Cara Mengatasinya

Jangan ragu untuk rutin melakukan olahraga setiap hari agar kamu dapat menjaga berat badan tetap stabil dan terhindar dari obesitas. Selain inkontinensia urine, obesitas dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Untuk itu, selalu jaga kesehatan kamu dengan baik seiring dengan bertambahnya usia. 

Referensi:
Urology Care Foundation. Diakses pada 2020. Urinary Incontinence
National Institute on Aging. Diakses pada 2020. Urinary Incontinence in Older Adults
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Urinary Incontinence

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan