Penyebab Merokok Bisa Sebabkan Hernia Nukleus Pulposus

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   28 Agustus 2020
Penyebab Merokok Bisa Sebabkan Hernia Nukleus Pulposus Penyebab Merokok Bisa Sebabkan Hernia Nukleus Pulposus

Halodoc, Jakarta - Dikenal juga dengan sebutan “saraf kejepit”, hernia nukleus pulposus terjadi ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf di area tersebut. Akibatnya, muncul gejala seperti sakit pinggang, sakit punggung atas, atau nyeri leher. 

Ada banyak hal yang bisa sebabkan hernia nukleus pulposus. Salah satunya adalah kebiasaan merokok. American Academy of Orthopaedic Surgeons mengungkapkan, kandungan dalam rokok mampu mengurangi suplai oksigen ke bantalan tulang belakang. Jadi, sebaiknya, hindari kebiasaan merokok, jika ingin terhindar dari hernia nukleus pulposus, ya. 

Baca juga: Ini Komplikasi yang Disebabkan Hernia Nukleus Pulposus

Hal-Hal Lain yang Bisa Sebabkan Hernia Nukleus Pulposus

Pada dasarnya, hernia nukleus pulposus disebabkan oleh melemahnya jaringan di bantalan tulang belakang. Pada kebanyakan kasus, hal ini dipicu oleh penuaan, yang membuat kelenturan bantalan tulang belakang berkurang, sehingga rentan cedera. Kondisi ini juga bisa terjadi akibat jatuh atau terbentur pada area tulang belakang.

Selain beberapa kondisi itu, hernia nukleus pulposus juga dapat meningkat risikonya karena:

  • Memiliki keluarga dengan riwayat kondisi serupa.
  • Memiliki berat badan berlebih (obesitas).
  • Mengangkat benda berat dengan posisi dan tumpuan yang salah.
  • Menunduk atau berputar secara mendadak atau berulang.

Diagnosis dan Pengobatan Hernia Nukleus Pulposus

Segera periksakan diri jika kamu mengalami gejala hernia nukleus pulposus, seperti nyeri di punggung atau pinggang yang tak kunjung hilang, menjalar ke tungkai, atau menyebabkan kesemutan dan lemah otot pada tungkai. Cara lebih mudahnya, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, agar pemeriksaan dan pengobatan bisa dilakukan dengan cepat.

Saat mendiagnosis hernia nukleus pulposus, dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan aktivitas apa saja yang dilakukan sebelum muncul gejala. Lalu, pemeriksaan saraf akan dilakukan, dengan mengukur kekuatan dan refleks otot, serta kemampuan merasakan rangsangan. 

Baca juga: 8 Penyakit yang Bisa Menyerang Sendi dan Tulang

Jika dicurigai ada indikasi hernia nukleus pulposus, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, untuk mencari tahu penyebab dari nyeri punggung yang dirasakan, seperti:

  • CT Scan atau MRI, untuk melihat bagaimana kondisi tulang belakang.
  • Elektromiografi (EMG), untuk mengukur aktivitas listrik otot ketika berkontraksi.

Pada kebanyakan kasus, hernia nukleus pulposus dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan. Selama masa penyembuhan, pengidap disarankan untuk banyak berbaring dan tidak melakukan aktivitas berat hingga benar-benar sembuh. 

Namun, beberapa aktivitas ringan tetap perlu dilakukan agar sendi dan otot tidak kaku. Untuk meredakan gejala nyeri, mengompres area yang sakit dengan kompres hangat atau dingin mungkin diperlukan. Jika gejala tak kunjung reda, sebaiknya periksakan diri lagi ke dokter. 

Dokter akan melakukan beberapa tindakan pengobatan, seperti pemberian obat-obatan untuk meredakan nyeri, suntik kortikosteroid, dan fisioterapi. Bila semua metode tersebut masih belum bisa meredakan gejala, operasi tulang belakang bisa saja dilakukan, oleh dokter bedah saraf atau dokter ortopedi.

Baca juga: Ini Fungsi Setiap Bagian Tangan Manusia yang Perlu Diketahui

Bisakah Mencegah Hernia Pulposus?

Hernia nukleus pulposus tidak selalu dapat dicegah. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya, yaitu:

  • Berolahraga teratur, terutama yang menguatkan otot serta sendi di tungkai dan punggung, misalnya berenang.
  • Menjaga postur tubuh dengan baik, seperti duduk dengan punggung yang tegak, atau mengangkat beban dengan posisi yang benar.
  • Pertahankan berat badan ideal, untuk mencegah tekanan berlebih pada tulang belakang.
  • Hindari kebiasaan merokok.

Selain itu, jika kamu memiliki pekerjaan yang mengharuskan duduk atau berdiri dalam waktu yang lama, jangan lupa untuk sesekali melakukan peregangan. Jalani juga pola makan sehat bergizi seimbang, tidur yang cukup, dan hindari stres. 

Referensi:
American Academy of Orthopaedic Surgeons. Diakses pada 2020. Herniated Disk in the Lower Back.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Conditions. Herniated Disk.
Healthline. Diakses pada 2020. Slipped Disc.
WebMD. Diakses pada 2020. What is a Herniated Cervical Disk?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan