Penyebab Pengidap Skizofrenia Bisa Melakukan Tindakan Berbahaya

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   25 Oktober 2020
Penyebab Pengidap Skizofrenia Bisa Melakukan Tindakan BerbahayaPenyebab Pengidap Skizofrenia Bisa Melakukan Tindakan Berbahaya

Halodoc, Jakarta – Skizofrenia adalah gangguan mental serius ketika pengidapnya menafsirkan realitas secara tidak normal. Skizofrenia dapat menyebabkan beberapa kombinasi halusinasi, delusi, dan pemikiran, serta perilaku yang tidak teratur dan mengganggu fungsi sehari-hari.

Ketika pengidap skizofrenia tidak dapat membedakan antara dunia nyata dan halusinasi, perilaku mereka mungkin sangat aneh dan bahkan mengejutkan. Dikhawatirkan ketika dalam episode psikotik, bisa jadi pengidap skizofrenia melakukan tindakan berbahaya salah satunya adalah bunuh diri. 

Episode Psikotik Memicu Tindakan Berbahaya

Skizofrenia melibatkan berbagai masalah mulai dari pemikiran (kognisi), perilaku dan emosi. Tanda dan gejalanya dapat bervariasi, tetapi biasanya melibatkan delusi, halusinasi, atau ucapan yang tidak teratur. Gejala-gejala ini disebut sebagai episode psikotik, dan detailnya adalah sebagai berikut:

1. Delusi

Ini adalah keyakinan salah yang tidak didasarkan pada kenyataan. Misalnya, kamu berpikir bahwa kamu sedang dirugikan atau dilecehkan atau ada komentar tertentu yang ditujukan kepadamu. Bentuk keyakinan salah lainnya adalah memiliki kemampuan atau ketenaran yang luar biasa, orang lain jatuh cinta padamu, atau keyakinan kalau bencana besar akan segera terjadi. Delusi terjadi pada kebanyakan orang dengan skizofrenia.

Baca juga: Inilah Jenis-Jenis Skizofrenia yang Perlu Diketahui

2. Halusinasi

Ini biasanya melibatkan melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada. Namun bagi pengidap skizofrenia, halusinasi memiliki kekuatan dan pengaruh penuh terhadap kehidupannya. 

3. Pemikiran yang Tidak Teratur 

Pemikiran yang tidak teratur disimpulkan dari ucapan yang tidak teratur. Jika ini terjadi, komunikasi yang efektif dapat terganggu, dan jawaban atas pertanyaan mungkin sebagian atau seluruhnya tidak terkait. 

4. Perilaku Motorik yang Tidak Teratur

Ini dapat terlihat dalam beberapa cara, mulai dari penolakan terhadap instruksi, postur tubuh yang tidak tepat atau aneh, kurangnya respons, atau gerakan yang tidak berguna dan berlebihan.

Baca juga: Berbahayakah Berada Satu Atap dengan Pengidap Skizofrenia?

5. Gejala Negatif

Ini mengacu pada berkurangnya atau kurangnya kemampuan untuk berfungsi secara normal. Misalnya, orang tersebut mungkin mengabaikan kebersihan pribadinya atau tampak tanpa emosi (tidak melakukan kontak mata, tidak mengubah ekspresi wajah, atau berbicara dengan nada datar). Selain itu, orang tersebut mungkin kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, menarik diri secara sosial, atau tidak memiliki kemampuan untuk mengalami kesenangan.

Baca juga: Jenis Terapi untuk Atasi Skizofrenia Paranoid

Gejala-gejala yang ini dapat memicu pengidap skizofrenia melakukan tindakan berbahaya. Mulai dari percobaan bunuh diri, gangguan kecemasan dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), depresi, penyalahgunaan alkohol atau obat lain, termasuk nikotin, kehilangan fungsi untuk beraktivitas rutin, mengalami isolasi sosial, punya masalah kesehatan dan medis, menjadi korban dari orang yang tidak bertanggung jawab dan lain-lain.

Penanganan untuk Pengidap Skizofrenia

Jika kamu punya masalah kesehatan terutama kesehatan mental, bisa ditanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Pengobatan untuk orang dengan skizofrenia cukup kompleks dan butuh waktu jangka panjang untuk penanganannya. Perawatan dengan obat-obatan dan terapi psikososial dapat membantu mengelola kondisi skizofrenia. 

Pengobatan adalah hal terpenting dalam pengobatan skizofrenia, dan obat antipsikotik adalah obat yang paling sering diresepkan. Jenis obat ini dianggap mengendalikan gejala dengan memengaruhi dopamin neurotransmitter otak.

Tujuan pengobatan dengan obat antipsikotik adalah untuk secara efektif mengelola tanda dan gejala dengan dosis serendah mungkin. Namun, obat-obatan untuk skizofrenia dapat menyebabkan efek samping yang serius sehingga butuh diskusi dengan dokter untuk penggunaannya. 

Selain pemberian obat, penanganan untuk pengidap skizofrenia adalah terapi. Psikoterapi dapat membantu menormalkan pola pikir, belajar mengatasi stres dan mengidentifikasi tanda-tanda peringatan dini kekambuhan untuk mengelola penyakit.

Pelatihan keterampilan sosial juga diperlukan untuk peningkatan komunikasi dan interaksi sosial serta meningkatkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Untuk orang dewasa dengan skizofrenia yang tidak menanggapi terapi obat, terapi elektrokonvulsif (ECT) dapat dipertimbangkan. 

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Schizophrenia.
WebMD. Diakses pada 2020. Schizophrenia: An Overview.
Living with Schizophrenia.uk.org. Diakses pada 2020. Schizophrenia and Dangerous Behaviour.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan