Penyebab Radang Kelenjar Susu pada Ibu Menyusui

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   15 Juli 2021
Penyebab Radang Kelenjar Susu pada Ibu MenyusuiPenyebab Radang Kelenjar Susu pada Ibu Menyusui

“Radang kelenjar susu atau mastitis pada ibu menyusui disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Saluran susu yang tersumbat akibat kesalahan cara menyusui bayi juga kerap terjadi pada ibu baru. Penting bagi ibu menyusui menjaga kebersihan puting setiap sebelum dan sesudah menyusui, serta memastikan bayi mengosongkan payudara.”

Halodoc, Jakarta – Radang kelenjar susu atau mastitis umum terjadi pada ibu menyusui. Kondisi ini terjadi ditandai mengeras payudara dan terasa sakit. Mastitis bisa terjadi akibat saluran susu yang tersumbat atau karena bakteri masuk ke payudara melalui celah di kulit. 

Mastitis yang terjadi selama menyusui disebut mastitis laktasi. Kondisi ini biasanya terjadi selama 3 bulan pertama setelah melahirkan. Namun, bisa juga terjadi hingga 2 tahun kemudian. Beberapa ibu keliru ketika menyapih bayi saat mengalami mastitis.

Saat mastitis terjadi, proses menyusui justru harus dilanjutkan. Lantas, apa yang menjadi penyebab mastitis pada ibu menyusui? Berikut ini ulasannya. 

Baca juga: 6 Penyebab Nyeri Payudara Saat Menyusui

Penyebab Mastitis pada Ibu Menyusui

Penyebab umum radang kelenjar susu atau mastitis adalah bakteri Staphylococcus aureus. Sedangkan bakteri agalactiae adalah penyebab paling umum kedua. Pada ibu menyusui, saluran susu yang tersumbat bisa menyebabkan ASI kembali ke atas dan infeksi pun terjadi. 

Puting pecah-pecah juga meningkatkan risiko infeksi payudara. Bakteri dari mulut bayi bisa masuk dan menyebabkan infeksi. Bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi bisa ditemukan pada kulit, ketika tidak terjadi infeksi. Apabila bakteri masuk ke jaringan payudara, bakteri bisa berkembang biak dengan cepat dan menyebabkan rasa sakit. 

Ibu bisa terus menyusui meskipun mengalami mastitis, karena bakteri penyebab mastitis tidak berbahaya bagi bayi. Kondisi ini biasanya terjadi pada beberapa minggu pertama menyusui, namun bisa juga terjadi setelah fase menyusui. 

Mastitis non-laktasi terjadi pada wanita dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk wanita yang pernah mengalami lumpektomi dengan terapi radiasi dan wanita dengan diabetes. Beberapa gejala, seperti infeksi adalah tanda peradangan kanker payudara, tapi ini sangat jarang terjadi. 

Baca juga: Bukan Kanker, Ini 5 Benjolan pada Payudara yang Harus Diketahui

Abses subareolar bisa terjadi ketika kelenjar di bawah puting tersumbat dan infeksi bekembang di bawah kulit. Hal ini membentuk benjolan keras berisi nanah yang mungkin perlu dikeringkan terlebih dulu. Jenis abses ini biasanya hanya terjadi pada wanita yang tidak menyusui, dan tidak ada faktor risiko tertentu. 

Ibu menyusui yang mengalami mastitis ditandai tanda merah pada salah satu payudara. Payudara juga terasa bengkak dan panas atau lembut saat disentuh. Ibu mungkin juga akan mengalami:

  • Benjolan di payudara.
  • Nyeri payudara (mastalgia) atau sensasi terbakar yang memburuk saat bayi menyusu.
  • Kelelahan.
  • Gejala mirip flu, termasuk demam dan menggigil.
  • Sakit kepala.
  • Mual dan muntah.
  • Puting berdarah.

Mastitis pada Ibu Menyusui Bisa Ditangani

Pengobatan pertama yang harus dilakukan, yaitu memastikan payudara dikeringkan dengan baik selama menyusui. Kamu juga bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc, sehingga mendapatkan resep obat untuk mengobati infeksi. Dokter biasanya merekomendasikan teknik untuk mengobati saluran tersumbat, jika itu penyebabnya. 

Biasanya pengobatan medis atau obat luar harus dicoba terlebih dulu. Misalnya dengan minum air yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan penggunaan salep pada puting yang berdarah atau lecet. Jika terjadi komplikasi, dan kondisi berkembang dengan cepat, kemungkinan ibu memerlukan rawat inap dan pengobatan antibiotik. 

Baca juga: Cara Mudah untuk Memperlancar ASI

Tetap menyusui atau memompa ASI dengan alat bantu dapat menjadi langkah penanganan yang baik. Pertimbangkan juga untuk berkonsultasi dengan konsultasi laktasi agar ia bisa memberikan nasihat yang baik untuk teknik menyusui yang tepat.

Kemungkinan terkena mastitis juga bisa diminimalisir dengan mengikuti tips berikut:

  • Keluarkan ASI sepenuhnya dari payudara saat menyusui.
  • Biarkan bayi mengosongkan satu payudara sepenuhnya sebelum beralih ke payudara lainnya selama menyusui.
  • Ubah posisi ibu saat menyusui dari satu kali menyusui ke berikutnya.
  • Pastikan bayi menyusu dengan benar selama menyusui.

Itulah yang perlu diketahui mengenai radang kelenjar susu atau mastitis pada ibu menyusui. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. Breast Infection
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Mastitis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Mastitis.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Mastitis and what to do about it

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan