Perbedaan Penyakit Gagal Jantung dengan Syok Kardiogenik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 November 2018
Perbedaan Penyakit Gagal Jantung dengan Syok KardiogenikPerbedaan Penyakit Gagal Jantung dengan Syok Kardiogenik

Halodoc, Jakarta – Secara umum, gejala penyakit syok kardiogenik mirip dengan gejala gagal jantung. Hanya saja, syok kardiogenik merupakan satu kondisi yang lebih serius dan harus segera mendapatkan tindakan medis. Lantas, apa perbedaan antara penyakit gagal jantung dan syok kardiogenik?

Gagal jantung merupakan satu kondisi di mana otot jantung menjadi sangat lemah, karena tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini biasanya dipicu oleh beberapa masalah kesehatan, seperti penyakit jantung koroner, aritmia alias gangguan ritme jantung, kerusakan katup jantung, diabetes, anemia, hingga hipertensi.

Sedangkan syok kardiogenik, sebenarnya merupakan komplikasi dari serangan jantung. Penyakit ini menyebabkan jantung mengalami gangguan sehingga tidak mampu mencukupi pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Walaupun jarang terjadi, tapi serangan ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Sebab, syok kardiogenik yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan kondisi yang lebih buruk.

Membedakan Gejala Gagal Jantung dan Syok Kardiogenik

Pada kondisi gagal jantung, gejala utama yang muncul adalah sesak napas dan rasa lelah hampir sepanjang hari. Gagal jantung menyebabkan pasokan darah ke otot serta organ penting lainnya menjadi berkurang, sehingga memicu beberapa gejala, seperti mudah merasa lemah, bingung, hingga pusing.

Kondisi ini pun bisa membuat pasokan darah ke ginjal menjadi lebih sedikit. Imbasnya, terjadi penumpukan cairan di tubuh dan muncul gejala, seperti pembengkakan di kaki dan perut, kenaikan berat badan, hingga sering buang air kecil terutama pada malam hari.

Sesak jantung yang terjadi karena gagal jantung biasanya akan semakin terasa saat pengidapnya berbaring di permukaan datar. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan saat tidur malam hari, dan bisa memaksa pengidapnya duduk atau berdiri agar menghirup udara. Meskipun demikian, gejala gagal jantung biasanya berbeda-beda antara satu orang dan yang lainnya.

Sedangkan pada syok kardiogenik, gejala yang muncul sebenarnya mirip dengan gagal jantung hanya saja lebih serius. Waspadai jika merasakan beberapa gejala, seperti, napas cepat dan terasa pendek, jantung berdebar-debar atau takikardia, denyut nadi melemah, nyeri dada, hingga pucat dan tangan serta kaki terasa dingin.

Syok kardiogenik pun bisa menimbulkan gejala, seperti linglung atau merasa selalu gelisah, mudah berkeringat, hilang kesadaran alias pingsan. Kondisi ini pun bisa meningkatkan frekuensi buang air kecil atau dalam beberapa kasus pengidapnya tidak bisa buang air kecil sama sekali.

Sangat penting untuk mengetahui gejala dan penyebab gangguan pada jantung, entah gagal jantung, syok kardiogenik, ataupun penyakit jantung lainnya. Dengan demikian, risiko mungkin bisa dicegah dan pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin hingga penyakit tidak menjadi lebih buruk.

Maka dari itu, segera pergi ke rumah sakit jika merasa mengalami gejala gagal jantung atau syok kardiogenik. Penanganan yang cepat dan tepat diharapkan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut yang bisa berujung pada kematian. Menjaga kesehatan tubuh dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah komplikasi dari penyakit jantung, karena perubahan dan penurunan fungsi bisa lebih mudah dikenali.

Kamu juga bisa selalu membicarakan seputar kesehatan jantung, dan tubuh secara keseluruhan dengan dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan tips hidup sehat dan informasi kesehatan terpercaya dari dokter berpengalaman. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan