Tak Hanya Mental, Perceraian Ganggu Hubungan Orangtua dan Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Juni 2020
Tak Hanya Mental, Perceraian Ganggu Hubungan Orangtua dan AnakTak Hanya Mental, Perceraian Ganggu Hubungan Orangtua dan Anak

Halodoc, Jakarta - Anak yang mengalami perceraian orangtua pada usia dini mungkin memiliki rasa tidak aman mengenai orangtua mereka di kemudian hari. Hal ini dapat memengaruhi hubungan anak dengan orangtua. Anak yang orangtuanya bercerai cenderung melihat orangtua mereka sebagai orang yang tidak dapat diandalkan di kemudian hari. 

Masalah kepercayaan anak berpengaruh pada peristiwa perceraian orangtua. Anak yang orangtuanya bercerai sebagian besar memilih tinggal bersama ibu mereka, di kemudian hari mereka merasa hubungan dengan sang ayah tidak aman dan tidak nyaman. Jika memutuskan untuk bercerai, inilah risiko yang mungkin terjadi pada anak. 

Hubungan Orangtua-Anak Setelah Perceraian 

Saat orangtua bercerai, maka akan terjadi kemungkinan perceraian antara orangtua dan anak. Efek utama perceraian adalah menurunnya hubungan antara orangtua dan anak. Setelah perceraian, sebagian besar orangtua memiliki dua masalah, yaitu penyesuaian terhadap konflik intrapsikis mereka sendiri dan peran mereka sebagai orangtua yang bercerai. Stres perceraian cenderung melemahkan dan bahkan merusak hubungan orangtua-anak. 

Anak dari ibu yang bercerai memiliki lingkungan rumah yang kurang nyaman dan kurang menstimulasi. Ibu yang bercerai kurang mampu memberikan emosional kepada anak-anaknya. Perceraian juga menyebabkan sedikit penurunan kepercayaan anak terhadap ibu mereka. Namun, jika ibu dapat mengendalikan kualitas hubungan orangtua-anak, efek ini akan hilang sama sekali. 

Baca juga: 5 Tips Untuk Tetap Bahagia Usai Perceraian

Sementara itu, pada ayah yang bercerai, mungkin saja ia mengalami ketidakcocokan dengan anak-anak. Anak dari keluarga yang bercerai merasa menerima sedikit dukungan emosional dari ayah mereka daripada anak-anak dari keluarga yang utuh. Ayah yang bercerai biasanya kurang memiliki sikap mengasuh dan mungkin menjauh dari anak-anak. 

Perceraian menyebabkan penurunan frekuensi dan kualitas kontak dan hubungan orangtua-anak dan menjadi sulit bagi orangtua. Hampir 90 persen ayahlah yang menjaga hubungan dekat dengan anak-anaknya. Misalnya, anak lebih nyaman dengan ibu daripada ayahnya. 

Suatu ketika jika anak menginap di kediaman ayah, maka anak menganggap bahwa itu hanya untuk kunjungan, bukan sebagai bagian dari rutinitas. Sering terjadi pada ayah bercerai yang jadi jarang bertemu anaknya dalam setahun terakhir. Sering terjadi kontak dengan ayah menurun dari waktu ke waktu setelah perceraian, meskipun pola ini tidak selalu pasti. 

Orangtua Tetap Harus Mendekatkan Diri dengan Anak

Ketika anak bersedih karena perceraian, berikanlah ia bantuan. Bagi anak-anak, perceraian bisa terasa seperti kehilangan besar (kehilangan orangtua dan keluarga). Orangtua dapat membantu anak yang sedang berduka atas kehilangan mereka dan menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Caranya adalah dengan membantu mereka mengekspresikan emosi mereka. 

Baca juga: Perlu Tahu, Ini Dampak Perceraian pada Kesehatan

  • Dengarkan anak. Dorong anak untuk membagikan perasaan mereka dengan benar-benar mendengarkannya. Anak mungkin merasa sedih, kehilangan, atau frustasi mengenai hal-hal yang mungkin tidak orangtua duga. 
  • Bantu mereka menemukan perasaan mereka. Merupakan hal normal bagi anak untuk mengalami kesulitan mengekspresikan perasaan mereka. Orangtua dapat membantu mereka dengan memperhatikan suasana hati mereka dan mendorong mereka untuk berbicara. 
  • Biarkan anak jujur. Anak mungkin enggan membagikan perasaan mereka yang sebenarnya. Biarkan mereka tahu bahwa apapun yang mereka katakan tidak akan apa-apa. Mereka mungkin menyalahkan orangtua karena bercerai. Jika mereka tidak dapat jujur tentang perasaanya, akan lebih sulit untuk menyelesaikannya. 
  • Jadikan pembicaraan tentang perceraian sebagai proses yang berkelanjutan. Seiring bertambahnya usia anak dan orangtua, mereka sering memiliki pertanyaan, perasaan, atau kekhawatiran baru tentang apa yang terjadi, sehingga orangtua mungkin ingin membahas hal yang sama berulang kali. 
  • Akui perasaan anak. Orangtua mungkin tidak dapat memperbaiki masalah tentang perceraian atau mengubah kesedihan anak menjadi kebahagian. Namun, penting bagi orangtua untuk mengakui perasaan anak daripada mengabaikannya. Orangtua dapat membangun kepercayaan anak dengan menunjukkan bahwa ayah atau ibu mengerti. 

Baca juga: Perceraian Bisa Picu Gangguan Mental, Benarkah?

Hal yang tidak kalah penting dari semuanya adalah meyakinkan anak. Sebaiknya orangtua selalu berusaha untuk mengingatkan dan meyakinkan anak bahwa kedua orangtuanya akan terus mencintai mereka dan mereka tidak bersalah atas perceraian orangtua. 

Mungkin menghadapi situasi perceraian cukup membuat stres bagi orangtua, kapan pun ibu dan ayah membutuhkan profesional untuk masalah kesehatan mental, segera hubungi dokter, psikiater, atau psikolog melalui aplikasi Halodoc. Pastikan sudah download aplikasi Halodoc di smartphone untuk mendapatkan semua kemudahannya.

Referensi:
Help Guide. Diakses pada 2020. Children and Divorce.
Merripedia. Diakses pada 2020. Effects of Divorce on Family Relationships.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan