Perkembangan Pengobatan Flu Burung

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Januari 2019
Perkembangan Pengobatan Flu BurungPerkembangan Pengobatan Flu Burung

Halodoc, Jakarta - Seperti namanya, flu burung adalah salah satu jenis influenza yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh burung atau unggas, kepada manusia. Ada dua jenis virus yang dapat menyebabkan flu burung, yaitu H5N1 dan H7N9. Hingga saat ini, virus flu burung tercatat telah mewabah di Asia, Afrika Timur dan Tengah, serta beberapa bagian Eropa.

Seperti halnya penyakit flu, gejala yang dialami seseorang ketika terinfeksi virus flu burung memang cukup mirip dengan gejala penyakit flu, yaitu demam, sakit kepala, pegal-pegal, pilek, batuk, dan sesak napas. Namun, sebelum gejala-gejala tersebut muncul, beberapa pengidap flu burung biasanya akan mengalami gejala awal, seperti:

  • Muntah.

  • Sakit perut.

  • Diare.

  • Gusi berdarah.

  • Mimisan.

  • Nyeri dada.

Baca juga: Ditularkan Lewat Unggas, Flu Burung Berbahaya?

Jika tidak segera ditangani, penyakit ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius, yang dapat membahayakan nyawa, seperti infeksi paru-paru, acute respiratory distress syndrome, hingga gagalnya multi-organ, seperti gangguan jantung dan gagal ginjal.

Perkembangan Flu Burung di Indonesia

2003 menjadi tahun awal merebaknya penyakit flu burung di Indonesia, setelah mewabah di negara-negara lain. Kala itu, virus flu burung mulai terdeteksi ketika terdapat banyaknya ayam yang mati secara tiba-tiba, di beberapa daerah. Beberapa bulan sejak fenomena mati mendadaknya unggas-unggas tersebut, pemerintah pun mengumumkan bahwa Indonesia positif terdampak flu burung jenis H5N1.

Menurut data National Veterinary Research Center, Bogor, pada tahun 2005, spesies unggas yang terinfeksi virus flu burung H5N1 di Indonesia adalah ayam petelur (layer), ayam pedaging (broiler), ayam kampung, bebek, entok, angsa, burung unta, puyuh, burung dara, dan babi. Penyebaran virus flu burung ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan unggas yang sakit, atau lingkungan yang terkontaminasi, seperti:

  • Menyentuh unggas yang telah terinfeksi, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.

  • Kontak dengan cairan tubuh unggas yang sakit, misalnya ludah, atau tidak sengaja menghirup percikan cairan tubuh tersebut.

  • Kontak dengan debu dari kotoran unggas sakit yang telah mengering atau menghirupnya.

  • Menyantap daging atau telurnya dengan tidak dimasak sampai benar-benar matang. Makan daging dan telur yang matang tidak akan membuat tertular virus flu burung.

Baca juga: Beginilah Cara Penyebaran Flu Burung

Pengobatan untuk Penyakit Flu Burung

Perkembangan pengobatan untuk penyakit flu burung termutakhir dibahas dalam Konferensi Internasional Flu Burung Keenam, di Nusa Dua, Bali, pada Maret 2008. Dalam konferensi tersebut, hadir para pakar, dokter, dan peneliti dari 25 negara, untuk membahas perkembangan terakhir penggunaan obat-obat antivirus flu burung di Indonesia, khususnya sejak tahun 2003, dilihat dari efektivitas maupun efek sampingnya.

Disebutlah nama oseltamivir, sebagai obat yang ampuh, dalam dosis tinggi dan jangka waktu lama, untuk mengobati penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1. Posisi oseltamivir sebagai obat penumpas virus flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1 pun hingga saat ini belum tergantikan, dan masih digunakan dalam pengobatan intensif terhadap pengidap flu burung.

Baca juga: Penanganan Flu Burung Mesti Cepat atau Bisa Berakibat Fatal?

Dalam masa pengobatan, pengidap yang didiagnosis positif mengidap flu burung biasanya akan dirawat di dalam ruang isolasi, di rumah sakit, untuk menghindari penularan. Selain diberi obat antivirus oseltamivir, pengidap flu burung juga akan dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat, dan istirahat yang cukup. Jika diperlukan, dokter juga biasanya akan memberikan obat-obatan lain seperti obat pereda nyeri, untuk meringankan gejala nyeri yang dialami pengidap.

Itulah sedikit penjelasan tentang perkembangan flu burung dan pengobatan terhadapnya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan