Perlu Diwaspadai, Inilah 4 Gejala Kehamilan Ektopik

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Juli 2019
Perlu Diwaspadai, Inilah 4 Gejala Kehamilan EktopikPerlu Diwaspadai, Inilah 4 Gejala Kehamilan Ektopik

Halodoc, Jakarta – Normalnya, sel telur yang telah dibuahi harus menempel di dalam rahim untuk berkembang menjadi janin. Apabila sel telur menempel di tempat lain selain di rahim, maka kondisinya disebut sebagai kehamilan ektopik. Sebagian besar kasus kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi yang tentunya bukan dirancang untuk menampung embrio yang sedang tumbuh. 

Oleh sebab itu, sel telur menempel di tuba falopi tidak dapat berkembang dengan baik dan perlu mendapatkan perawatan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kehamilan ektopik, seperti:

Baca Juga: Langsing Meski Hamil 8 Bulan, Ini Rahasia Sandra Dewi

  • Infeksi atau radang tuba falopi yang menyumbat sebagian atau seluruh saluran.

  • Timbul jaringan parut dari infeksi sebelumnya atau prosedur bedah pada tuba yang berisiko menghambat pergerakan telur.

  • Pernah melakukan operasi di daerah panggul atau di tuba dapat menyebabkan perlengketan.

  • Pertumbuhan yang tidak normal atau cacat lahir yang menyebabkan kelainan bentuk tuba.

Gejala Kehamilan Ektopik

Tanda dan gejala akan berkembang seiring dengan pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi pada tempat yang tidak seharusnya. Gejala paling awal yang mungkin timbul adalah nyeri pada panggul. 

Gejala awal kehamilan ektopik sebenarnya mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya, seperti melewatkan menstruasi, memiliki tes kehamilan positif, mual dan lain-lain. Namun, ada perbedaan gejala pada kehamilan ektopik, seperti:

1. Pendarahan Pada Miss V

Pendarahan pada Miss V cenderung sedikit dan tidak seperti pendarahan saat menstruasi. Pengidap kehamilan ektopik sering salah mengira bahwa pendarahan ini adalah menstruasi pada umumnya. Namun pada kehamilan ektopik, pendarahan sering muncul dan berhenti, berair, dan biasanya berwarna coklat gelap.

2. Nyeri Perut

Gejala lainnya adalah sakit perut di satu sisi. Nyeri dapat berkembang secara tiba-tiba atau bertahap dan mungkin rasa nyerinya datang dan pergi.

3. Nyeri Pada Ujung Bahu

Nyeri ujung bahu rasa sakitnya biasanya terasa tidak biasa. Pada kehamilan ektopik, nyeri pada ujung bahu mungkin disebabkan karena pendarahan internal.

Baca Juga: Hamil di Usia Lanjut, Apakah Berbahaya?

4. Sakit Saat Buang Air Kecil

Gejala lainnya adalah rasa sakit saat buang air kecil. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan normal pada kandung kemih saat kehamilan dan gejala ini juga dapat disebabkan karena infeksi saluran kemih karena wanita hamil rentan mengalami infeksi pada saluran kemih. Selain sakit saat berkemih, pengidap juga berisiko mengalami diare akibat adanya perubahan hormon saat hamil yang mempengaruhi pergerakan usus.

Dalam beberapa kasus, kehamilan ektopik dapat tumbuh cukup besar untuk membelah tuba fallopi. Seiring berjalannya waktu, sel telur yang dibuahi tumbuh cukup besar untuk membuat tuba fallopi robek atau pecah. Kondisi ini dikenal sebagai kehamilan ektopik pecah atau terganggu.

Tanda-tanda pecahnya tuba falopi, antara lain rasa sakit yang tiba-tiba  tajam, merasa sangat pusing atau pingsan, dan terlihat sangat pucat karena anemia yang disebabkan perdarahan dalam atau internal. Melalui prosedur ini, sel telur yang berkembang di tempat tidak seharusnya akan diangkat dan tuba diperbaiki (salpingostomi) atau diangkat (salpingektomi).

Pengobatan Kehamilan Ektopik

Untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, jaringan ektopik perlu diangkat. Pengobatannya dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan, operasi laparoskopi, atau operasi perut.

1. Obat-Obatan

Kehamilan ektopik yang masih dalam tahap awal dan belum menimbulkan pendarahan bisa diobati dengan methotrexate untuk menghentikan pertumbuhan sel dan melarutkan sel yang ada. Obat ini biasanya diberikan melalui suntikan. Setelah injeksi, dokter akan memerintahkan tes HCG lain untuk menentukan seberapa baik pengobatan bekerja.

2. Prosedur Laparoskopi

Laparoskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil dibuat di perut, dekat, atau di pusar. Setelah membuat sayatan, dokter akan menggunakan tabung tipis yang dilengkapi dengan lensa kamera dan cahaya (laparoskopi) untuk melihat area tuba. Melalui prosedur ini, sel akan diangkat dan tuba diperbaiki (salpingostomi) atau diangkat (salpingektomi).

3. Operasi Darurat

Jika kehamilan ektopik menyebabkan perdarahan hebat, pengidapnya mungkin perlu pembedahan darurat melalui sayatan perut (laparotomi). Dalam beberapa kasus, tuba falopi dapat diperbaiki. Namun biasanya, tabung yang pecah harus diangkat (salpingektomi).

Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Ibu Hamil


Kalau kamu merasa mengalami gejala yang mirip seperti ini, segera tanya dokter Halodoc untuk memastikannya. Klik Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan