Perlu Orangtua Ketahui, Inilah Panduan Imunisasi DPT

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   02 Maret 2020
Perlu Orangtua Ketahui, Inilah Panduan Imunisasi DPTPerlu Orangtua Ketahui, Inilah Panduan Imunisasi DPT

Halodoc, Jakarta – Imunisasi DPT merupakan salah satu vaksinasi wajib untuk bayi di bawah lima tahun atau balita. Dengan memberikan imunisasi ini, bayi dapat terhindari dari tiga penyakit berbahaya, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Yuk, simak panduan pemberian imunisasi DPT yang tepat pada anak di bawah ini.

Kenali Bahaya Difteri, Pertusis dan Tetanus

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama Corynebacterium diphteriae yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Bakteri tersebut dapat membentuk lapisan tebal berwarna abu-abu pada tenggorokan yang menyebabkan anak sulit bernapas. Bila tidak segera diobati, racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat mengakibatkan kerusakan saraf, ginjal, dan jantung.

Sedangkan pertusis atau yang dikenal juga dengan batuk rejan adalah infeksi bakteri yang menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan anak mengalami batuk yang parah. Bila anak yang berusia 1 tahun terserang penyakit ini, ia berisiko mengalami pneumonia, kerusakan otak, bahkan kematian.

Tetanus juga merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kekakuan otot parah, kejang otot, dan kelumpuhan.

Baca juga: Bukan Cuma Bayi, Orang Dewasa Butuh Imunisasi DPT

Panduan Imunisasi DPT Bagi Anak-Anak

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menganjurkan imunisasi DPT untuk dilakukan secara berkala seumur hidup. Anak-anak yang berusia di bawah 7 tahun dapat menerima DPT atau DT, sedangkan anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa dapat menerima Tdap dan Td (imunisasi ulang Tetanus, Difteri, dan Pertusis).

Berikut ini panduan pemberian imunisasi DPT pada anak:

  • Imunisasi DPT diberikan pada anak sebanyak lima kali, sejak anak berusia 2 bulan sampai 6 tahun. Tiga pemberian dosis pertama dapat dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Pemberian dosis yang ke-4 dapat dilakukan saat anak berusia 18 bulan, dan pemberian yang terakhir saat anak berusia 4–6 tahun.

  • Gunakan vaksin DT untuk bayi dan anak-anak yang tidak boleh menerima vaksin yang mengandung aselular pertusis.
  • Anak berusia 6 tahun yang sudah mendapatkan imunisasi DPT lengkap (sebanyak 5 kali), masih tetap dianjurkan untuk melakukan booster Tdap tiap 10 tahun sekali.

  • Sebelum memberikan imunisasi DPT pada anak, perhatikan kondisi kesehatannya. Bila anak sedang sakit parah pada saat jadwal imunisasi tiba, sebaiknya tunda imunisasi sampai keadaan anak membaik.

  • Waspadai efek samping yang dapat terjadi pada anak setelah imunisasi. Bila anak mengalami demam tinggi di atas 40 derajat Celsius, tidak berhenti menangis setidaknya selama 3 jam, dan mengalami kejang atau pingsan, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan medis.

Baca juga: Seberapa Penting Imunisasi DPT Dilakukan?

Peringatan Pemberian Imunisasi DPT yang Perlu Diperhatikan Orangtua

CDC memang merekomendasikan bahwa anak yang sedang sakit parah sebaiknya tidak dijadwalkan untuk menerima imunisasi DPT dulu sampai kondisi mereka sudah membaik. Namun, penyakit yang ringan seperti demam ringan semestinya tidak jadi penghalang bagi anak untuk menerima imunisasi.

Bila seorang anak mengalami reaksi alergi yang mengancam jiwa setelah menerima imunisasi, anak tersebut tidak boleh diberikan dosis selanjutnya. Anak yang terserang penyakit otak atau sistem saraf dalam waktu satu minggu setelah menerima vaksin juga tidak boleh diberikan dosis selanjutnya.

Efek Samping Imunisasi DPT

Sama seperti obat apapun, imunisasi DPT juga memiliki efek samping. Namun, risiko mengalami masalah serius akibat imunisasi sangat kecil. Sedangkan risiko anak tertular penyakit, seperti difteri atau pertusis sangat tinggi bila tidak diimunisasi.

Salah satu masalah kesehatan paling serius yang bisa terjadi akibat imunisasi DPT adalah reaksi alergi. Namun, prevalensi terjadinya alergi setelah imunisasi DPT hanyalah 1 dari 1 juta dosis. Reaksi alergi biasanya muncul dalam beberapa menit sampai beberapa jam setelah mendapatkan imunisasi. Meskipun jarang, orangtua perlu mewaspadai reaksi alergi yang bisa terjadi pada anak agar bisa segera mendapatkan bantuan medis.

Berikut ini gejala-gejala alergi yang bisa terjadi:

  • Sulit bernapas.

  • Suara serak.

  • Mengi.

  • Gatal-gatal.

  • Lemah.

  • Detak jantung meningkat.

  • Pusing.

Baca juga: Bagaimana Cara Atasi Demam setelah Imunisasi DPT?

Nah, itulah panduan pemberian imunisasi DPT pada anak yang perlu orangtua ketahui. Bila ingin bertanya lebih lanjut mengenai imunisasi DPT, tanyakan saja langsung pada ahlinya melalui aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk bertanya-tanya seputar kesehatan kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:

Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Diphtheria, Tetanus, and Pertussis Vaccine Recommendations.
WebMD. Diakses pada 2020. DTaP and Tdap Vaccines.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan