Perlu Tahu Cara Atasi Selaput yang Tumbuh di Mata

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 November 2018
Perlu Tahu Cara Atasi Selaput yang Tumbuh di MataPerlu Tahu Cara Atasi Selaput yang Tumbuh di Mata

Halodoc, Jakarta - Selaput yang tumbuh pada permukaan bola mata biasa disebut dengan pterygium. Kondisi tersebut membuat selaput pada bagian putih mata berubah warna menjadi keruh. Pterygium dapat terjadi pada salah satu atau kedua bola mata sekaligus. Kondisi ini biasa menyerang pada orang yang terlalu sering beraktivitas di luar rumah.

Pterygium merupakan pertumbuhan non-kanker dan jarang menyebabkan komplikasi berbahaya. Namun, jika terus mengalami pertumbuhan dan tidak ditangani, pterygium bisa menyebar sampai menutupi pupil mata, sehingga dapat mengganggu penglihatan. Pertumbuhan selaput ini biasanya dimulai dari bagian tepi mata yang dekat dengan hidung, kemudian menyebar ke arah mata bagian tengah.

Selaput yang tumbuh ini, umumnya tidak selalu menimbulkan gejala. Bahkan, terkadang seseorang yang mengidap kondisi ini tidak menyadarinya. Gejala-gejala yang mungkin akan timbul adalah:

  1. Iritasi mata.

  2. Terasa gatal.

  3. Mata memerah.

  4. Pandangan sedikit kabur.

  5. Terasa ada sesuatu yang mengganjal pada mata.

  6. Ada sensasi panas pada mata.

Sampai saat ini, penyebab kondisi ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini lebih banyak terjadi pada orang yang sering melakukan aktivitas di luar ruangan. Berada di bawah sinar matahari langsung selama berjam-jam dapat meningkatkan risiko terjadinya pterygium. Mata yang kering, debu, asap, serta angin juga berpotensi meningkatkan risiko pterygium.

Pria memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena pterygium dibandingkan dengan wanita. Selain itu, semakin bertambahnya usia seseorang, semakin tinggi pula risiko untuk mengalami hal ini. Selain itu, kondisi ini lebih umum terjadi pada orang yang tinggal di daerah dengan iklim tropis atau kering. Di Indonesia, petani dan nelayan merupakan pekerjaan yang rentan mengalami pterygium.

Kondisi ini bisa dideteksi oleh dokter dengan melihat gejala utamanya, yaitu tumbuhnya selaput tipis pada permukaan bola mata. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan mata lebih lanjut untuk memastikan kondisi pengidap. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan penglihatan serta memeriksa perubahan lengkungan pada kornea pengidap.

Nah, dari hasil pemeriksaan tersebut, akan diketahui tingkat keparahan pterygium yang dialami. Jika masih dalam tahap normal, serta tidak mengganggu penglihatan dan kenyamanan pada mata, pengidap tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, tetap disarankan untuk menjalani pemeriksaan mata secara berkala.

Apabila selaput yang tumbuh pada permukaan bola mata sudah menghalangi lapangan pandang atau mengganggu kenyamanan dalam melihat, hal ini dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan, misalnya obat tetes mata yang mengandung steroid dan lubrikasi. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya peradangan atau untuk meringankan gejala. Namun, apabila dengan pemberian obat-obatan saja tidak cukup, dapat dilakukan pengangkatan selaput pterygium melalui operasi.

Operasi pterygium biasanya memerlukan 30–45 menit. Selama operasi, pterygium akan diangkat dan konjungtiva (permukaan jaringan mata) atau membran amniotik (plasenta) digunakan untuk mengisi bagian yang kosong. Jika ruang kosong tidak diisi, risiko kembalinya pterygium meningkat hingga 50 persen. Dengan menggunakan graft, risiko berkurang 5–10 persen.

Setelah operasi, pengidap akan diberikan obat-obatan untuk menurunkan risiko terjadinya komplikasi, sekaligus untuk mencegah kambuhnya pterygium. Selain itu, akan dilakukan pemantauan kondisi mata pada pengidap yang akan dilakukan selama sekitar 1 tahun.

Pengidap disarankan untuk menghindari paparan sinar matahari, asap, atau debu yang dapat memicu pterygium. Misalnya dengan mengenakan kacamata hitam atau topi saat bepergian. Hal tersebut berguna untuk mencegah pterygium atau kekambuhannya.

Disarankan untuk segera berdiskusi dengan dokter apabila ada sesuatu yang aneh dengan mata kamu. Gejala-gejala di atas dapat bertambah parah seiring dengan berjalannya waktu jika tidak segera diobati. Kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli di aplikasi Halodoc melalui Chat dan Voice/Video Call. Tidak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat di aplikasi Halodoc dan obat akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan