Perlu Tahu, Ini 5 Mitos Mengenai Vaksin

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Juni 2019
Perlu Tahu, Ini 5 Mitos Mengenai VaksinPerlu Tahu, Ini 5 Mitos Mengenai Vaksin

Halodoc, Jakarta – Kalau ada pertanyaan, kenapa orang tua harus memvaksin anaknya? Jawabannya adalah untuk membantu melindungi anak dari berbagai penyakit yang berpotensi fatal.

Vaksinasi berlangsung cepat, aman dan sangat efektif. Begitu anak mendapatkan vaksin  terhadap suatu penyakit, tubuh dapat melawannya dengan lebih baik. Jika seorang anak tidak divaksin, mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit dan menjadi sangat sakit.

Namun, ada beberapa kondisi di mana vaksin tidak diberikan (ditunda), ini dilakukan untuk alasan medis tertentu, usia anak masih terlalu muda, dan vaksin tidak bekerja sebagaimana seharusnya. Orang tua juga tidak perlu khawatir kalau vaksin akan melemahkan sistem kekebalan tubuh anak.

Baca juga: 5 Fakta Tentang Penyakit Polio

Setelah kelahiran, bayi akan terpapar dengan bakteri dan virus, karenanya bayi butuh bantuan vaksin untuk membantu mempertahankan daya tahan tubuh. Jadi, sistem kerjanya adalah bukan vaksin yang melawan serangan bakteri dan virus melainkan tetap sistem kekebalan tubuh si anak. Peran vaksin hanya memperkuat saja.

Pastinya ada begitu banyak informasi simpang-siur mengenai vaksin. Penting untuk orang tua tahu mitos vaksin berikut ini:

  1. Jangan Memberikan Vaksin Ketika Anak Sakit

Ada yang mengatakan kalau orang tua harus menunda memberikan vaksin ketika anak sedang demam, batuk dan pilek, atau bahkan eksim. Ini hanyalah mitos, faktanya adalah orang tua harus menanyakan dulu ke dokter apakah memang kondisi anak tidak memungkinkan untuk menerima vaksin. Jadi, jangan langsung merasa anak tidak boleh mendapatkan vaksin hanya karena sedikit flu.

  1. Vaksin Menyebabkan Autisme dan Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS)

Informasi yang benar adalah vaksin sangat aman. Sebagian besar reaksi vaksin biasanya bersifat sementara dan minor, seperti demam atau sakit lengan. Situasi ini hanyalah minor bila dibandingkan dengan risiko yang bisa jadi anak alami karena tidak mendapatkan vaksin. Ini bisa polio yang mengakibatkan kelumpuhan, campak, radang otak dan risiko penyakit lainnya.

Baca juga: Cacar Air Penyakit Seumur Hidup, Benarkah?

  1. Anak Bisa Mendapatkan Penyakit dari Vaksin

Vaksin adalah virus ataupun bakteri yang dilemahkan yang  justru ketika dimasukkan ke dalam tubuh membuat anak menjadi kebal terhadap penyakit tertentu. Memang, beberapa vaksin mengandung organisme hidup, dan ketika dimasukkan ke dalam tubuh memberikan efek samping. Misalnya, vaksin cacar air, dapat menyebabkan anak mengalami ruam, tapi hanya dengan beberapa bintik.

  1. Lebih Baik Memiliki Penyakit daripada Menjadi Kebal Melalui Vaksin

Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin memiliki banyak komplikasi serius ke depannya bila tanpa mendapatkan vaksin. Perlu diingat bahwasanya vaksin merangsang sistem kekebalan untuk menghasilkan respons kekebalan yang mirip dengan infeksi alami, tapi vaksin tidak menyebabkan penyakit atau membuat orang yang diimunisasi berisiko mengalami komplikasi potensial.

Baca juga: Alasan Anak Demam Setelah Imunisasi

  1. Jadwal Vaksin Sangat Tidak Masuk Akal

Faktanya adalah jadwal vaksin tidak asal dibikin dan memang sudah dibuktikan secara medis kalau rentang waktu tersebut adalah jeda yang efektif dan optimal untuk pemberian vaksin. Namun, masih banyak orang tua yang tidak memercayai dan meminta dokter untuk memberikan vaksin dengan rentang waktu yang lebih lambat. Ini justru mengurangi efektivitas vaksin dan malah membuat anak rentan terhadap penyakit tertentu.

Untuk informasi lebih jelas mengenai mitos dan fakta mengenai vaksin, segera periksakan diri langsung di rumah sakit dengan dokter pilihan ibu sesuai domisili melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan