Perlukah Lakukan Cek Sperma untuk Mengatahui Azoospermia?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   01 Maret 2021
Perlukah Lakukan Cek Sperma untuk Mengatahui Azoospermia?Perlukah Lakukan Cek Sperma untuk Mengatahui Azoospermia?

Halodoc, Jakarta – Azoospermia adalah tidak adanya sperma yang ditemukan dalam ejakulasi (atau air mani) setelah orgasme. Kondisi ini memengaruhi sekitar 1 dari 100 populasi umum, dan 1 dari 10 laki-laki dengan masalah kesuburan.

Azoospermia adalah bentuk infertilitas yang jarang terjadi, tetapi cukup parah. Perawatan terbaik tergantung pada penyebab spesifik azoospermia, dan juga potensi kesuburan pasangan perempuannya. Informasi selengkapnya mengenai azoospermia bisa dibaca di sini!

Bagaimana Bisa Tahu Kalau Terkena Azoospermia?

Azoospermia tidak memiliki gejala khusus. Pasangan yang mencoba untuk hamil akan mengalami kemandulan jika jumlah sperma pasangan laki-laki nol. Pasangan dikatakan mengalami kemandulan jika mereka tidak hamil setelah satu tahun melakukan hubungan intim tanpa pelindung. Infertilitas sering kali merupakan satu-satunya tanda bahwa ada sesuatu yang salah.

Baca juga: Penyebab Kemandulan yang Perlu Diketahui

Tanda atau gejala yang mungkin menunjukkan kamu berisiko terkena azoospermia adalah:

1. Volume ejakulasi rendah atau orgasme "kering" (tidak ada atau sedikit air mani).

2. Urine keruh setelah berhubungan seks.

3. Buang air kecil yang menyakitkan.

4. Nyeri panggul.

5. Testis bengkak.

6. Testis kecil atau tidak turun.

7. Ukuran penis lebih kecil dari penis normal.

8. Pubertas tertunda atau tidak normal.

9. Kesulitan ereksi atau ejakulasi.

10. Dorongan seks rendah.

11. Berkurangnya pertumbuhan rambut. 

12. Payudara membesar.

13. Kehilangan massa otot.

Umumnya ini adalah gejala-gejala seseorang mengidap azoospermia, tetapi ada kemungkinan tanpa kemunculan gejala ini laki-laki juga bisa mengidap kondisi yang sama. Karenanya, untuk mengetahui apakah seseorang mengidap azoospermia atau tidak, perlu dilakukan cek sperma.

Bagaimana melakukannya? Dokter akan meminta kamu untuk berejakulasi ke dalam cangkir dan mengirimkan spesimen ke laboratorium untuk diuji. Jika tidak ada sperma hidup yang terlihat saat ejakulasi, kemungkinan besar kamu mengidap azoospermia.

Baca juga: Inilah yang Termasuk Hasil Cek Sperma dalam Kondisi Baik

Seiring dengan pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dengan mengajukan beberapa pertanyaan mulai dari:

1. Riwayat kesuburan (apakah punya anak biologis atau tidak).

2. Riwayat keluarga (seperti fibrosis kistik atau masalah kesuburan).

3. Penyakit yang kemungkinan dialami saat kecil.

4. Berbagai operasi atau prosedur yang pernah dilakukan untuk area panggul atau saluran reproduksi.

5. Riwayat infeksi, seperti infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi menular seksual (IMS).

6. Paparan sebelumnya atau saat ini untuk hal-hal seperti radiasi atau kemoterapi.

7. Penggunaan obat sebelumnya atau saat ini.

8. Segala kemungkinan penyalahgunaan obat atau alkohol.

9. Penyakit baru-baru ini yang melibatkan demam.

Alat diagnostik lain mungkin termasuk:

1. Tes darah untuk mengevaluasi kadar hormon atau kondisi genetik.

2. USG untuk memvisualisasikan skrotum dan bagian lain dari saluran reproduksi.

3. Pencitraan otak untuk mencari masalah dengan hipotalamus atau kelenjar pituitari.

4. Biopsi untuk memeriksa produksi sperma lebih dekat.

Penanganan untuk Azoospermia

Menjaga pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah azoospermia. Cobalah untuk mengonsumsi makanan yang padat nutrisi untuk mendorong produksi sperma Berolahragalah secara teratur, karena dengan melakukannya dapat membantu meningkatkan kadar testosteron.

Cobalah yoga atau meditasi untuk menurunkan tingkat stres, pasalnya kortisol (hormon stres) dapat memengaruhi produksi testosteron. Tanyakan juga kepada dokter tentang suplemen yang dapat meningkatkan kesuburan laki-laki. Kalau kamu butuh pemeriksaan ke rumah sakit, dapat dilakukan melalui Halodoc. Tanpa perlu antre, kamu hanya perlu datang di waktu yang telah kamu tentukan sebelumnya. Praktis kan?

Baca juga: Manfaat Cek Sperma Sebelum Program Kehamilan

Seperti yang disebutkan sebelumnya, szoospermia dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti cedera atau obat-obatan tertentu. Karenanya, kamu bisa mencegah kondisi ini terjadi dengan cara:

1. Jauhi aktivitas apa pun, seperti olahraga kontak fisik, yang dapat merusak testis dan saluran reproduksi.

2. Batasi paparan radiasi.

3. Bicarakan dengan dokter tentang manfaat dan risiko pengobatan yang dapat memengaruhi produksi sperma.

4. Hindari aktivitas yang dapat membuat testis terkena suhu tinggi, seperti sauna atau mandi uap.

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2021. What Is Azoospermia?
Very Well Family. Diakses pada 2021. Azoospermia: When Your Sperm Count Is Zero.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan