Perlukah Melakukan Pemeriksaan Kolposkopi saat Menopause?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   12 Juni 2020
Perlukah Melakukan Pemeriksaan Kolposkopi saat Menopause?Perlukah Melakukan Pemeriksaan Kolposkopi saat Menopause?

Halodoc, Jakarta - Kolposkopi adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan alat pembesar khusus untuk melihat area organ intim wanita lebih dalam, seperti vagina, vulva, dan serviks. Prosedur ini biasanya dilakukan ketika hasil tes pap smear untuk mendeteksi kanker serviks, menunjukkan hasil yang abnormal. Umumnya, penyebab hasil tes pap smear abnormal adalah infeksi virus, seperti HPV atau bakteri dan jamur. 

Namun, perubahan alami sel serviks (atrofi vaginitis) yang terkait dengan menopause juga dapat membuat hasil tes pap smear jadi abnormal. Pada beberapa kasus, perubahan sel serviks yang tidak ditangani juga dapat berlanjut ke perubahan pra kanker ataupun kanker. Itulah sebabnya, pemeriksaan pap smear dan prosedur penunjangnya seperti kolposkopi tetap disarankan untuk dilakukan oleh wanita yang sudah masuk masa menopause.

Baca juga: Kolposkopi dan Biopsi Serviks, Apa Bedanya?

Kapan Harus Menjalani Prosedur Kolposkopi?

Tujuan dilakukannya kolposkopi adalah untuk mendeteksi kanker serviks dan perubahan yang dapat meningkatkan risikonya. Itulah sebabnya prosedur ini paling sering dilakukan jika kamu memiliki hasil tes pap smear yang abnormal. Pemeriksaan kolposkopi juga direkomendasikan jika mengalami perdarahan setelah berhubungan intim.

Selain itu, kolposkopi juga dapat dilakukan jika dokter melihat ada bagian yang abnormal pada serviks, saat pemeriksaan panggul. Lebih jelasnya, berikut beberapa kondisi abnormal yang menjadi tanda bahwa pemeriksaan kolposkopi diperlukan:

  • Adanya pertumbuhan abnormal pada serviks, atau bagian lain dalam vagina.
  • Terdapat kutil kelamin atau HPV.
  • Iritasi atau peradangan serviks (servisitis).

Kolposkopi juga dapat digunakan untuk memantau HPV, serta mencari perubahan tidak normal yang bisa kembali setelah selesai pengobatan. Lebih pastinya, dokter lah yang akan memutuskan apakah kamu membutuhkan pemeriksaan kolposkopi atau tidak. Jadi, bicarakan saja dengan dokter di aplikasi Halodoc, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit, untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: Ketahui Persiapan Sebelum Melakukan Pemeriksaan Kolposkopi

Seperti Apa Prosedur Kolposkopi?

Jika akan melakukan kolposkopi, sebaiknya jadwalkan pada minggu berikutnya setelah periode menstruasi. Bagi wanita yang sudah menopause, jadwal terbaik untuk melakukan prosedur ini biasanya akan ditentukan oleh dokter. 

Sebelum melakukan prosedur kolposkopi, dokter mungkin akan meminta kamu untuk berhenti menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan risiko perdarahan, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, dan warfarin. Hindari juga penggunaan douche (sabun vagina) atau obat krim vagina, selama 24 jam sebelum proses kolposkopi. Selama itu pula, kamu akan dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan intim.

Pada hari yang telah dijadwalkan, dokter mungkin akan menganjurkan untuk minum acetaminophen atau pereda nyeri lain sebelum datang ke rumah sakit untuk menjalani prosedur. Siapkan beberapa pembalut untuk digunakan setelah kolposkopi, jika terjadi perdarahan ringan. Mintalah anggota keluarga atau teman untuk mengantar pulang.

Baca juga: Cara Merawat Miss V Sesuai Usia

Selanjutnya, saat prosedur dilakukan, kamu biasanya akan berbaring dengan posisi telentang di atas meja dengan dibantu kaki, seperti pada pemeriksaan panggul atau pap smear. Ketika prosedur kolposkopi dimulai, dokter akan meletakkan logam spekulum dalam vagina. Spekulum tersebut berfungsi untuk menahan dinding vagina agar tetap terbuka, sehingga dokter dapat melihat serviks lebih jelas. 

Kemudian, dokter akan memosisikan alat pembesar khusus, yang disebut colposcope, beberapa inci jauh dari vulva. Lalu, cahaya terang akan diarahkan ke dalam vagina dan dokter akan melihat melalui lensa, seolah-olah seperti menggunakan teropong. Serviks dan vagina akan diusap dengan kapas untuk membersihkan dari berbagai macam lendir.

Dokter mungkin akan memberi larutan cuka atau jenis larutan lain pada bagian tersebut. Hal ini dapat menyebabkan munculnya sensasi terbakar, menyengat, atau kesemutan. Larutan tersebut dapat membantu menyorot bagian-bagian yang terdapat sel mencurigakan. 

Jika dokter menemukan bagian yang mencurigakan, kemungkinan dokter akan sekaligus melakukan biopsi atau pengambilan sampel. Kemudian, dokter mungkin akan memberikan larutan kimia ke bagian yang dibiopsi untuk mengurangi perdarahan. Secara umum, prosedur kolposkopi biasanya membutuhkan waktu 10-20 menit.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. What's a Colposcopy?
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Colposcopy.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan