Perlukah Minum Obat untuk Cegah Filariasis?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 September 2019
Perlukah Minum Obat untuk Cegah Filariasis?Perlukah Minum Obat untuk Cegah Filariasis?

Halodoc, Jakarta – Filariasis limfatik adalah penyakit tropis terabaikan yang disebabkan oleh cacing mikroskopis, seperti benang. Cacing dewasa hanya hidup di sistem getah bening manusia. Sistem getah bening menjaga keseimbangan cairan tubuh dan melawan infeksi. Filariasis limfatik dapat menyebar dari orang ke orang tersebar melalui nyamuk.

Berdasarkan rilis dari Kementerian Kesehatan RI, pemerintah sebenarnya sudah memiliki program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis sebanyak 1 dosis setiap tahun selama 5 tahun berturut-turut. Seluruh penduduk yang berusia 2–70 tahun dan tinggal di wilayah endemik penyakit kaki gajah akan diingatkan untuk meminum obat ini.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2TVZ) Kemenkes RI, obat-obat pencegahan kaki gajah harus dilaksanakan selama lima tahun berturut-turut. Obat ini terdiri dari kombinasi tablet Diethylcarbamazine (DEC) 100 miligram dan tablet Albendazole 400 miligram. 

Diethylcarbamazine (DEC) adalah yang dipakai untuk membunuh mikrofilaria dan beberapa cacing dewasa. Efek samping dari obat ini adalah adalah pusing, mual, demam, sakit kepala, atau nyeri pada otot atau sendi. DEC tidak boleh diberikan pada pasien yang mungkin juga mengidap onchocerciasis, karena DEC dapat memperburuk penyakit mata onchocercal. Baca lebih detail mengenai obat untuk filarasis di sini.

Baca juga: Kenali Lebih Dalam Fakta Mengenai Filariasis

Penanganan Filariasis

Menghindari gigitan nyamuk adalah pilihan terbaik untuk mencegah filariasis limfatik. Pemeriksaan darah secara berkala untuk infeksi dan inisiasi pengobatan yang direkomendasikan juga cenderung untuk mencegah komplikasi.

Kalau ingin tahu lebih lanjut mengenai filariasis, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Metode standar untuk mendiagnosis infeksi aktif dari mikrofilaria adalah pemeriksaan darah di mikroskopis. Mikrofilaria yang menyebabkan filariasis limfatik bersirkulasi dalam darah pada malam hari. 

Karenanya, pengambilan darah harus dilakukan pada malam hari bertepatan dengan penampilan mikrofilaria. Untuk meningkatkan sensitivitas, teknik konsentrasi dapat digunakan. Teknik serologis memberikan alternatif untuk deteksi mikrofilaria mikroskopis untuk diagnosis filariasis limfatik. Pasien dengan infeksi filaria aktif biasanya memiliki kadar IgG4 antifilaria yang meningkat dalam darah dan ini dapat dideteksi menggunakan tes rutin.

Bagaimana Mengetahui Gejalanya?

Beberapa orang dengan filariasis tidak memiliki gejala. Individu yang terkena mungkin memiliki episode peradangan akut pembuluh limfatik (lymphangitis) bersamaan dengan suhu tinggi, menggigil kedinginan, sakit tubuh, dan pembengkakan kelenjar getah bening. 

Jumlah cairan yang berlebihan dan menumpuk (edema) biasanya muncul di area yang terkena (misalnya lengan atau kaki). Serangan juga dapat disertai dengan peradangan akut pada genitalia, mulai dari peradangan, nyeri dan pembengkakan di testis (orkitis), jalur sperma (folliculitis), dan saluran sperma (epididimitis). Skrotum dapat menjadi bengkak dan mengakibatkan nyeri yang tidak normal.

Beberapa orang dengan filariasis memiliki tingkat sel darah putih (eosinofilia) yang abnormal selama episode gejala akut. Ketika peradangan sembuh, level ini kembali normal. Filariasis dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening kronis (limfadenopati), bahkan tanpa adanya gejala lainnya. 

Baca juga: Inilah 3 Jenis Filariasis yang Perlu Diketahui

Gejala lain mungkin terjadi termasuk edema progresif (elephantiasis) genitalia eksternal pada vulva dan payudara. Edema kronis dapat menyebabkan kulit yang tebal tidak normal dan memiliki penampilan "berkutil".

Filariasis adalah disebabkan oleh parasit cacing bundar (nematoda) Wuchereria bancrofti atau Brugia malayi. Gejala timbul diakibatkan reaksi peradangan pada cacing dewasa. Beberapa orang juga dapat mengembangkan reaksi hipersensitif terhadap parasit larva kecil (mikrofilaria).

Filariasis adalah penyakit umum di daerah tropis di dunia. Organisme W. bancrofti terdapat di seluruh Afrika, Asia, Cina, dan Amerika Selatan. Sedangkan B. malayi ditemukan di Asia selatan dan tenggara. 

Filariasis sangat jarang di Amerika Utara dan hanya terjadi ketika organisme ini “diimpor” dari daerah tropis. Infeksi ini ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk tropis yang memindahkan tahap larva organisme (mikrofilaria) dari satu inang ke inang lainnya. 

Filariasis limfatik menyerang sekitar 120 juta orang di seluruh dunia. Pelancong jangka pendek ke daerah-daerah di mana endemik berisiko rendah untuk infeksi ini. Orang yang mengunjungi daerah endemis untuk waktu yang lama, dan terutama mereka yang berada di daerah atau situasi di mana mereka terpapar dengan nyamuk yang terinfeksi, dapat terinfeksi. 

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2019. Parasites – Lymphatic Filariasis.
Medscape. Diakses pada 2019. Filariasis Treatment & Management.
World Health Organization. Diakses pada 2019. Lymphatic Filariasis.
National Organization for Rare Disorders. Diakses pada 2019. Filariasis.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan