Perokok Aktif Rentan Alami Periodontitis

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   10 Juni 2019
Perokok Aktif Rentan Alami PeriodontitisPerokok Aktif Rentan Alami Periodontitis

Halodoc, Jakarta - Sebuah lagu dangdut populer menyebutkan, ‘daripada sakit hati, lebih baik sakit gigi ini’. Lho, masa iya? Bukankah kalau gigi sakit makan jadi tak enak, tidur pun tak nyenyak? Terlebih jika mengalami kondisi medis bernama periodontitis. Kondisi ini adalah infeksi gusi yang merusak jaringan lunak dan tulang penyangga gigi. Wah, seram ya!

Periodontitis memang kondisi serius yang perlu segera diobati, karena dapat menyebabkan gigi tanggal. Saat terjadi periodontitis, bakteri menumpuk sebagai plak pada pangkal gigi, sehingga merusak jaringan di sekitar gigi dan menimbulkan abses gigi, serta berisiko menyebabkan kerusakan tulang.

Gejala yang Mengganggu

Ada beberapa jenis periodontitis, tetapi yang paling umum adalah periodontitis akut dan sebagian pengidapnya adalah orang dewasa. Seseorang yang terkena periodontitis akan merasakan gejala-gejala, seperti:

  • Nyeri saat mengunyah.

  • Gusi bengkak dan berwarna merah atau keunguan.

  • Gusi terasa lunak jika disentuh.

  • Penumpukan plak dan karang gigi pada gigi.

  • Mulut terasa tidak enak dan napas menjadi bau.

  • Penyusutan gusi, sehingga ukuran gigi terlihat lebih tinggi dari biasanya.

  • Keluarnya nanah pada bagian yang membatasi gigi dan gusi.

  • Jarak antara satu gigi dan gigi lainnya terasa renggang.

  • Gigi tanggal.

Baca juga: Sering Nyeri Saat Mengunyah Makanan, Hati-Hati Terkena Periodontitis

Radang Gusi hingga Kebiasaan Merokok

Periodontitis umumnya disebabkan oleh radang gusi yang tidak terobati. Peradangan ini dipicu oleh penumpukan plak sehingga lambat laun membentuk karang gigi sebagai media berkembangbiaknya bakteri.

Bakteri yang awalnya hanya mengiritasi bagian gusi di sekitar gigi (gingiva), lambat laun menyebabkan terbentuknya celah atau kantong pada gusi yang memisahkan antara jaringan gusi dengan gigi sehingga menyebabkan gigi mudah tanggal. Bakteri tersebut akan menginfeksi lebih dalam lagi hingga merusak jaringan dan tulang di dalam gusi.

Selain radang gusi yang tidak terobati, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena periodontitis. Di antaranya adalah kebiasaan merokok, obesitas, kurang gizi, konsumsi obat-obatan yang mengurangi produksi air liur, perubahan hormon seperti saat menstruasi dan kehamilan, atau penyakit-penyakit tertentu, seperti diabetes dan leukemia.

Baca juga: Inilah 5 Komplikasi Disebabkan Periodontitis yang Tak Diobati

Pengobatan Dilakukan untuk Mengurangi Peradangan

Tujuan pengobatan periodontitis adalah mengurangi peradangan, menghilangkan celah antara gusi dan gigi, serta mengatasi penyebab peradangan gusi tersebut. Jika periodontitis belum parah, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik minum atau topikal (berupa gel atau obat kumur) untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi.

Selain itu, scaling atau pembersihan karang gigi juga diperlukan guna menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi atau bagian bawah gusi. Jika bakteri dan plak bertumpuk di akar gigi, metode root planing diperlukan untuk membersihkan dan mencegah penumpukan bakteri dan karang gigi lebih lanjut, serta menghaluskan permukaan akar.

Untuk kasus periodontitis yang berat, biasanya dokter akan menerapkan prosedur operasi. Tindakan operasi yang dilakukan dapat berupa operasi untuk mengurangi kantong atau celah gusi, operasi untuk mencangkok jaringan lunak yang rusak akibat periodontitis, operasi cangkok tulang untuk memperbaiki tulang-tulang di sekitar akar gigi yang telah hancur, serta mencabut gigi yang terkena agar tidak semakin parah dan menyerang daerah lain.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Periodontitis karena Gaya Hidup Tak Sehat

Itulah sedikit penjelasan tentang periodontitis. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan