Perokok Lebih Rentan Kena Perdarahan Subarachnoid Ketimbang Pria, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 April 2019
Perokok Lebih Rentan Kena Perdarahan Subarachnoid Ketimbang Pria, Benarkah?Perokok Lebih Rentan Kena Perdarahan Subarachnoid Ketimbang Pria, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Perdarahan subarachnoid terjadi ketika perdarahan pada ruang antara otak dan membran di sekitarnya atau ruang subarachnoid. Gejala yang paling umum ketika seseorang mengidap gangguan ini adalah sakit kepala mendadak dan parah. Sakit kepala tersebut terkadang juga menyebabkan mual, muntah, dan kehilangan kesadaran yang singkat.

Gangguan yang disebabkan oleh perdarahan subarachnoid terjadi lebih sering terjadi pada perokok daripada seseorang yang tidak merokok. Walau begitu, risikonya tampaknya lebih tinggi pada perokok wanita. Disebutkan juga bahwa perdarahan subarachnoid dapat berisiko hingga delapan kali pada perokok wanita yang merokok lebih dari satu bungkus tembakau per hari dibandingkan dengan bukan perokok.

Meskipun perokok pria juga berisiko, disebutkan bahwa kemungkinan pria yang merokok dalam jumlah yang sama untuk mengidap gangguan serius pada otak tersebut hanya tiga kali lipat. Selain itu, merokok ringan juga dapat melipatgandakan kemungkinan wanita mengidap perdarahan subarachnoid.

Perdarahan yang terjadi pada otak tersebut dapat mencapai sekitar 3 persen dari semua stroke yang terjadi dan umumnya memengaruhi seseorang yang lebih muda. Jenis perdarahan ini umumnya disebabkan oleh aneurisma otak yang pecah, yaitu titik menonjol dan lemah pada dinding arteri yang memasok darah ke otak yang dapat pecah, serta cedera kepala.

Baca Juga: Komplikasi Perdarahan Subarachnoid yang Telat Diobati

Gejala Perdarahan Subarachnoid

Gejala awal dari perdarahan subarachnoid yang umum terjadi adalah sakit kepala yang secara tiba-tiba dan terasa sangat parah. Orang-orang yang mengidapnya dapat menggambarkan rasa sakit itu seperti menerima pukulan di kepala dan sakit kepala yang paling buruk selama hidup. Sakit kepala biasanya berdenyut di dekat bagian belakang kepala.

Gejala lain dari perdarahan subarachnoid yang dapat terjadi termasuk:

  • leher kaku.
  • mual.
  • muntah.
  • bicara cadel.
  • depresi, kebingungan, delirium, atau apatis.
  • gangguan kesadaran, terkadang hilang kesadaran.
  • kejang.
  • perdarahan intraokular, atau perdarahan ke dalam bola mata.
  • sesekali kesulitan mengangkat kelopak mata.
  • peningkatan tajam dalam tekanan darah.

Sakit kepala dan leher kaku pada seseorang yang mengidap gangguan pada otak tersebut mirip dengan gejala dari meningitis. Namun, pada gejala dari perdarahan subarachnoid tidak menyebabkan ruam kulit atau demam.

Baca Juga: Tanpa Gejala, Perdarahan Subarachnoid Bisa Sebabkan Stroke

Faktor Risiko Perdarahan Subarachnoid

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengidap perdarahan pada membran otak tersebut. Hal tersebut umumnya disebabkan oleh pilihan gaya hidup dan faktor-faktor yang berkontribusi yang dapat meningkatkan risiko perdarahan subarachnoid. Selain merokok seperti yang dibahas sebelumnya, risiko dapat ditingkatkan melalui:

  • Mengonsumsi kokain.
  • Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penyakit keturunan.

Diagnosis Perdarahan Subarachnoid

Jika seseorang mengalami leher kaku dan sakit kepala parah tanpa sebab lain yang diketahui, hal tersebut mungkin dapat menjadi tanda-tanda perdarahan subarachnoid. Gangguan pada otak tersebut adalah keadaan darurat. Seseorang yang menunjukkan tanda-tanda kondisi harus segera pergi ke ruang gawat darurat.

  • Pemindaian MRI memberikan gambar detail bagian dalam tengkorak. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi perdarahan dan masalah pembuluh darah lainnya.
  • CT scan dapat mendeteksi darah di sekitar otak dan masalah yang mungkin terjadi. Dokter dapat menyuntikkan zat pewarna untuk mengungkapkan sumber perdarahan.
  • Tusukan lumbar juga dapat dilakukan oleh dokter dengan cara menggunakan jarum untuk mengambil sampel cairan serebrospinal dari tulang belakang bagian bawah untuk memeriksa keberadaan darah.

Seorang ahli saraf juga mungkin menggunakan ultrasonografi doppler untuk memantau aliran darah di otak. Perubahan yang tidak biasa dalam laju aliran darah dapat menunjukkan bahwa arteri di otak mengalami kejang. Ini dapat menyebabkan perdarahan lebih lanjut.

Baca Juga: Bukan Hanya Hipertensi, Kenali 3 Penyebab Perdarahan Subarachnoid

Itulah pembahasan tentang perokok yang lebih rentan mengidap perdarahan subarachnoid. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan