Perokok Pasif Dapat Alami Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 November 2021
Perokok Pasif Dapat Alami Penyakit Paru Obstruktif KronisPerokok Pasif Dapat Alami Penyakit Paru Obstruktif Kronis

“Seseorang dikatakan sebagai perokok pasif apabila mereka tidak merokok, tetapi terpapar asap rokok dari orang lain sebagai perokok aktif. Ternyata, tidak hanya mereka yang merokok, para perokok pasif juga memiliki risiko yang sama tingginya untuk mengalami masalah kesehatan paru serius, salah satunya adalah penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK.”

Halodoc, Jakarta – Asap tembakau mengandung sekitar 7000 bahan kimia yang terdiri dari artikel dan gas. Sayangnya, lebih dari 70 di antaranya diketahui menjadi penyebab masalah kesehatan serius, sebut saja kanker dan penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. Siapa sangka, ternyata perokok pasif dikabarkan menjadi penyebab masalah kanker paru dan banyak gangguan kesehatan paru lainnya. 

Bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok seperti belerang, amonia, dan formaldehida yang mengakibatkan kerusakan pada mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Senyawa tersebut sangat berbahaya bagi orang dengan kondisi paru-paru tak sehat, seperti bronkitis atau asma. Sayangnya, paparan asap rokok akan membuat gejala yang muncul menjadi lebih buruk. 

Perokok Pasif juga Bisa Terserang Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Asap rokok semakin kuat dianggap sebagai penyebab langsung penyakit paru pada orang dewasa dan anak. Paparannya menyumbang angka kematian yang tinggi pada orang dewasa, menyebabkan sekitar 3000 kematian setiap tahunnya akibat kanker paru. Perokok pasif juga menyebabkan efek yang signifikan pada kesehatan paru orang dewasa, termasuk penurunan fungsi paru, peningkatan produksi dahak, dan rasa tidak nyaman pada dada. 

Sementara itu, pada anak, paparan asap rokok dikaitkan dengan peningkatan infeksi saluran pernapasan bawah, seperti pneumonia dan bronkitis. Kondisi ini dikaitkan dengan peningkatan prevalensi cairan pada telinga tengah, iritasi saluran pernapasan atas, dan penurunan fungsi paru-paru. Hal ini juga terkait dengan peningkatan keparahan asma pada anak. 

Sebuah studi yang melibatkan sekitar 72 ribu keluarga yang berpartisipas dalam Survei Kesehatan Anak Nasional tahun 2016–2017 menemukan bahwa terjadi perkiraan tingkat prevalensi asma yang secara signifikan lebih tinggi pada anak yang merupakan perokok aktif. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Asthma ini menyimpulkan bahwa anak-anak yang tinggal di rumah dengan perokok aktif berisiko 30 persen lebih tinggi mengidap asma. 

Ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa perokok pasif dapat meningkatkan risiko kanker sinus hidung, kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker laring, gejala pernapasan jangka pendek dan panjang, kehilangan fungsi paru, dan penyakit paru obstruktif kronis di antara orang yang tidak merokok. Seperti yang disebutkan dalam studi yang dimuat dalam British Medical Journal Open yang menyebutkan bahwa paparan asap rokok secara independen dikaitkan dengan peningkatan risiko PPOK. 

Lindungi Diri dan Keluarga dengan Berhenti Merokok

Saat kamu memutuskan untuk berhenti merokok, kamu tidak hanya melakukan hal tepat untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga turut menjaga kesehatan orang terdekat dan keluarga. Sudah pasti, kamu melindungi keluarga dari bahaya paparan asap rokok dan kondisi medis yang bisa terjadi. 

Tak hanya itu, kamu pun menjadi memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama keluarga. Tak ketinggalan, terjadi pengurangan pengeluaran untuk membeli rokok setiap harinya. Sebagai orangtua, pun perlu memberikan contoh yang baik untuk anak-anak. Saat orangtua merokok, bukan tidak mungkin anak akan mengikuti saat mereka dewasa nantinya. 

Jika kamu mengalami gejala yang tidak biasa dengan saluran pernapasan karena merokok, kamu bisa segera melakukan pengobatan di rumah sakit terdekat. Tidak perlu lagi mengantre, kamu bisa booking rumah sakit melalui aplikasi Halodoc. Caranya sangat mudah, cukup download aplikasi Halodoc di ponselmu sekarang juga!

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg

Referensi: 

Better Health Channel. Diakses pada 2021. Passive smoking.
Rachel E. Jordan, et al. 2011. Diakses pada 2021. Passive smoking and chronic obstructive pulmonary disease: cross-sectional analysis of data from the Health Survey for England. British Medical Journal Open 1(2): e000153.
Medscape. Diakses pada 2021. Passive Smoking and Lung Disease.
Xie L, et al. 2021. Diakses pada 2021. United States Prevalence of Pediatric Asthma by Environmental Tobacco Smoke Exposure. Journal of Asthma 58(4): 430-7.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan