Perubahan Mood Menandai Kemunculan Perimenopause

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 Mei 2020
Perubahan Mood Menandai Kemunculan PerimenopausePerubahan Mood Menandai Kemunculan Perimenopause

Halodoc, Jakarta - Perimenopause mengacu pada waktu saat tubuh wanita melakukan transisi alami menuju menopause, menandai akhir tahun reproduksi. Perimenopause juga disebut transisi menopause. Wanita memulai perimenopause pada usia yang berbeda. 

Kamu mungkin menyadari tanda-tanda perkembangan menuju menopause, seperti ketidakteraturan menstruasi, perubahan mood, dan gejala lainnya di sekitar usia 40 tahunan. Namun, beberapa wanita mengalami perubahan pada usia pertengahan 30 tahunan. 

Gejala yang Dialami Selama Perimenopause

Tingkat estrogen (hormon utama wanita) dalam tubuh naik dan turun tidak merata selama perimenopause. Siklus menstruasi dapat memanjang atau memendek, dan mungkin kamu mengalami siklus menstruasi ketika ovarium tidak melepas sel telur (ovulasi). Kamu juga mungkin mengalami gejala berikut: 

Baca juga: Ini Alasan Wanita Perimenopause Rentan Alami Menoragia

1. Menstruasi Tidak Teratur

Karena ovulasi menjadi lebih tidak dapat diprediksi, lamanya waktu antara periode (mungkin lebih lama atau lebih pendek), aliran darah mungkin ringan hingga berat, dan kamu dapat melewati beberapa periode menstruasi. Jika kamu mengalami perubahan terus-menerus selama tujuh hari atau lebih dalam panjang siklus menstruasi, kemungkinan kamu sedang berada di awal perimenopause. Jika kamu memiliki waktu 60 hari atau lebih antar periode, kemungkinan kamu mengalami perimenopause yang terlambat. 

2. Hot Flashes dan Masalah Tidur

Hot flash sering terjadi selama perimenopause. Intensitas, panjang, dan frekuensinya bervariasi. Masalah tidur sering kali disebabkan oleh hot flash atau keringat malam, tetapi terkadang tidur menjadi tidak dapat diprediksi. 

3. Perubahan Suasana Hati

Perubahan suasana hati atau mood, jadi lekas marah, atau peningkatan risiko depresi dapat terjadi selama perimenopause. Penyebab gejala-gejala ini mungkin diakibatkan gangguan tidur terkait dengan hot flash. Perubahan mood juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak terkait dengan perubahan hormonal perimenopause. 

Baca juga: Penyebab Wanita Alami Perimenopause

4. Masalah Vagina dan Kandung Kemih

Ketika kadar estrogen berkurang, jaringan vagina mungkin kehilangan lubrikasi dan elastisitas, membuat hubungan seksual terasa menyakitkan. Estrogen yang rendah juga membuat kamu lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih atau vagina. Kehilangan tonus jaringan dapat menyebabkan inkontinensia urine. 

5. Kesuburan Berkurang

Saat ovulasi menjadi tidak teratur, kemampuan kamu untuk hamil akan menurun. Namun, selama kamu mengalami menstruasi, kehamilan masih memungkinkan. Jika ingin menghindari kehamilan, gunakan alat kontrasepsi sampai kamu tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan. 

6. Perubahan Fungsi Seksual

Selama perimenopause, gairan dan keinginan seksual dapat berubah. Namun, jika kamu masih memiliki gairah seksual sebelum menopause, ini kemungkinan masih akan berlanjut selama perimenopause dan seterusnya. 

7. Pengeroposan Tulang

Dengan menurunnya kadar estrogen, kamu mulai kehilangan kekuatan tulang lebih cepat. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko osteoporosis, penyakit yang menyebabkan tulang rapuh. 

8. Perubahan Kadar Kolesterol

Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan perubahan yang tidak menguntungkan pada kadar kolesterol darah, termasuk peningkatan kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat. Pada saat yang sama, kolesterol high-density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik menurun pada banyak wanita seiring bertambahnya usia yang juga meningkatkan risiko penyakit jantung. 

Baca juga: Usia Berapa Wanita Alami Perimenopause?

Kamu tidak perlu khawatir dengan gejala perimenopause. Namun, jika kamu mengalami beberapa kondisi, segera hubungi dokter. Kamu mungkin sudah mengalami gejala awal, tetapi ada tanda-tanda lain yang harus diatasi oleh dokter, yaitu: 

  • Bercak setelah menstruasi.

  • Gumpalan darah selama haid.

  • Perdarahan setelah berhubungan intim.

  • Periode menstruasi yang sangat lama atau lebih pendek dari biasanya.

Beberapa gejala mungkin berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon atau fibroid, yang keduanya dapat diobati. Namun, ada juga yang berkaitan dengan kemungkinan kanker. 

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Perimenopause.
Healthline. Diakses pada 2020. Premenopause, Perimenopause, and Menopause.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan